Gubernur Sutarmidji Harap Sensus Pendudukan 2020 Lanjutan Sajikan Perbaikan Data yang Sesuai
Tak hanya bicara sebatas diforum saja, Sutarmidji mengatakan sering melakukan diskusi kepada Kepala Statistik masalah IPM di Kalbar.
Penulis: Anggita Putri | Editor: Try Juliansyah
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Gubernur Kalimantan Barat, Sutarmidji meminta adanya perbaikan data yang betul-betul dilakukan ketika dilakukan sensus penduduk.
Hal itu disampaikannya ketika menghadiri acara rapat kordnasi Sensus Penduduk tahun 2020 lanjutan tingkat Provinsi Kalbar di Hotel Mercure Pontianak, Kamis 12 Mei 2022.
“Saya minta perbaikan data itu harus yang betul dan daerah juga harus betul-betul memperhatikan data itu,”tegas Sutarmidji.
Tak hanya bicara sebatas diforum saja, Sutarmidji mengatakan sering melakukan diskusi kepada Kepala Statistik masalah IPM di Kalbar.
• Diskes Provinsi Kalbar Berikan Arahan Lebih Lanjut Antisipasi Hepatitis Akut Misterius
“Kenapa IPM kita belum mencapai 70 ternyata faktor yang paling berat kita penuhi itu karena adanya peristiwa mandor kita kehilangan dua generasi,”jelasnya.
Dikatakannya bahwa dengan adanya peristiwa Mandor itu menyebabkan orang-orang dulu tidak menyekolahkan anaknya karena takut kalau sekolah terjadi peristiwa yang sama lagi.
“Sehingga yang berat itu angka lamanya belajar kita baru 7,4 tahun. Itu mereka umur 25 tahun ke atas. Lalu umur yang peristiwa Mandor itu 42-43 tahun, sehingga yang umurnya 50-60 tahun itu banyak sekali yang tidak tamat SD dan lain sebagainya,”ungkapnya.
Hal ini lah dikatakannya yang harus diperbaiki. Sedangkan yang lainnya seperti angka harapan lamanya belajar usia 18 tahun di Kalbar 12,65 lebih tinggi dari Jawa Barat itu 12,55. Lalu angka harapan hidup di Kalbar sudah 70 tahun.
“Artinya sudah bagus, pertumbuhan ekonomi sudah bagus, tinggal lamanya sekolah itu susah. Satu-satunya jalan itu program paket C, tapi itukan tidak gampang. Itulah penyebab IPM kita masih rendah,”ujarnya.
Namun untuk ketimpangan ekonomi dikatakannya di Kalbar sudah bagus. Gini Rasio nasional saja 0,38, dan Kalbar cuma 0,32. Maka demikian pertumbuhan ekonomi Kalbar menunjukan di atas nasional. Hanya saja diakuinya inflasi saja sudah di atas, tapi triwulan pertama terjadinya inflasi itu tidak masalah.
“Karena Sintang itu inflasi terbesar karena banjir, Singkawang karena imlek, Pontianak juga imlek. Insya Allah triwulan dua di bawah 0,5 persen, dan sekarang kan masih 1 persen lebih,”pungkasnya. (*)
(Simak berita terbaru dari Pontianak)