PKC PMII Kalbar Sebut Pembelajaran Tatap Muka 100 Persen Sudah Layak Dilaksanakan
"Akan tetapi dengan syarat sekolah tetap melaksanakan prokes yang sesuai dengan standar dan siswa/siswi di sekolah sudah melaksanakan vaksinasi sebaga
Penulis: Muhammad Rokib | Editor: Rivaldi Ade Musliadi
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Sejak bulan Maret 2020 Pandemi COVID-19 yang terjadi memengaruhi segala aspek kehidupan, mulai dari aspek sosial, kesehatan, ekonomi terlebih pendidikan yang mengakibatkan proses pendidikan secara daring (online).
Seiringin berjalannya waktu, kondisi pandemi semakin membaik. Hal tersebut tak terlepas dari berbagai upaya pemerintah dan semua pihak dalam mencegah dan menekan angka penyebaran covid-19 di Indonesia termasuk di Kalimantan Barat.
Pengurus Koordinator Cabang (PKC) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kalimantan Barat menyampaikan, jika dilihat dari grafik data kasus covid 19 di Kalimantan Barat dalam beberapa minggu ini, pihaknya menilai untuk tatap muka 100 persen layak dilaksanakan.
Hal tersebut, dikarenakan dilihat dari data per 9 Mei 2022 kasus covid sudah menurun drastis serta dengan dilaksanakannya vaksinasi di sekolah-sekolah sehingga menjadi pertimbangan kuat, bahwa proses pembelajaran sudah bisa dilaksanakan secara normal.
"Akan tetapi dengan syarat sekolah tetap melaksanakan prokes yang sesuai dengan standar dan siswa/siswi di sekolah sudah melaksanakan vaksinasi sebagai syarat untuk melaksanakan tatap muka 100 persen," jelasnya Andika selaku Biro kajian, pengembangan intelektual, pendidikan, ilmu pengetahuan dan riset PKC PMII Kalbar, Rabu 11 Mei 2022.
• SMA Negeri 3 Pontianak Sudah Berlakukan Pembelajaran Tatap Muka 100 Persen
"Kami juga menekankan untuk Dinas Kesehatan agar menekankan sekolah- sekolah yang belum melaksankan vaksinasi untuk melaksanakannya, serta selalu memberikan edukasi kepada orng tua siswa untuk vaksinasi," imbuhnya.
Ia juga menyampaikan, bahwa pihaknya di bidang pendidikan PKC PMII Kalbar sangat prihatin dengan banyaknya waktu proses tatap muka yang terlewatkan menjadikan peserta didik mengalami kemunduran dalam menerima proses pembelajaran.
Hal ini akibat interaksi yang kurang dinamis dan pertemuan hanya sebatas melalui whatshap, zoom dan media online lainnya.
Dengan keterbatasan dalam membangun pembelajaran yang berbasis kreatifitas dan partisipatif dalam mengembangkan karakter sangat minim untuk terpenuhi dengan baik.
"Pendidikan merupakan suatu proses transfer ilmu pengetahuan dan pengembangan suatu karakter peserta didik. Terjadinya kemunduran pengetahuan dan keterampilan secara akademis dalam kegiatan pembelajaran karena kurang terpenuhinya proses interaksi pembalajarn tatap muka secara langsung karena berbagai macam unsur yang mempengaruhinya," jelasnya.
Capain pembelajarn pun, lanjutnya, juga terkendala secara langsung dalam memahami karakteristik pembelajaran individu secara umum sehingga hal ini yang menjadi pertimbangan PKC PMII Kalbar bidang kajian, pengembangan intelektual, pendidikan, ilmu pengetahuan dan riset, bahwa pembelajaran tatap muka (PTM) sudah bisa dilaksanakan secara normal. (*)
(Simak berita terbaru dari Pontianak)