IDUL FITRI
Kenapa Hati Sedih Saat Mendengar Gema Takbir? Subhanallah Ini Jawabannya
Perasaan sedih bahkan sampai menitikkan air mata kadang terjadi saat mendengar gema takbir berkumandang.
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Gema takbir umumnya akan berkumandang dimalam jelang 1 Syawal atau malam sebelum hari raya Idul Fitri.
Tak hanya dimasjid-masjid, lantunan takbir juga sampai turun ke jalan.
Masyarakat dari dewasa hingga anak kecil berkonvoi-konvoi untuk menggemakan takbir.
Lalu pernahkah merasakan sedih saat mendengar takbir atau takbiran?
Perasaan sedih bahkan sampai menitikkan air mata kadang terjadi saat mendengar gema takbir berkumandang.
Dilansir dari Muslim.or.id yang dalam artikel yang ditulis dr. Raehanul Bahraen, M.Sc, Sp.PK, ada sejumlah hal yang membuat hati sedih saat mendengar takbir.
Baca juga: Daftar Makanan Khas Kalimantan Barat yang Bisa Dinikmati Saat Lebaran Idul Fitri
Tangisan tersebut timbul karena takut kepada Allah, bergetar hatinya karena nama Allah disebut dan berguncang jiwanya ketika mengingat maksiat dan dosa yang dilakukan, oleh karena itu inilah tangisan keimanan, tangisan kebahagiaan dan tangisan hanifnya jiwa.
Allah Ta’ala berfirman,
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ اللّهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ آيَاتُهُ زَادَتْهُمْ إِيمَاناً وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, bertambahlah iman mereka karenanya dan hanya kepada Rabb mereka, mereka bertawakkal.” (QS. Al-Anfal: 2)
Dari Ibnu Mas’ud radhiallahu ‘anhu berkata,
قال لي النبيُّ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم : ” اقْرَأْ علَّي القُرآنَ ” قلتُ : يا رسُولَ اللَّه ، أَقْرَأُ عَلَيْكَ ، وَعَلَيْكَ أُنْزِلَ ؟ ، قالَ : ” إِني أُحِبُّ أَنْ أَسْمَعَهُ مِنْ غَيْرِي ” فقرَأْتُ عليه سورَةَ النِّساء ، حتى جِئْتُ إلى هذِهِ الآية : { فَكَيْفَ إِذا جِئْنا مِنْ كُلِّ أُمَّة بِشَهيد وِجئْنا بِكَ عَلى هَؤلاءِ شَهِيداً } [ النساء / 40 ] قال ” حَسْبُكَ الآن ” فَالْتَفَتَّ إِليْهِ ، فَإِذَا عِيْناهُ تَذْرِفانِ)
“Suatu ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata kepadaku, “Bacakanlah al-Qur’an kepadaku.” Maka kukatakan kepada beliau, “Wahai Rasulullah, apakah saya bacakan al-Qur’an kepada anda sementara al-Qur’an itu diturunkan kepada anda?”. Maka beliau menjawab, “Sesungguhnya aku senang mendengarnya dibaca oleh selain diriku.” Maka akupun mulai membacakan kepadanya surat an-Nisaa’. Sampai akhirnya ketika aku telah sampai ayat ini (yang artinya), “Lalu bagaimanakah ketika Kami datangkan saksi bagi setiap umat dan Kami jadikan engkau sebagai saksi atas mereka.” (QS. an-Nisaa’ : 40). Maka beliau berkata, “Cukup, sampai di sini saja.” Lalu aku pun menoleh kepada beliau dan ternyata kedua mata beliau mengalirkan air mata.”
Baca juga: 5 Daftar Menu yang Selalu Ada Saat Lebaran, Mana Favoritmu?
Dari Haani’ Maula Ustman radhiallahu ‘anhu berkata,
كان عثمان إذا وقف على قبر ؛ بكى حتى يبل لحيته ! فقيل له : تذكر الجنة والنار فلا تبكي ، وتبكي من هذا ؟! فقال إن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال : ” إن القبر أول منزل من منازل الآخرة ، فإن نجا منه ، فما بعده أيسر منه ، وإن لم ينج منه ؛ فما بعده أشد منه