Mahasiswa Profesi Ners Untan Gerlar Talkshow Bertema Cegah Stunting, Sadar Gizi Sejak Dini
Dalam paparannya, koordinator Bidang KBKR BKKBN menyampaikan terkait faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya stunting, yang disingkat 4T.
Penulis: Muhammad Luthfi | Editor: Try Juliansyah
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Dalam rangka Implementasi Pencegahan stunting Praktek Profesi Ners stase Komunitas dan keluarga, Mahasiswa profesi ners Untan angkatan IX menggelar talkshow, sosialisasi, dan workshop dengan tema “cegah stunting, sadar gizi sejak dini”.
Sesuai dengan tema yang diusung, kegiatan ini berfokus pada tindakan pencegahan stunting dengan memperhatikan gizi sejak dini.
Sejak dini yang dimaksud disini ialah pencegahan stunting dapat dimulai dari pasangan yang akan menikah dan ibu hamil. Maka dari itu, kegiatan ini tidak hanya dihadari ibu dan balita, namun juga calon pengantin dan ibu hamil.
Dekan fakultas kedokteran, dr. Muhammad Asrorudin, Sp. M. dalam kata sambutannya, menuturkan bahwa kejadian stunting Kubu Raya masih berada pada angka yang cukup tinggi se-Provinsi Kalimantan Barat.
• Wawako Bahasan Apresiasi Peran Guru Ngaji Tradisional dan Penyuluh Agama Islam di Pontianak
“Berdasarkan data analisis situasi stunting, program-program pencegahan stunting yang dijalankan berbagai pihak belum terintegrasi dengan baik, terdapat banyak pihak yang bekerja sendiri,” jelasnya, dalam rilis yang Tribun terima, Rabu, 20 April 2022.
Kedepannya dirinya berharap, semua pihak dapat bekerjasama untuk mengatasi masalah stunting ini.
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3KB) Kabupaten Kubu Raya, dr. Dyah Tut Wuri Handayani, M.Kes., juga turut mengucapkan terimakasih atas terlaksananya kegiatan ini karena telah berkontribusi terhadap pencegahan stunting.
“berharap kontribusi mahasiswa ini dapat berperan menurunkan prevalensi angka stunting di Kubu Raya,” harapnya.
Kegiatan ini dibuka langsung oleh Kepala Dinas Kesehatan Prov. Kalbar, drg. Hary Agung Tjahyadi, M. Kes., menuturkan bahwa fokus program untuk pencegahan stunting harus berkolaborasi dan melibatkan masyarakat.
“sehingga program-program tersebut dapat berjalan dengan baik dan mereka dapat melakukan pencegahan secara mandiri. Karena bagaimanapun, dari pihak pemerintah anggaran yang telah ditetapkan hanya berupa stimulus dalam pelaksanaan program, lebih lanjutnya keberhasilan program ditentukan oleh masyarakat itu sendiri,” ujarnya.
Terdapat tiga rangkaian acara pada kegiatan yang dilaksanakan pada Selasa, 19 April 2022 ini, yaitu talkshow bersama BKKBN terkait pencegahan stunting, sosialisasi pola asuh, workshop makanan bergizi.
Kegiatan talkshow sendiri menghadirkan tiga narasumber yaitu Hadirin, S. H selaku koordinator Bidang KBKR BKKBN, Ns. Faisal Kholid Fahdi, M. Kep selaku dosen Profesi Ners Untan dan Hefni Bestaman Rusdi, A.Md.Gz. selaku ahli gizi Puskesmas Punggur.
Dalam paparannya, koordinator Bidang KBKR BKKBN menyampaikan terkait faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya stunting, yang disingkat 4T.
Diantaranya Terlalu muda (usia ibu), terlalu tua (ibu dengan usia yang rentan), terlalu sering (frekuensi melahirkan), dan terlalu dekat jarak melahirkan (sebelum anak sebelumnya berusia 3 tahun).
Disisi lain, Ahli Gizi Puskesmas Punggur, Hefni, menyampaikan bahwa ada 3 poin penting yang perlu diperhatikan untuk mencegah stunting, yaitu pola asuh, pola makan, dan lingkungan sekitar (adanya infeksi).