Kabar Perang Rusia Ukraina Terbaru | Terkepung di Mariupol , Tentara UkrainaTolak Seruan Menyerah !
"Mariupol mungkin garis merah", katanya kepada CBS News dalam sebuah wawancara pada hari Minggu. Update berita perang Rusia Vs Ukraina terbaru di sini
lihat foto
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Mariupol masih menjadi satu di antara front aktif dalam perang Rusia Vs Ukraina 2022 baru-baru.
Meski kota pesisir ini nyaris dikuasai total oleh militer Rusia, sejumlah petempur Ukraina memilih terus bertahan.
Menolak menyerah meski kini terkepung.
Dan hanya bisa bertahan di kawasan industri Azovstal.
• Ukraina Sesumbar Kalahkan Rusia ! Yakini Perang Berakhir 3 Bulan Mendatang
Hal itu diungkap oleh Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba .
Dalam update kabar perang Rusia Ukraina terbaru , Dmytro Kuleba mengatakan bahwa sejauh ini memang belum ada komunikasi diplomatik baru-baru ini antara Rusia dan Ukraina di tingkat kementerian luar negeri mereka.
• The FED Bersiap Naikkan Suku Bunga , Perang Rusia Ukraina Hari Ini Jadi Perhatian Bank Sentral US
Dmytro Kuleba juga menyinggung situasi terkini soal kabar perang Rusia Ukrania terbaru di kawasan kota pelabuhan penting Ukraina, Maruipol.
Menurutya, situasi di pelabuhan Mariupol ia gambarkan sebagai sesuatu yang "mengerikan".
Situasi di kota itu bahkan menurutnya mungkin adalah "garis merah" di jalur negosiasi.
"Mariupol mungkin garis merah", katanya kepada CBS News dalam sebuah wawancara pada hari Minggu.
Melansir Kontan.co.id yang melansir laman Reuters, tentara Ukraina menolak ultimatum Rusia untuk meletakkan senjata pada hari Minggu di pelabuhan Mariupol yang hancur.
Moskow mengklaim, wilayah Mariupol hampir sepenuhnya direbut pasukan Rusia dan akan menjadi hadiah terbesar dari perang yang sudah berlangsung hampir dua bulan itu.
• Berita Perang Rusia Ukraina Hari Ini | Paus Fransiskus Sikapi Kekejaman Perang di Ukraina
Perdana Menteri Ukraina Denys Shmyhal mengatakan, pasukan Ukraina di Kota Mariupol masih bertempur meskipun ada permintaan Rusia untuk menyerah sebelum fajar.
"Kami tidak benar-benar memiliki kontak dengan diplomat Rusia dalam beberapa pekan terakhir di tingkat kementerian luar negeri", kata Kuleba dalam wawancara tersebut.
"Satu-satunya tingkat kontak adalah tim perunding yang terdiri dari perwakilan berbagai lembaga dan anggota parlemen. Mereka melanjutkan konsultasi di tingkat ahli tetapi tidak ada pembicaraan tingkat tinggi," tambahnya.
