THR Tingkatkan Daya Beli Masyarakat, Picu Inflasi 

Dengan adanya THR ini akan memicu jumlah uang yang beredar akan tinggi di masyarakat sehingga akan meningkatkan daya beli masyarakat

Penulis: Tri Pandito Wibowo | Editor: Try Juliansyah
TRIBUNPONTIANAK/Maskartini
Pengamat Ekonomi Untan Dr Nella Yantiana 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Menjelang hari raya Idul Fitri di PNS maupun yang swasta menerima Tunjangan Hari Raya (THR).

Berikut tanggapan Pengamat Ekonomi Untan Dr Nella Yantiana terhadap dampak THR terhadap perekonomian.

Perekonomian Kalimantan Barat pada triwulan IV 2021 mengalami pertumbuhan sebesar 4,31 persen (yoy), melanjutkan tren pertumbuhan positif meskipun melambat dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi pada triwulan sebelumnya, yang tumbuh sebesar 4,60 persen (yoy). 

Dari sisi lapangan usaha, pertumbuhan terutama didorong oleh kinerja pertambangan yang meningkat, konstruksi, jasa kesehatan serta perdagangan besar dan eceran.

Baca juga: Festival Meriam Karbit di Pontianak Ditiadakan, Wako Edi : Masyarakat Ingin Memainkan Diperbolehkan

Dari sisi pengeluaran, perbaikan kinerja terjadi pada konsumsi rumah tangga dan ekspor.

Tahun 2022 pertumbuhan ekonomi Kalimantan Barat diperkirakan meningkat dibanding tahun sebelumnya, dan akan terus meningkat sejalan dengan beberapa kondisi yakni mulai berangsurnya pemulihan pandemi covid 19 dengan mempercepat program vaksinasi.

Kemudian disusul dengan menjelang hari raya Idul Fitri diiringi dengan pencairan Tunjangan Hari Raya (THR) baik bagi PNS maupun yang swasta.

Dengan adanya THR ini akan memicu jumlah uang yang beredar akan tinggi di masyarakat sehingga akan meningkatkan daya beli masyarakat dan akhirnya dapat meningkatkan inflasi

Berdasarkan data dari BPS Kalimantan Barat bahwa pada bulan Maret 2022 terjadi inflasi sebesar 0,44 persen dengan Indeks Harga Konsumen (Gabungan 3 kota: Pontianak, Singkawang dan Sintang) sebesar 109,62 poin. 

Inflasi akan meningkat dalam bulan Ramadhan dan hari Raya Idul Fitri apalagi diiringi dengan pencairan dana THR hal ini akan memicu terjadinya inflasi yang tinggi dikarenakan permintaan akan barang atau komsumsi meningkat. 

Pertumbuhan ekonomi Kalbar ini dapat dicapai melalui adanya stabilitas, sehingga kepercayaan terhadap ekonomi akan mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi. 

Inflasi sampai dengan akhir tahun 2022 diperkirakan tetap terjaga dan masih berada dalam rentang sasaran inflasi nasional yang sebesar 3,0+1 persen (yoy). 

Beberapa upaya pengendalian inflasi  antara lain menjamin ketersediaan pasokan dengan melakukan pengembangan komoditas, mendorong kelancaran distribusi, dan melakukan kerja sama perdagangan antar daerah. 

Kegiatan monitoring kondisi pasokan bahan kebutuhan pokok di pasar tradisional, pasar modern, maupun pergudangan juga akan ditingkatkan, terutama menjelang periode perayaan hari besar nasional untuk mengantisipasi inflasi. (*)

(Simak berita terbaru dari Pontianak)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved