Tari Sama Menjadi Media Dakwah dan Pesan Keagamaan Berasal dari Aceh, Siapa Pendirinya ?
Khususnya dalam hal yang mencerminkan keagamaan, sopan santun, pendidikan dan kekompakan dan kepahlawanan.
Penilaian pada tari saman akan dititik beratkan pada kemampuan setiap grup dalam mengikuti berbagai gerakan, lagu (syair) dengan bentul tari yang disajikan oleh pihak lawan.
Sebab tari saman dapat dikreasikan dengan gerakan yang berbeda-beda.
Asal Mula Tari Saman
Tari saman sendiri berasal dari Aceh yang kemudian akan dibawa langsung oleh suku Gayo sebagai suku tertua di wilayah Aceh.
Sebagian besar suku ini kemudian menempati wilayah Kabupaten Bener Meriah, Aceh Tengah, dan Kabupaten Gayo Lues) saat merayakan peristiwa-peristiwa penting terkait berbagai adat setempat.
Syair yang mengiringi tarian ini juga diisi dengan menggunakan bahasa Gayo.
Dalam kesehariannya, suku Gayo juga terkenal dengan suku yang suka berkelompok.
Tarian asal Serambi Mekkah ini kemudian juga dikembangkan oleh ulama besar dari Gayo di Aceh Tenggara, Syekh Saman.
Tari Saman juga merupakan pengembangan dari permainan rakyat, Tepuk Abe kian diminati masyarakat Aceh pada saat itu.
Kondisi ini jugalah yang membuat Syekh Saman terinspirasi untuk mengembangkan tari Tepuk Abe dengan menyisipkan berbagai syair-syair berisi pujian kepada Allah SWT.
Tarian ini juga kemudian menjadi salah satu media dakwah pada saat itu.
Sumber lain juga menyebutkan, kemungkinan-kemungkinan tari tradisional ini berasal dari kesenian Melayu Kuno.
Pendapat ini juga diperkuat dengan unsur gerak khas tepuk tangan dan tepuk dada sebagai ciri khas kesenian dari Melayu Kuno.
Pada mulanya tari saman hanya dilakukan oleh kaum laki-laki dan tidak lebih dari 10 orang banyaknya.
Dengan perkembangan zaman, tarian ini akhirnya dilakukan juga oleh banyak penari perempuan. Tari saman ini juga kemudian membawa beberapa nilai.