Sah! Posisi Hilal Awal Bulan Puasa 2022 Ramadan 1443 H Ditetapkan NU Ketinggian Minimal 3 Derajat

Namun demikian, hasil sidang isbat 1 Ramadhan 1443 baru akan disampaikan oleh Pemerintah melalui Kementerian Agama.

Penulis: Rizky Zulham | Editor: Rizky Zulham
AFP
Ilustrasi - Sah! Posisi Hilal Awal Bulan Puasa 2022 Ramadan 1443 H Ditetapkan NU Ketinggian Minimal 3 Derajat. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Lembaga Falakiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LF PBNU) resmi menetapkan kriteria posisi ketinggian hilal awal Ramadhan 1443 H minimal 3 derajat.

Kriteria itu diputuskan melalui Surat Keputusan LF PBNU No. 001/SK/LF-PBNU/III/2022.

Berisi tentang Kriteria Imkan Rukyah Nahdlatul Ulama yang ditandatangani Ketua LF PBNU KH Sirril Wafa dan Sekretaris LF PBNU H Asmui Mansur.

Dengan menetapkan tinggi hilal minimal 3 derajat dan elongasi hilal minimal 6,4 derajat.

Penetapan Awal Puasa 2022 Hasil Sidang Isbat Hari Ini & Panduan Ibadah Ramadan 1443 H Resmi dari MUI

Namun demikian, hasil sidang isbat 1 Ramadhan 1443 baru akan disampaikan oleh Pemerintah melalui Kementerian Agama (Kemenag) pada Jumat 1 April 2022 mulai pukul 17.00 WIB sore ini.

Merujuk tahun-tahun sebelumnya, hasil Sidang Isbat akan diumumkan selepas Magrib atau menjelang Isya.

Melalui sidang Isbat, pemerintah akan memutuskan apakah puasa dimulai Sabtu, 2 April 2022 atau Minggu, 3 April 2022.

Dikutip dari laman resmi Kemenag, Jumat 1 April 2022, Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah Kemenag, Adib mengakui adanya potensi awal Ramadhan yang berbeda.

Oleh karena itu, Adib meminta masyarakat menunggu hasil Sidang Isbat.

“Kita tunggu hasil Sidang Isbat,” tegas Adib di Jakarta, Kamis 31 Maret 2022.

Potensi perbedaan ini lantaran Muhammadiyah sudah menetapkan awal Ramadhan jatuh pada Sabtu, 2 April 2022.

Terkait perbedaan, Adib mengaku bahwa potensi itu ada saja.

Sebelumnya, pernah juga terjadi perbedaan awal Ramadan, Syawal, dan Zulhijjah.

Besok Mulai Puasa? Pemerintah: Tunggu Hasil Sidang Isbat Awal Puasa 2022 1 Ramadan 1443 H

Hal itu bisa terjadi karena adanya perbedaan metode penetapan.

Ada yang menggunakan metode Hisab Wujudul Hilal, ada yang menggunakan Imkanur-Rukyat.

“Jika pun ada beda awal Ramadan, sudah semestinya kita mengedepankan sikap saling menghormati agar tidak mengurangi kekhusyu’an dalam menjalani ibadah puasa,” pesannya.

Kasubdit Hisab Rukyat dan Syariah Kemenag, Ismail Fahmi menjelaskan, bahwa pada hari pelaksanaan rukyat atau pemantauan, ketinggian hilal di seluruh wilayah Indonesia sudah di atas ufuk, berkisar antara 1 derajat 6,78 menit sampai dengan 2 derajat 10,02 menit.

Fakta ini yang menjadi dasar bagi mereka yang menggunakan metode Hisab Wujudul Hilal untuk menetapkan awal Ramadan bertepatan 2 April 2022.

Sementara Kemenag, sebagaimana fatwa MUI, menetapkan awal Ramadan, Syawal, dan Zulhijjah berdasarkan metode Hisab dan Rukyat.

Hasil perhitungan astronomi atau Hisab, dijadikan sebagai informasi awal yang kemudian dikonfirmasi melalui metode Rukyat (pemantauan di lapangan).

“Posisi hilal pada kisaran 1 sampai 2 derajat ini cukup krusial dalam konteks rukyat atau pemantauan. Apalagi, kriteria baru yang disepakati MABIMS (Menteri-Menteri Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura), awal bulan masuk jika posisi hilal saat matahari terbenam sudah 3 derajat dan elongasi 6,4 derajat. Dalam konteks inilah ada potensi perbedaan awal Ramadan,” jelasnya.

“Sidang Isbat akan menunggu laporan hasil pemantauan hilal, apakah ada yang melihat ataukah tidak. Selanjutnya, peserta sidang akan bermusyawah untuk menentukan awal Ramadan. Jadi, mari tunggu pengumuman hasil dari Sidang Isbat,” ujarnya.

Tata Cara dan Niat Mandi Besar Bulan Puasa Ramadan

Berikut link untuk memantau hasil sidang Isbat:

1. TV

LINK tvri.go.id

LINK Vidio TVRI

LINK UseeTV TVRI

LINK KompasTV

Youtube TV Kompas

2. YouTube Kemenag

LINK

3. Instagram Kemenag

LINK

Wapres Berharap Awal Ramadhan Bersamaan

Wakil Presiden Maruf Amin memberi tanggapan soal potensi perbedaan awal Ramadhan.

Menurut Wapres, apabila terjadi perbedaan penetapan awal Ramadhan ini juga harus dibarengi dengan toleransi dari semua pihak.

"Tapi walaupun tidak sama, itu sudah ada semacam pemahaman bersama. Artinya ada toleransi," kata Maruf Amin dalam tayangan video di kanal YouTube Kompas TV, Jumat 1 April 2022.

Lebih lanjut, Maruf menjelaskan bahwa Muhammadiyah menggunakan pendekatan Wujudul Hilal dalam menetapkan awal Ramadhan.

Sementara pemerintah menggunakan pendekatan Imkanur-Rukyat.

Kendati demikian, Maruf masih berharap bahwa awal Ramadhan tahun ini bisa sama.

"Muhammadiyah dengan pendekatan namanya Wujudul Hilal. Tapi kalau pemerintah itu kepada Imkanur-Rukyat, minimal dua derajat."

"Tapi kalau melihat tahun ini kemungkinan lebih dari dua derajat, kemungkinannya akan sama, mudah-mudahan sama," ungkapnya.

Sementara itu, Profesor Riset Bidang Astronomi dan Astrofisika, Pusat Riset Antariksa BRIN, Thomas Djamaluddin juga mengatakan, Muhammadiyah telah memutuskan awal Ramadhan jatuh pada 2 April 2022.

Karena sudah masuk kriteria pendekatan Wujudul Hilal yang digunakan Muhammadiyah.

Namun bagi yang menetapkan awal Ramadhan dengan menggunakan Imkanur-Rukyat seperti pemerintah, hilal tidak mungkin bisa dirukyat menurut kriteria astronomi.

Sehingga awal Ramadhan berpotensi jatuh pada 3 April 2022.

"Menurut Muhammadiyah ini sudah memasuki kriteria Wujudul Hilal, sehingga mereka memutuskan awal Ramadhan jatuh pada tanggal 2 April 2022."

"Tapi yang menggunakan Imkanur-Rukyat, hilal tidak mungkin bisa dirukyat menurut kriteria astronomi. Sehingga berpotensi awal Ramadhan jatuh tanggal 3 April 2022," terang Thomas.

(*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved