Ramadhan Kareem

Sederet Manfaat dan Keistimewaan Berbuka Puasa dengan Kurma

Rasulullah menganjurkan kurma untuk berbuka puasa karena beragam manfaat kurma dari sisi kesehatan....

Penulis: Dhita Mutiasari | Editor: Dhita Mutiasari
AFP
Buah kurma - Sederet Manfaat dan Keistimewaan Berbuka Puasa dengan Kurma. 

Namun karena kandungan gulanya yang tinggi, penderita diabetes harus menghindarinya.

Melansir dari artikel tribunpontianak.co.id yang berjudul Khasiat Buah Kurma Bisa Mengatasi Sakit Maag saat Puasa  disebutkan Kurma mengandung berbagai macam kandungan nutrisi dan dapat berfungsi sebagai obat.Buah kurma juga merupakan makanan yang mengandung energi tinggi dengan komposisi ideal, di dalamnya memiliki kandungan karbohidrat, triptofan, omega-3, vitamin C,vitamin B6, Ca2+, Zn, dan Mg.

Selain itu buah kurma mengandung serat yang sangat tinggi dimana dalam 100 gram buah kurma mengandung serat 6,7 gram (27% AKG).

Serat yang terkandung didalam buah kurma mampu mengobati sakit maag.

Hal ini disebabkan karena serat tersebut mampu mengurangi peradangan pada dinding lambung serta menetralisir tingginya asam lambung .

Selain itu serat buah kurma juga mampu mencegah penyerapan kolesterol LDL dalam usus serta membantu melindungi selaput lendir usus dengan mengurangi paparan dan mengikat bahan kimia yang menyebabkan kanker usus besar. Sehingga sangat dianjurkan untuk mengkonsumsi 7 buah kurma setiap hari atau ketika sahur dan berbuka puasa.

Pada umumnya buah kurma dikonsumsi hanya sebagai cemilan. Akan tetapi sebagai variasi anda bisa mengonsumsi buah kurma dengan cara di jus. Ketika buah kurma di jus maka nutrisi dari buah akan lebih cepat terserap dan dicerna di dalam tubuh dengan lebih baik sehingga dapat bermanfaat meningkatkan kekebalan tubuh dari penyakit.

Selain itu buah kurma juga dapat di olah dengan cara direndam kedalam air di malam hari kemudian mengonsumsinya pada pagi hari ketika kurma berubah bentuk menjadi layaknya sirup hal ini dapat memberi manfaat kesehatan yang paling optimal.

Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa mengkonsumsi buah kurma sangatlah penting di bulan puasa. 

Khasiat Kurma Menurut Pakar

Pakar Gizi Masyarakat Kemenkes RI, Nurgi Afriansyah menjelaskan bahwa ketika berbuka puasa tubuh perku segera memperoleh energi siap serap dalam bentuk glukosa.

Sebagai informasi, glukosa adalah jenis karbohidrat paling sederhana, dan merupakan gula utama dalam darah, bahan bakar dasar bagi tubuh.

"Dibandingkan dengan beberapa buah-buahan lain, jumlah gula (total) dan glukosa kurma memang jauh lebih tinggi," ungkap Nurfi dilansir dari Harian Kompas, 24 November 2020.

"Sedangkan kadar energinya hanya kalah dengan kismis. yaitu sekitar 289 berbanding 271,” imbuhnya.

Nurfi menambahkan, bahwa energi yang didapat dengan mengkonsumsi kurma 100 gram saja kira-kira setara dengan energi yang diperoleh dari nasi 150 gram.

Kurma juga menyediakan beberapa zat gizi penting seperti kalium, magnesium, niasin, dan serat dalam jumlah yang diperlukan tubuh.

Diantara gizi tersebut, kalium memiliki peran penting dalam membuat jantung dapat berdenyut teratur, dan mengaktifkan kontraksi otot.

 Selain itu, kalium juga mampu mengendalikan keseimbangan air dalam jaringan dan sel-sel dalam tubuh, serta membantu mengatur tekanan darah.

Nurfi menjelaskan bahwa dalam beberapa penelitian, makanan yang sarat kalium dan magnesium (minimal 400mg per hari) dapat mengurangi resiko terkena stroke.

Terlebih, magnesium juga membantu fungsi saraf dan otot, termasuk pengaturan irama jantung agar tetap normal.

Niasin membantu pelepasan energi dari makanan, serta menjaga fungsi kulit, saraf, dan sistem pencernaan agar tetap normal, yang diduga kuat berperan melawan penyakit jantung.

Sementara sejumlah penelitian menunjukkan, asupan (intake) serat yang tinggi dapat menurunkan kadar kolesterol darah dengan menghambat penyerapan lemak pada usus besar.

Tak hanya sampai di situ, kurma juga terbukti mampu menurunkan asam lambung.

Penelitian menyebutkan, ketika tubuh sedang berpuasa, kadar asam lambung meningkat, yang ditunjukkan dengan gejala-gejala seperti rasa panas dan "berat" pada lambung, serta mulut asam.

Makanan pemasok serat unggul, seperti kurma, dapat menggerakkan aksi otot mengaduk-aduk dan mencampur makanan, serta memecahnya menjadi partikel-partikel kecil.

Hal tersebut membuat tubuh mengikat asam-asam empedu, dan membuka area antara lambung dengan usus duabelas jari dan pangkal usus halus, serta mengeluarkan sisa pencernaan makanan lewat usus kecil.

Khasiat Buka Puasa dengan Kurma

Dilansir dari Kompas.com, Ketua Umum Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisional dan Jamu Indonesia (PDPOTJI), Dr (Cand) dr Inggrid Tania MSi, dalam webinar di kanal YouTube PDPOTJI Online yang dikutip Kompas.com.

Tania menyebutkan, beberapa kandungan gizi yang terkandung dalam sebutir kurma, antara lain protein, kalsium, fosfor, zat besi, kalium, dan vitamin A.

Selain itu, kurma juga tinggi akan serat pangan larut yang bisa memperlancar proses pencernaan serta bersifat antimikroba sehingga dapat melindungi lambung dan usus, misalnya dari parasit yang terbawa dalam makanan yang kita makan. Oleh karena itu, kurma sebetulnya tak hanya baik untuk dikonsumsi sebagai menu berbuka puasa, tetapi juga baik untuk mengawali sesi makan.

"Misalnya ketika traveling, makan di restoran atau ke warteg, lebih bagus makan kurma dulu karena baik untuk mengondisikan dan melindungi lambung dan usus kita dan membantu melawan parasit dan bakteri yang mungkin bisa masuk bersama makanan," ucapnya.

Tak sebabkan obesitas

Tania menjelaskan, kurma memang mengandung gizi makro seperti karbohidrat dan protein, tetapi kurma tidak menyebabkan obesitas karena tinggi kandungan serat. Sekadar gambaran, menurut Fatsecret, satu butir kurma mengandung sekitar 23 kalori, 0,03 gram lemak, 6,23 gram karbohidrat, dan 0,2 protein.

Untuk mengawali berbuka puasa, kita bisa mengonsumsi tiga hingga lima butir kurma.

"Karena merupakan buah, kurma adalah pangan bebas kolesterol, bebas lemak, dan bisa dikatakan bebas sodium, walaupun ada sodium alaminya," ujar Tania.

Kurma juga bebas gluten sehingga diyakini aman bagi orang-orang yang memiliki sensitivitas gluten.

"Kalorinya rendah, tapi cukup memenuhi kalori di saat berbuka puasa dan sebelum makan," ucapnya.

(*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved