Ramadhan Kareem
Awal Puasa 2022 Tanggal Berapa? Bulan Ramadhan 1443 H Berapa Hari Lagi 2022 Hitung Mundur
Pemerintah, Muhammadiyah, dan NU memiliki cara masing-masing dalam penetapan awal Ramadhan...
Tidak semua peserta sidang Isbat akan hadir ke kantor Kemenag.
Biasanya, sidang isbat akan diawali dengan seminar posisi hilal awal Ramadan oleh Tim Falakiyah Kemenag.
Kemudian dilanjutkan dengan melaporkan hasil hisab dan pantauan Rukyatul hilal oleh tim Kemenag di seluruh Indonesia.
Dari hasil tersebut, Kemenag bersama sejumlah pihak akan memutuskan kapan awal Ramadhan 1443 H/2022 dimulai.
Dengan demikian, patut dinanti pengumuman selanjutnya dari pemerintah terkait kapan 1 Ramadhan 1443 H/2022.
• 5 Tips Bugar dan Produktif Selama Bulan Puasa
Cara penentuan awal Ramadhan
Indonesia menggunakan metode Hisab dan Rukyat dalam menentukan awal bulan pada Kalender Hijriyah. Dua metode tersebut digunakan oleh umat Islam karena berbasiskan pada peredaran bulan. Sehingga, penentuannya dilandaskan pada penampakan hilal atau bulan sabit muda.
1. Hisab
Hisab dapat diartikan dengan penghitungan secara matematis dan astronomis untuk menentukan posisi bulan dalam menentukan dimulainya awal bulan pada kalender Hijriah.
Ada beberapa rujukan atau kitab yang digunakan untuk metode hisab di Indonesia. Metode hisab juga ada yang menggunakan metode kontemporer.
Caranya yakni menggunakan rumus-rumus yang ada pada kitab tersebut, seperti bagaimana cara untuk menghitung awal bulan dengan data astronomis yang ada.
2. Rukyat
Sementara, Rukyat adalah aktivitas pengamatan visibilitas hilal (bulan sabit) saat Matahari terbenam menjelang awal bulan di Kalender Hijriah. Umumnya, metode Rukyat digunakan guna menentukan awal bulan Zulhijah, Ramadhan, dan Syawal.
Dalam melakukan pemantauan, Kemenag bekerja sama dengan organisasi masyarakat Islam, pakar BMKG, pakar Lapan, dan pondok pesantren yang telah melakukan penghitungan di wilayahnya. Penghitungan tersebut dilakuakn untuk menghindari terjadinya "salah lihat".
Sebab, jika tinggi hilal berada di bawah 2 atau 4 derajat, maka kemungkinan obyek yang dilihat bukan hilal, melainkan bintang, lampu kapal, atau obyek lainnya. Hilal bisa dilihat dengan ketinggian minimal 2 derajat, elongasi (jarak sudut matahari-bulan) 3 derajat, dan umur minimal 8 jam saat ijtimak.