Kabut Asap di Kalbar Makin Pekat dan Jarak Pandang Kapal hanya 50 Meter, BMKG Catat 108 Titik Api
Dari 108 titik hotspot tersebut, tersebar di delapan kabupaten/kota. Terbanyak, titik api terdeteksi , di Kabupaten Kubu Raya (KKR).
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Dalam beberapa hari terakhir, kebakaran lahan kembali terjadi di wilayah Kota Pontianak dan Kabupaten Kubu Raya (KKR). Akibatnya, kabut asap semakin pekat mulai menyelimuti wilayah ibukota Provinsi Kalbar, yakni Kota Pontianak, dan sekitarnya di KKR, dan Mempawah.
Selain mengganggu lalu lintas di jalan raya, kabut asap pun menggangu alur pelayaran di Sungai Kapuas, yang membuat sejumlah kapal motor terpaksa menyandarkan kapalnya menunggu hingga jarak pandang lebih baik.
Seperti halnya yang diungkapkan seorang kapten kapal motor, Jaiman, yang terpaksa menyandarkan kapalnya sementara menunggu jarak pandang lebih baik, di Desa Wajok Hilir, Kecamatan Siantan, Mempawah.
Jaiman mengungkapkan, jarak pandang di Sungai Kapuas hanya berkisar 50 meter, Kamis 3 Maret 2022 pagi. Oleh sebab itu, dirinya memutuskan untuk sandar sembari menunggu jarak pandang lebih baik.
• Petani Nanas Kubu Raya Alami Kerugian Gagal Panen Akibat Karhutla
Kabut asap yang mengurangi jarak pandang ini dikatakannya sudah terjadi dua hari belakangan, namun kemarin kabut asap lebih tebal. “Kabut asap ini sudah dua hari, hari ini (kemarin, red) paling tebal. Kalau kabut seperti ini kita sandar atau tambat saja dulu. Tidak berani, karena jarak pandang terganggu,'' tuturnya.
Sebaran titik hotspot atau sebaran deteksi kebakaran hutan dan lahan (Karhutla), di wilayah Kalbar memang terpantau cukup banyak. Koordinator Data dan Informasi Stasiun Meteorologi Kelas I Supadio Pontianak, Sutikno menyampaikan, sebanyak 108 titik tercatat berdasarkan data lapangan 2-3 Maret 2022.
Dari 108 titik hotspot tersebut, tersebar di delapan kabupaten/kota. Terbanyak, titik api terdeteksi , di Kabupaten Kubu Raya (KKR). Adapun, sebaran titik hotspot di Kalbar, antara lain di Kabupaten Sambas 1 titik, Mempawah 10, Ketapang 1, Sintang 1, Bengkayang 8, Landak 1, Kayong Utara 2, Pontianak 4, Singkawang 1 dan KKR sebanyak 77.
Sedangkan untuk di Kabupaten Melawi, Sekadau, Kapuas Hulu dan Sanggau masih zero hospot. Lebih lanjut, ia menerangkan, bahwa untuk hari ini masih diperkirakan cuaca masih panas sehingga perlu diwaspadai terjadinya kebakaran hutan dan lahan.
"Diprakirakan hari ini (kemarin) masih dominan panas, mulai besok (hari ini-red) tanggal 4 Maret 2022 akan mulai periode hujan, sehingga mulai 4 Maret 2022 diprakirakan kebakaran hutan dan lahan akan berangsur-angsur dalam kategori aman," jelasnya.
Bangun Embung Desa
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kubu Raya tetapkan status siaga untuk mengantisipasi terjadinya bencana kabut asap akibat Karhutla. Dengan begitu, Pemkab Kubu Raya menggelar apel siaga di halaman Kantor Bupati Kubu Raya, pada Selasa 1 Maret 2022 lalu.
Apel siaga sebagai bentuk kesiapsiagaan dalam penanggulangan bencana kebakaran hutan dan lahan di Kabupaten Kubu Raya, yang kini telah masuk dalam status siaga. Bupati Kubu Raya Muda Mahendrawan mengatakan, Kabupaten Kubu Raya merupakan satu diantara daerah di Kalimantan Barat yang rentan terjadi bencana kebakaran hutan dan lahan.
"Oleh karena itu seluruh elemen dan stakeholder terkait dituntut untuk siap siaga dalam menghadapi karhutla," ungkap Muda.
• BMKG Prakirakan Hujan Baru Terjadi Pada 4-7 Maret, Waspada Karhutla Hingga 4 Maret
Bupati Muda menambahkan, menghadapi musim kemarau dimana sering terjadi kebakaran, pihaknya telah mengeluarkan surat edaran terkait status siaga bencana kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan di Kabupaten Kubu Raya.
"Sebagai gambaran awal, berdasarkan data penanganan karhutla di Kabupaten Kubu Raya sejak awal tahun 2022 hingga bulan Maret ini, terdapat sebanyak 83 titik api (hotspot) dengan luasan yang bervariasi," kata Muda.
Lanjutnya, untuk mengantisipasi bertambahnya titik api , Muda menambahkan, membutuhkan koordinasi yang lebih intensif.
"Setelah apel ini, seluruh pemangku kepentingan di Kabupaten Kubu Raya, kami instruksikan agar meningkatkan koordinasi dan komunikasi yang telah terbangun baik selama ini. Begitu juga dengan masyarakat, agar tidak membuka lahan dengan cara membakar," pintanya.
Dia menambahkan, pihaknya terus melakukan upaya dalam pencegahan karhutla seperti pembuatan sekat kanal (canal blocking) dan pembuatan embung atau kolam penampungan air yang dibangun di setiap desa.
"Pencegahan lainya, patroli terpadu akan tetap dilakukan selama status darurat ditetapkan. Begitu juga terus mengingatkan masyarakat agar tidak membuka lahan dengan cara membakar," jelas Muda.
15 Titik di KKR
Kapolres Kubu Raya AKBP Jerrold HY Kumontoy, mengatakan pihaknya masih berkonsentrasi pada penanganan kebakaran hutan yang terjadi di 15 titik di Kubu Raya.
"Namun kita juga menginventarisir penyebab terjadinya karhutla. Apabila penyebab karhutla dilakukan dengan sengaja, kami akan melakukan tindakan tegas secara hukum," katanya.
Kapolres Jerrold mengimbau kepada masyarakat untuk tidak membakar hutan atau lahan, karena menyebabkan dampak yang luas, seperti kesehatan dan mengganggu keselamatan transportasi.
"Semua itu akan menjadikan masalah baru, seperti ekonomi tidak stabil. Apalagi saat ini masih masa pandemi. Maka kami berharap masyarakat yang membuka lahan, terutama yang cocok tanam, agar tidak membuka dengan cara membakar," pintanya.
Beberapa hari tidak diguyur hujan, kebakaran lahan juga terjadi kembali di Kota Pontianak, Selasa kemarin. Kebakaran terjadi di wilayah Kecamatan Pontianak Tenggara, antara jalan Sepakat 2 dan jalan Parit Haji Husin 2.
Petugas pemadam kebakaran bersama kepolisian dan TNI, sudah ada di lokasi guna melakukan proses pemadaman. Namun, dikarenakan sumber air yang jauh dari titik api, proses pemadaman pun masih terkendala.
Selain mengerahkan mobil pemadaman dengan Tanki, petugas pemadam kebakaran pun membersihkan parit yang jaraknya beberapa ratus meter sebagai sumber air untuk proses pemadaman. Kemudian, Kepolisian pun turut mengerahkan mobil Watercanon sebagai upaya menambah pasokan air.
Wakapolresta Pontianak, AKBP NB Darma menyampaikan, dari hasil pengecekan pihaknya menduga terdapat unsur kesengajaan pembakaran lahan di wilayah Kecamatan Pontianak Tenggara.
"Saya mengecek sendiri titik api yang memang dimulainya pembakaran, saya katakan pembakaran sepertinya memang ada unsur sengaja,"ujarnya.
Terkait luasan lahan yang terbakar pihaknya hingga kini masih belum dapat diprediksi. Selain cuaca yang panas dan angin kencang, dikatakan AKBP Darma kendala pihaknya melakukan pemadaman yakni sumber air yang cukup jauh dari titik kebakaran. Sebagai skenario pemadaman, pihaknya bersama seluruh yang terlibat akan membuat kantong-kantong air sebagai antisipasi bila kebakaran mendekati pemukiman warga.
Pantauan Satelit
Selain di Pontianak dan KKR, Karhutla juga terjadi di lokasi perkebunan sawit masyarakat di Desa Sungai Jaga A, Kecamatan Sungai Raya, Bengkayang. Kepala Daops Manggala Agni Kalimantan IX/Singkawang, Yuyu Wahyudin menerangkan, kebakaran tersebut telah terjadi sejak Minggu 27 Februari 2022 kemarin.
Hal tersebut berdasarkan hasil pantauan satelit NOAA20 dan informasi dari Kepala Desa setempat, di mana terpantau 1 hotspot confiden medium saat itu. Mendapati informasi tersebut, tim Manggala Agni Kalimantan IX/Singkawang langsung menuju lokasi untuk memadamkan api tersebut.
"Sejak kemarin hingga saat ini kami masih dalam proses pemadaman api, lahan yang terbakar cukup luas," ujar Yuyu, Kamis (3/3).
Yuhu menerangkan, upaya pemadaman yang dapat di lakukan hingga saat ini sudah mencapai 4,5 Hektar di Desa Sungai Jaga A. Untuk mencapai lokasi Karhutla, lanjutnya, Petugas Daops Manggala Agni Kalimantan IX/Singkawang harus menempuh 62 Kilometer atau sekitar 2 jam perjalanan, dari Kantor Daops Manggala Agni Kalimantan IX/Singkawang.
Pemadaman juga di lakukan bersama-sama dengan masyarakat setempat dan Kelompok Masyarakat Peduli Api (MPA). Yuyu mengingatkan agar berhati-hati dalam mengelola lahan kering saat cuaca yang cukup panas dalam dua pekan terakhir ini, yang berpotensi Karhutla.
"Kami berharap penjalaran api dapat di kendalikan, karena tingkat kekeringan sangat tinggi, dan cuaca terik panas saat ini," tukasnya.
Sementara itu, Kepala Regu Pemadam, Jhon Mamora menerangkan, untuk mencapai titik lokasi, pihaknya hanya dapat menggunakan sepeda motor, karena jalur tersebut tidak memungkinkan mobil untuk masuk. "Akses mobilisasi yang kami tempuh hanya bisa di lalui menggunakan sepeda motor" tutur Jhon Mamora.
Di lokasi, lanjutnya, vegetasi yang terbakar berupa pohon akasia, resam, pohon sawit serta semak belukar dengan kondisi tanah Gambut.