Klaim Stok Minyak Goreng Aman, Kadisperindag Kalbar Imbau Masyarakat Tak 'Panic Buying'
Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Energi dan Sumberdaya Mineral Kalimantan Barat, Kamaruzaman memastikan bahwa stok minyak goreng di Kalbar
Penulis: Ferryanto | Editor: Hamdan Darsani
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Energi dan Sumberdaya Mineral Kalimantan Barat, Kamaruzaman memastikan bahwa stok minyak goreng di Kalimantan Barat aman.
Dilihat dari neraca perdagangan bahwa stok aman di berbagai daerah. Oleh sebab itu ia berpesan kepada masyarakat untuk tidak bersikap Panik Buying.
"Kita juga terus koordinasi dengan para distributor, produsen, maupun pelaku usaha, masyarakat jangan panik buying agar penyaluran distribusi minyak goreng ini tepat sasaran,"ujarnya, Saat rapat koordinasi bersama tim dari Kementrian Perdagangan, Selasa 22 Februari 2022.
• Stok Minyak Goreng dan Gula di Gudang Bulog Putussibau Kosong
Dengan panic buying, dikatakan Kamaruzaman maka dapat mengganggu stok, terlebih saat ini mendekati hari raya.
Dari penghitungan berdasarkan jumlah penduduk, perorang di Kalbar dalam sebulan mengkonsumsi minyak goreng 0,76 liter, bila dikumulasikan, dalam setahun mencapai 9,12 liter.
Kemudian, kebutuhan dalam satu bulan berkisar 4 ribu ton, stok minyak goreng saat ini terdapat 22 ribu ton, sehingga dipastikan bahwa 3 hingga 4 bukan kedepan stok minyak di Kalbar aman.
Kesan kelangkaan yang terjadi saat ini menurutnya terjadi akibat adanya panic buying, dimana terdapat trik yang digunakan warga saat membeli minyak goreng bila di Supermarket atau minimarket yang sudah membatasi penjualan perorangan 2 liter.
"Retail itu kan menjual menggunakan struk, satu strik 2 liter, sehingga bisa saja yang datang itu suami istri plus anak,sehingga tidak bisa dibatasi, karena ketentuan seperti itu, kedua juga sulit dikontrol terkait yang ada di pasar Tradisional, mereka menjual, ketika habis datangkan lagi, oleh sebab itu kita minta masyarakat jangan panik,"ujarnya.
Di Kalbar, ia mengatakan terdapat 2 pabrik yang memproduksi minyak goreng, satu di Kota Pontianak dan di Mempawah, di kota Pontianak PT Wilmar hanya bisa mencukupi 30% kebutuhan, sedangkan di Mempawah tidak diperuntukkan untuk memenuhi pasal Lokal, karena perizinan perusahaan tersebut untuk ekspor.
Menyikapi kelangkaan minyak goreng ini, pihaknya akan melakukan razia di lapangan bersama Satgas Pangan Kalbar, bilamana didapati adanya unsur penimbunan maka akan dilakukan tindakan tegas. (*)
[Update Informasi Seputar Kota Pontianak]