Kasus Harian Pontianak Capai 400 Orang, Sidiq Handanu: Abai Prokes Picu Lonjakan Covid-19
Kadiskes menerangkan, dari banyaknya kasus tersebut temuan kasusnya dari klaster sudah merata di semua tempat.
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Lonjakan penyebaran kasus Covid-19 di Kalbar terus terjadi. Data Kementerian Kesehatan (Kemenkes), terjadi penambahan 583 orang, sehingga kasus aktif Covid-19 di Kalbar menjadi 3.476 kasus hingga Minggu 20 Februari 2022.
Lonjakan itu juga memicu tingkat keterisian rumah sakit (BOR). Bahkan, dua rumah sakit di Kota Pontianak, BOR tembus angka 100 persen. Hal itu diungkapkan Kepala Diskes Kota Pontianak, Sidiq Handanu.
Ia menyampaikan bahwa rata-rata kasus Covid-19 di Kota Pontianak dalam waktu satu pekan terakhir ini berada di atas 200 atau mendekati 300 kasus. Bahkan, pada 17 Februari 2022 kemarin, kata Handanu, kasus Covid-19 berada di posisi 427 kasus positif yang ditemukan di Kota Pontianak. "Ini memang dua pekan ke depan kita akan menuju kepada puncaknya. Maka kita harus waspada," ujarnya.
Puncak kasus covid-19 pada gelombang ketiga ini diperkirakan pada awal Maret hingga pertengahan Maret 2022. Handanu menerangkan lonjakan kasus covid-19 yang terjadi di Kota Pontianak dikarenakan kecepatan penularan dari orang ke orang.
• Sidiq Handanu Sebut Varian Omicron Bisa Perberat Penyakit Kronis yang Diderita Pasien COVID-19
"Karena kita sudah memasuki tingkat empat penularan yaitu community transfusion atau penularan yang berada di tingkat komunitas, jadi memang penularannya masif dan cepat," jelasnya.
Kendati demikian, Handanu, mengatakan masih belum diketahui dari sekian banyaknya kasus tersebut apakah varian Omicron atau bukan. "Belum tahu omicron atau bukan, yang jelas kasus ini ditemukan adalah covid-19 berdasarkan tes PCR ," katanya.
Namun demikian, untuk gejala setiap pasien yang terkonfirmasi positif covid-19, kata Handanu, kurang lebih sama seperti varian omicron bahkan varian sebelumnya, yaitu batuk, pilek, dan deman. "Gejala itu relatif dan masing-masing orang berbeda," katanya.
Kadiskes menerangkan, dari banyaknya kasus tersebut temuan kasusnya dari klaster sudah merata di semua tempat.
Hal tersebut, karena penularan kasus covid-19 saat ini sudah masuk melalui komunitas. "Jadi sekarang ini masing-masing sudah saling tukar-menukar virus sudah merata," ungkapnya.
Akibat lonjakan kasus tersebut, berakibat pada keterisian tempat tidur isolasi di rumah sakit meningkat.
Handanu menyebut, untuk kondisi BOR di Kota Pontianak meningkat, pada berdasarkan laporan hari ini sudah menyentuh angka 33,8 persen. "Kalau kasus meningkat, maka BOR di rumah sakit memang rawan," katanya.
Misalnya yang ia menyebutkan, untuk di rumah sakit Anugerah Bunda Khatulistiwa (ABK) dan Kharitas Bakti sudah berada di angka 100 persen, RSU St Antonius dan RS Mitra Medika di atas 50 persen.
Sedangkan untuk RSUD Soedarso dan RS Kota Pontianak berada di atas 30 persen. "Dan memang rumah sakit ini menjadi pertahanan terkahir kita. Kalau semuanya tidak bisa mengendalikan diri ya penularannya akan tinggi," ungkapnya.
Sedangkan untuk, positivity rate di Kota Pontianak dua hari yang lalu sempat menyentuh angka 32 persen. Handanu mengatakan angka ini merupakan angka yang tinggi. Namun memang, untuk rerata positivity rate di Kota Pontianak berada di angka di atas 10 persen atau dua kali dari standar WHO.
Maka dalam upaya yang dilakukan untuk menekan angka penyebaran covid-19 ialah menerapkan protokol kesehatan 5M. "Apabila ditemukan kerumuman diatas batas kapasitas dan waktu, maka diminta untuk bubar," tegasnya.
Selain itu, dirinya juga mengimbau kepada masyarakat agar bisa menjaga tingkat kesehatan masing-masing dengan pola hidup sehat. Sehingga, jika pun misalnya terpapar covid-19, tetapi tetap sehat.
"Kemudian tetap konsumsi makanan yang sehat, olahraga teratur dan yang belum vaksin agar segera Vaksin. Karena virus covid-19 ini sudah menyebar sedemikian rupa sehingga sangat sulit dikendalikan melalui pembatasan sosial karena kegiatan masyarakat sudah seperti kondisi normal," pungkasnya.
Tak Disiplin
Sementara itu Plt Kepala Dinas Kesehatan (Kadiskes) Provinsi Kalbar, Erna, mengatakan faktor terjadinya kenaikan kasus (Kalbar), karena masyarakat mulai tidak disiplin protokol kesehatan (Prokes). “Sehingga memudahkan penularan Covid-19,” ujar Erna, Senin 21 Februari 2022.
Ia menjelaskan, kenaikan kasus konfirmasi Covid-19 berawal dari klaster keluarga. Ada bagian dari keluarga melakukan perjalanan, lalu kontak erat dengan anggota keluarga lainnya sehingga terjadi penyebaran Covid-19 tersebut.
“Dimana sebelumnya dilakukan pemeriksaan dari hasil screening, dan pelaku perjalanan yang dinyatakan positif Covid-19,” jelasnya.
Oleh sebab itu ia mengimbau Diskes Kabupaten dan Kota mengingatkan Puskesmas agar meningkatkan screening dan pelacakan pada kontak erat kasus positif Covid-19.
“Saya juga mengimbau kepada masyarakat agar disiplin dan jangan kendor terhadap Prokes,” imbaunya.
Data Diskes Kalbar, sebaran 583 kasus konfirmasi tersebut, yakni di Pontianak sebanyak 340 kasus konfirmasi, Kubu Raya 98 kasus, Ketapang 19 kasus, Kapus Hulu 9 kasus, Sintang 8 kasus, Sekadau 4 kasus, Sanggau 14 kasus, Landak 8 kasus, Bengkayang 20 kasus, Sambas 8 kasus, Singkawang 27 kasus, Mempawah 25 kasus, luar wilayah 2 kasus.
• Kasus Covid-19 di Pontianak Kian Melonjak, Warga Diminta Waspada dan Terapkan Prokes Ketat
Ia menjelaskan, peningkatan kasus di Kalbar saat ini apakah karena adanya omicron masih menunggu hasil pemeriksaan WGS dari Litbankes. Walaupun, diakuinya, sudah ditemukan dua kasus Omicron masuk ke Kalbar sebelumnya.
Selain itu, dikatakannya untuk data terkait BOR selalu di update untuk melihat kenaikan pasien yang dirawat di RS. Sampai 20 Februari 2022 ketersediaan BOR untuk ruangan TT Isolasi Covid-19 tersedia sebanyak 1.520 TT, terpakai 184 TT (dengan BOR 12,11 persen).
Sedangkan TT ICU Intensif Covid-19 total tersedia 107 TT dan sudah terpakai 18 TT (BOR 12,42 persen). Lalu untuk total TT ICU dan Isolasi Covid-19 sebanyak 1.627 TT, terpakai 202 TT (BOR 12,47 persen). “Rata-rata memang mereka yang bergejala ringan sampai sedang seharusnya melakukan pemeriksaan swabs,” ujarnya.
Menyebar di Masyarakat
Sekretaris Dinas Kesehatan dan KB Kota Singkawang, Rindar Prihartono, menerangkan penyebaran virus Covid-19 di Kota Singkawang bukanlah dari klaster tertentu, melainkan menyebar di masyarakat.
"Kasus kita sudah imbang antara orang yang dapat di luar Singkawang karena perjalanan ke luar daerah, dengan orang yang tertular di Singkawang," ujar Rindar.
Terjadinya peningkatan kasus Covid-19 di Kota Singkawang saat ini, kata Rindar, tidak terlepas dari peringatan Kemenkes tentang gelombang ketiga. Penularan Covid-19 di gelombang ketiga ini, kata Rindar, masih berpotensi terus meningkat dan terjadi pula di daerah-daerah lainnya di Indonesia.
Kemenkes, lanjut Rindar, juga memperkirakan gelombang ketiga Covid-19 ini juga dipicu oleh varian Omicron. Namun di Kota Singkawang pihaknya masih belum dapat memastikannya, pasalnya pihaknya belum menerima hasil dari sampel swab yang sudah dikirim.
"Kami mengimbau masyarakat untuk segera memeriksakan diri apabila mengalami gejala batuk, pilek, demam dan gejala suspek covid lainnya karena varian omicron memiliki ciri penularan yang cepat tetapi dengan gejala yang relatif ringan sehingga kalau tidak cepat dideteksi akan cepat sekali penularan di masyarakat," tukasnya.