Distributor di Pontianak Akui Tiga Bulan Tak Dapat Alokasi Minyak Goreng dari Pabrik
Akan tetapi, kata Hongky, saat ini ada kabar, karena perusahaannya kembali mendapat alokasi minyak goreng kiriman dari Pulau Jawa yang diperkirakan ti
Penulis: Faisal Ilham Muzaqi | Editor: Rivaldi Ade Musliadi
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Sales Manager CV Indo Prima yang merupakan salah satu distributor minyak goreng kemasan di Pontianak Hongky mengungkapkan, bahwa saat ini kondisi minyak goreng di gudangnya sedang kosong.
Bahkan kata dia, sudah sejak tiga bulan belakangan ini tidak mendapat alokasi pasokan minyak goreng dari pabrik.
"Sejak tiga bulan lalu kami tidak dapat alokasi dari pabrik. Jadi kita menjual ke konsumen juga ada pembatasan," ujarnya, Selasa 22 Februari 2022.
Akan tetapi, kata Hongky, saat ini ada kabar, karena perusahaannya kembali mendapat alokasi minyak goreng kiriman dari Pulau Jawa yang diperkirakan tiba pada pekan depan.
"Kita harapkan pengiriman minyak goreng itu, berjalan dengan lancar sehingga stok tersedia untuk memenuhi kebutuhan pasar. Tetapi kita tegaskan lagi, bahwa kami hanya mendapat jatah dari pabriknya sehingga untuk dijual ke toko pun masih kita batasi," ujarnya.
• Sidak Stok Migor di Distributor dan Swalayan, Mulyadi Minta Masyarakat Tak Panic Buying
Hongky menyebut, untuk harga minyak goreng kemasan yang akan didistribusikan sudah memberlakukan harga baru sesuai dengan ketetapan pemerintah yaitu Rp13 ribu per liter.
"Dari informasi yang kita dapat, minyak goreng yang akan masuk pada pekan depan sebanyak 4 hingga 5 ribu karton. Tapi kalau dulu sebelum terjadinya kelangkaan, biasanya pasokannya bisa dua kali lipat untuk memenuhi kebutuhan minyak goreng di seluruh wilayah Kalbar," ungkapnya.
Pembatasan minyak goreng dari pabrik ini, terang dia, sejatinya sudah dilakukan sejak bulan November lalu. Dia menilai pembatasan ini bukan diakibatkan penetapan Harga Eceran Tertinggi (HET) dari pemerintah, akan tetapi karena terbatasnya ketersediaan pasokan minyak goreng.
"Kalau dari gudang kami biasanya kebutuhan minyak goreng yang kita suplai ke toko-toko atau grosir sekitar 10 ribu karton per bulan," pungkasnya. (*)
(Simak berita terbaru dari Pontianak)