Pola Hidup Sehat

Mengapa Terapi Plasma Konvalesen Bagi Penderita Covid-19 Kini Dilarang? WHO Ungkap Penyebabnya

Prof Zubairi mengatakan, terutama klorokuin dulu sempat banyak digunakan untuk perawatan pasien Covid-19 di China pada masa awal pandemi.

ERNESTO CARRICO / NURPHOTO / NURPHOTO VIA AFP
Ilustrasi - Seorang karyawan mengevaluasi tes cepat COVID-19 di Rio de Janeiro, Brasil, pada 19 Januari 2022. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID- Obat Covi-19 kini banyak dijual bebas dipasaran.

Namun, tahukah kamu efek dari obat tersebut dan asli kah manfaat yang sesuai anjuran untuk kondisi tubuh kita?

Kelima obat tersebut diantaranya, Ivermectin, Klorokuin, Oseltamivir, plasma konvalesen dan Azithromycin.

Namun, baru-baru ini terungkap bahwa obat-obat tersebut telah dihentikan pemakaiannya.

Melansir dari Kompas, Ketua Satgas COVID-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Prof Zubairi Djoerban menyebutkan kelima obat yang sebelumnya pernah dipakai untuk pengobatan pasien Covid-19.

Tren Kasus Covid-19 Pada Anak Alami Peningkatan, Kondisi Rentan Ini Jadi Tanda Bahaya Oleh IDAI

Melalui akun Twitternya, ia juga memaparkan bahwa kelimanya sudah tidak efektif lagi.

"Untuk Oseltamivir dan Azithromycin itu ada lima perhimpunan profesi yang menyatakan bahwa itu tidak boleh dipakai lagi, di Kementerian Kesehatan (Kemenkes), telah mendengar itu, dan tidak lagi membolehkan pemakaian itu," ujar Zubairi.

Dijelaskan olehnya, Azythromycin tidak bermanfaat sebagai terapi Covid-19 baik skala ringan serta sedang.

Kecuali bila memang ditemukan bakteri selain virus penyebab Covid-19 di dalam tubuh pasien.

Kemudian bagaimana dengan Oseltamivir, Ivermectin, Klorokuin, dan plasma konvalesen? Yuk, simak penjelasannya!

Cara Akses Paket Obat Gratis Pasien PCR Positif Covid-19 Lewat Layanan Telemedicine

Prof Zubairi menjelaskan, Oseltamivir pada dasarnya merupakan obat untuk influenza.

Serta tidak ada bukti ilmiah yang menyatakan bisa digunakan untuk pengobatan Covid-19.

"Bahkan WHO sudah menyatakan obat ini tidak berguna untuk Covid-19," katanya melalui Twitter.

"Kecuali saat Anda dites terbukti positif influenza, yang amat jarang ditemukan di Indonesia," lanjutnya.

Sementara itu, terkait terapi plasma konvalesen Prof Zubairi juga mengungkapkan bahwa khasiatnya tidak efektif.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved