Imlek dan Cap Go Meh

Ini Makna Cap Go Meh Digelar di Hari ke-15 Setelah Perayaan Imlek

Selain itu, Bong Wui Kong menerangkan, masyarakat Negara China, tidak menggelar perayaan Cap Go Meh seperti yang dilakukan di Kota Singkawang.

Penulis: Rizki Kurnia | Editor: Try Juliansyah
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/Rizki Kurnia
Salah satu tatung di Vihara Che Thian Thai Shin, Jalan P Natuna, Kota Singkawang, Kalimantan Barat, berdiri di Altar sembari beratraksi dengang tongkat. Senin 14 Februari 2022. /Rizki Kurnia 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SINGKAWANG - Perayaan Cap Go Meh selalu digelar di hari ke-15 setelah momen pergantian Tahun Baru Imlek.

Ternyata, terdapat makna tertentu di balik ditetapkannya hari ke-15 sebagai perayaan Cap Go Meh.

Menurut seorang Tokoh Masyarakat Tionghoa di Kota Singkawang, Bong Wui Kong, hari ke-15 yang dijadikan momen perayaan Cap Go Meh merupakan penutup dari rangkaian perayaan Imlek.

Ia menerangkan, di hari ke-15 tersebut, bulan biasanya tampak lebih jelas dan oleh masyarakat Tionghoa dianggap sebagai penutup perayaan Imlek.

Pimpin Apel Patroli POH, Ini Arahan Kapolsek Kapolsek Singkawang Selatan pada Personel

"Kalau hari ke satu bulan Imlek itu kan bulan kecil, boleh dikatakan sulit melihat bulan, karena tertutup oleh hawa kotor, lalu purnama ini kan hari ke-15, bulan terang bulat, oleh masyatakat dianggap penutup Imlek," jelas Bong Wui Kong, Senin 14 Februari 2022.

Selain itu, Bong Wui Kong menerangkan, masyarakat Negara China, tidak menggelar perayaan Cap Go Meh seperti yang dilakukan di Kota Singkawang.

Setiap mengakhiri perayaan Imlek, lanjutnya, masyarkat Negara China melakukannya dengan membuat pesta-pesta meriah, tanpa ritual seperti Cap Go Meh.

Hal ini tidak terlepas dari sejarah Cap Go Meh di Kalimantan Barat yang merupakan campuran budaya Tionghoa dengan Dayak pada jaman dahulu. (*)

(Simak berita terbaru dari Singkawang)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved