Feri Bardan-Siantan Setop Sementara karena Dermaga di Jalan Bardan Nadi Rusak
Karena jujur saja, kalau sudah macet lewat Jembatan Kapuas itu bosan juga, apalagi kalau kena hujan
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Sejumlah pengendara mengeluhkan terhentinya sementara layanan penyeberangan Bardan-Siantan, Kota Pontianak. Dampaknya, mereka harus memutar melewati Jembatan Kapuas I atau Jembatan Kapuas II untuk menyeberangi Sungai Kapuas.
Berdasarkan pantauan Tribun, di kawasan Dermaga Bardan di Jalan Bardannadi, Kecamatan Pontianak Kota, kondisinya sepi pada Minggu 6 Februari 2022.
Tidak ada aktivitas penyeberangan feri dari Dermaga Bardan ke Dermaga Siantan Kecamatan Pontianak Utara, atau sebaliknya. Aktivitas penyeberangan ini terhenti sementara karena ada kerusakan di bagian Dermaga Bardan. KMP Jembatan Kapuas yang melayani penyeberangan, tampak hanya tertambat di dermaga tersebut.
Andra, warga Jl Merdeka di Kecamatan Pontianak Kota, mengaku setiap hari kerja selalu menggunakan penyeberangan feri Bardan-Siantan. Sebagai pekerja, penyeberangan itu mendukung perjalanannya menuju kantor tempatnya bekerja di daerah Wajok, Kabupaten Mempawah.
“Hampir setiap hari ya saya menggunakan penyeberangan feri ini. Rumah saya itu di Jl Merdeka, dan kantor saya ada di daerah Wajok. Jadi memang melakukan penyeberangan menggunakan kapal feri ini merupakan alternatif untuk mempersingkat waktu saat saya pergi dan pulang bekerja,” jelasnya, Minggu 6 Februari 2022.
• Tiang Vendor Retak dan Penyeberangan Kapal Feri Ditutup Sementara, Wali Kota Minta Segera Diperbaiki
Ia mengatakan, sudah hampir sepekan penyeberangan feri ini tidak beroprasi. “Kalau tidak salah saya, sejak hari Senin atau hari Selasa lalu memang sudah tidak beroperasi. Jadi saya pergi bekerja itu melewati tol (Jembatan) Kapuas 1, dan memang terasa perbedaan waktunya,” ungkapnya.
Andra mengatakan, ada selisih waktu sekitar 15 menit ketika melewati penyeberangan feri, dibanding memutar lewat Jembatan Kapuas I dan Jembatan Landak. “Kalau lewat tol itu, dari Jl Merdeka ke Wajok bisa memakan waktu kurang lebih 30 menitan. Sedangkan jika menggunakan feri, hanya 15-20 menit,” katanya.
Andra belum mendapat informasi apa yang menyebabkan penyeberangan feri terhenti sementara. “Kalau penyebabnya apa, saya tidak tahu, mungkin sedang dilakukan maintenance kapal. Yang pasti, harapan saya, agar penyeberangan feri ini bisa segera beroperasi lagi,” ujarnya.
“Karena sebagai warga yang rutin pulang pergi Jl Merdeka-Wajok, cukup merasa terganggu. Apalagi jika jembatan macet, atau pun cuaca sedang buruk, saya tidak bisa memotong jalan,” katanya.
Pengendara lainnya, Sudirman (24), juga terpaksa menyeberang ke Pontianak Utara menggunakan Jembatan Kapuas I dan Jembatan Landak, karena penyeberangan feri ditutup sementara.
"Biasanya saya lewat di penyeberangan feri ini. Tapi karena sekarang ditutup, ya terpaksa harus lewat Jembatan Kapuas I, walaupun di sana kendaraan cukup padat, bahkan macet," ungkapnya.
Ia berharap agar penyeberangan feri bisa segera beroperasi seperti sedia kala. Ia beralasan, penyeberangan feri membuat perjalanan menuju kawasan Siantan, menjadi lebih singkat meskipun harus mengeluarkan biaya.
"Karena jujur saja, kalau sudah macet lewat Jembatan Kapuas itu bosan juga, apalagi kalau kena hujan," katanya.
Harapan beroperasinya kembali penyeberangan feri Bardan-Siantan, juga disampaikan Haris Kusmindar, mahasiswa asal Anjongan, Kabupaten Mempawah. Meski sudah sekitar sepekan penyeberangan itu tutup, Haris mengaku baru mengetahuinya.
Ia mengatakan, biasanya sepekan sekali ia lewat di penyeberangan feri. Namun sudah sebulan terakhir ia tidak melaluinya.