Mimpi yang Menjadi Kenyataan, Santi Berhasil Dirikan Sekolah Perhotelan Pertama di Kalimantan Barat

Tentu untuk membangun Sekolah membutuhkan keputusan yang panjang, dan perjalanan yang panjang bagi sosok Santi yang memang sejak kecil bercita-cita in

Penulis: Anggita Putri | Editor: Hamdan Darsani
TRIBUNPONTIANAK/ File Santi
Santi founder Sekolah Perhotelan Bali (SPB) Borneo yang terletak di Jalan Arteri Supadio Gedung Mitra Graha No. 3-4 Kec. Sungai Raya, Kabupaten Kubu Raya. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Santi yang berasal dari salah satu daerah  di Kalbar yang kini telah menetap di Bali berhasil mewujudkan mimpinya untuk mendirikan Sekolah Perhotelan Bali (SPB) Borneo yang terletak di Jalan Arteri Supadio Gedung Mitra Graha No. 3-4 Kecamatan Sungai Raya, Kabupaten Kubu Raya

Tentu untuk membangun Sekolah membutuhkan keputusan yang panjang, dan perjalanan yang panjang bagi sosok Santi yang memang sejak kecil bercita-cita ingin sekolah dibidang Perhotelan

Ia menceritakan kenapa tertarik membuka Kampus Perhotelan di Kalbar yakni karena mengingat dirinya berasal dar anak desa yang lahir di Sungai Duri, dan SD/ SMP di Batu Ampar, Kabupaten Kubu Raya.  Dimana  jika ingin ke kota butuh waktu berjam-jam dengan menggunakan transport kapal laut.

Satgas Covid-19 Kota Pontianak Gelar Patroli Gabungan pada Malam Hari

“Saya selalu punya cita-cita suatu hari saya harus ke kota bahkan keluar negeri yang banyak sekali gedung-gedung tinggi,”ujarnya. 

Saat itu, ia berkeinginan mencari sekolah pariwisata dan perhotelan yang menurutnya masih sangat nyambung dengan apa yang ia inginkan. Ia berpikir jika mengambil jurusan Pariwisata pasti bisa jalan-jalan.

Setelah itu, ia berangkat ke kota untuk melanjutkan pendidikannya, namun saat itu belum menemukan sekolah perhotelan maupun  pariwisata. Akhirnya ia masuk SMK Immanuel Pontianak dengan mengambil Jurusan Managemen.

[Update Informasi Seputar Kota Pontianak]

Setelah selesai SMK, ia melanjutkan untuk mencari Perguruan Tinggi masih tetap pada pendiriannya yakni jurusan Perhotelan. Akan tetapi di Pontianak belum ada, dan hanya adanya di luar Kalbar.

“Kalau kuliah di luar seperti di Jakarta orang tua saya tidak mengizinkan, mau tidak mau saya ambil di UPB Pontianak Jurusan Managemen Bisnis,”ungkapnya.

Lulus kuliah ia memutuskan untuk keluar Kalbar untuk mencari pengalaman dan memilih ke Jakarta dengan bekal Ijazah S1 nya dan ingin bekerja di perusahaan ternama. 

Beberapa kali melamar, ia sempat diterima  menjadi sekretaris di salah satu perusahaan di Jakarta dan setelah itu pindah beberapa kali, sampai akhirnya ia bertemu dan berkomunikasi dengan temannya di Batam.

Setelah berbincang dan intens melakukan komunikasi, ia ingin melamar pekerjaan perhotelan dan mendapatkan rekomendasi dari temannya. Pada akhirnya, ia di terima disalah satu hotel bintang 4 di Bintan sebagai marketing.

“Saat itu bos saya maunya kita semua harus multitasking. Kalau di hotel katanya harus bisa ini dan itu. Jadi kita melakukan training, itu  sekitar di tahun 2003,”ujarnya.

Setelah bekerja di perhotelan ia merasakan apa yang ia bayangkan selama ini sesuai saat bekerja di hotel yakni rapi dan bersih , serta etika pelayanannya juga ada.

“Saya selalu mikir kalau kerja selain dapat gaji. Saya juga harus dapat ilmu, dan lihat lagi apakah sesuai bidang saya,”jelasnya.

Namun seiring waktu ia merasa tak banyak yang bisa ia lakukan saat bekerja disitu dan memilih Resign,serta memutuskan ikut orang tuanya pindah ke Bali.

Di Bali ia membantu usaha butik keluarga, namun ia masih saja belum menemukan yang menjadi passionnya. 

Ia juga melakukan kursus jangka pendek di Surabaya karena berencana ingin membuka resto and cafe namun saat itu rencananya tidak jadi karena beberapa hal. 

Ia sempat juga bergabung dengan bisnis IT disitu lah ia bertemu dengan pendiri Sekolah Perhotelan Bali di tahun 2017 yang kini menjadi Institut Pariwisata dan Bisnis Internasional (IPBI). 

Berjalannya waktu ia terus berkomunikasi akhirnya menemukan apa yang ia inginkan yakni mengingingkan adanya sekolah Perhotelan di Pontianak, Kalbar.

Setelah perjalanan panjang, akhirnya ia memberanikan diri untuk mengambil peluang untuk menawarkan idenya membangun SPB di Pontianak.

Kini ia merupakan Pendiri atau Founder dari SPB Pontianak, Provinsi Kalbar. Kenapa ia memilih untuk mendirikan di Kalbar, karena pengalamannya dahulu ingin mengambil jurusan tersebut namun tidak ada di Kalbar. 

“Sekolah ini (Perhotelan) tidak sama seperti yang lainnya, karena sekolah satu tahun mempunyai kesempatan tidak hanya bekerja di hotel Indonesia, tapi juga luar negeri,”jelasnya.

Kenapa perhotelan , ia menjelaskan sebab waktu itu ia saat memilih menetap di Bali, melihat kondisi di Pontianak hanya punya tiga hotel.  Namun sekian waktu semuanya kini sudah berkembang pesat, akan tetapi kekuragan SDM.

“Saya merasa pelayanan hotel di Bali dan di Kalbar sangat berbeda, kita tentunya butuh SDM untuk Kalbar khususnya di Perhotelan,”jelasnya.

Dikatakannya jika ada sekolah Perhotelan di Kalbar, anak-anak Kalbar bisa belajar untuk memberikan service pelayanan yang baik mengingat perkembangan perhotelan di Kalbar terus tumbuh, beserta destinasi wisata yang banyak.

Musker dan Rakercab Dimulai, Berikut Target Program Prioritas Ketua PCNU Kota Pontianak

SPB Borneo di Kalbar telah berdiri sejak 2019 dan kini sudah mempunyai 45 mahasiswa. Selain itu, jika bergabung menjadi mahasiswa SPB Borneo akan berkesempatan untuk magang di luar negeri.

“Kalau bekerja dengan bagus tentu mempunyai peluang untuk bekerja disana (luar negeri), serta mendapatkan sertifikat nasional bahkan internasional,”jelasnya.

Dikatakannya untuk program internship tersebut menggunakan jasa Agensi untuk mengirimkan para mahasiswa ke beberapa negara tujuan sebagai pemenuhan program magang.

Setelah pulang tentu banyak pengalaman kerja yang mereka dapatkan, selain bisa bekerja tentu akan bisa membantu daerah bahkan keluarga.

“Makanya saya mau kerjasama dengan Pemda untuk memberikan beasiswa sesuai daerah masing-masing,”ujarnya.

Ia masih terus berjuang untuk mendorong agar ada anak daerah yang mempunyai kemampuan sesuai standar pelayanan di perhotelan, dan mendapatkan pengamalam diluar itu.

SPB saat ini ada tiga jurusan yakni Profesional Culinary Program, Entrepreneur Culinary Program dan Hospitaly Program. Selain itu tidak hanya menyalurkan SDM yang ada untuk perhotelan bintang lima di dalam negeri maupun luar negeri, tapi juga ke kapal pesiar.

Bahkan dosen juga diambil langsung dari Bali seperti I Ketut Suwaryana  Best Culinary Art Indonesia, dan instruktur atau chef asal Kalbar yakni Ray Valdi yang sudah punya pengalaman sekolah Pariwisata di Bali dan pengalaman di Amerika. 

“Jadi dosen kita sudah berpengalaman dan profesional,”ujarnya.

Dengan bersekolah di SPB Borneo selama 1 sampai 2 tahun bisa memiliki sertifikat sebagai bukti kompetensi dibidang Perhotelan dan Pariwisata yang diakui didalam maupun luar negeri pada Hotel-Hotel Bintang 5. 

Hal ini terbuktti dengan sudah diterimanya anak didik SPB Borneo diterima melakukan internship di beberapa negara asing, seperti Amerika Serikat (USA), Australia, Maldive dan beberapa negara lain, serta beberapa daerah di Indonesia seperti Jakarta, Yogayakarta, Bali dan darah lain di Indonesia.

“Adanya kenyataan tersebut saya sanyat antusias dan yakin bahwa anak-anak muda di Kalimantan Barat bisa bekerja untuk meningkatkan perekonomian keluarga dan daerahnya,”ujarnya.

Sehingga pengalaman hidup dari anak anak muda yang tidak menyenangkan tidak terulang Kembali.

Pada akhirnya tujuan besar dari SPB Borneo adalah untuk membangun SDM Kalimantan Barat yang unggul khususnya bidang Perhotelan dan Pariwisata yang saat ini menjadi leading Sector pembangunan ekonomi di Indonesia.

Sehingga SDM Kalimantan Barat mampu bersaing ditengah kerasnya persaingan pada era Revolusi Industri 4.0. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved