Kondisi Terkini Pasca Letusan di Gunung Anak Krakatau - Warga hingga Wisatawan Dilarang Mendekat
Erupsi tersebut terekam pada seismogram dengan amplitudo maksimal 46 mm dan durasi lebih kurang 59 detik.
Gunung Anak Krakatau muncul tahun 1927, setelah induknya, Gunung Krakatu mengalami letusan pada 27 Agustus 1883.
Rata-rata pertumbuhan tinggi Gunung Anak Krakatau yaitu 4 sampai 6 meter per tahun.
Saat ini, tinggi Gunung Anak Krakatau telah mencapai 300 meter di atas permukaan laut.
Sama dengan gunung yang terletak di daratan, gunung berapi yang berada dibawah laut pun bisa meletus.
Kekuatan letusan gunung api bawah laut ini bergantung dari seberapa kuat dorongan magma dari perut bumi.
Walaupun sama-sama gunung berapi, ilmuwan menyebut bahwa letusan gunung api bawah laut dapat menimbulkan dampak lebih besar daripada gunung berapi di darat.
Berdasarkan informasi dari Magma Indonesia, keadaan cuaca di Gunung Anak Krakatau yaitu cerah hingga hujan.
Angin lemah hingga kencang ke arah timur, selatan dan barat daya. Suhu udara sekitar 27-31°C dengan kelembaban 46-66%.
Sedangkan pengamatan kegempaan terakhir, 9 kali gempa Letusan/Erupsi dengan amplitudo 40-58 mm, dan lama gempa 20-169 detik.
Pengamatan tersebut merupakan pengamatan yang dilakukan pada 4 Februari 2022, periode waktu 00:00 sampai 24.00 WIB.