Yosef Murka Kasus Subang Kini Ramai Lagi - Pengakuan Tersangka dan Alat Bukti hingga Kinerja Polisi

Yosef mengaku sangat terganggu oleh asumsi-asumsi liar para youtuber yang menyudutkan dia sebagai pelaku di balik kematian istri dan anaknya.

Editor: Rizky Zulham
YouTube Tribun Pontianak
Ilustrasi - Yosef Murka Kasus Subang Kini Ramai Lagi - Pengakuan Tersangka dan Alat Bukti hingga Kinerja Polisi. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Hari berganti hari bahkan sudah memasuki hitungan bulan Kasus Subang yang sempat menyita banyak perhatian kini mencuat lagi ke permukaan.

Belum terungkapnya pelaku pembunuhan ibu dan anak di Subang, Jawa Barat membuat polemik kasus ini semakin panas.

Tak hanya di kalangan dua kubu yang selama ini berseteru, yakni kubu Yoris dan Yosef serta kubu Danu.

Para netizen yang selama ini mengikuti kasus tewasnya Tuti Suhartini dan Amalia Mustika Ratu pun dibuat gemas karena hingga kini polisi belum juga mengungkap pelaku dan dalangnya.

5 Bulan Berlalu Kasus Subang Apa yang Sudah Dilakukan Polisi? Para Saksi Saling Tuduh dan Fakta Baru

Bahkan mereka sampai membuat petisi terkait dugaan pencucian uang di yayasan Bina Prestasi Nasional.

Seperti diketahui, yayasan Bina Prestasi Nasional didirikan Yosef serta dikelola istri dan anak-anaknya.

Anak Yosef, Yoris Raja Amanulla menjadi ketua yayasan, sementara istri Yosef, Tuti Suhartini menjadi bendahara serta Amalia Mustika Ratu sekretarisnya.

Yayasan Bina Prestasi Nasional kerap dikaitkan dengan tragedi pembunuhan yang menewaskan Tuti dan Mustika Ratu.

Karena itu, setelah kasus ini muncul, yayasan yang mengelola SMP dan SMK itu pun vakum.

Baru akhir-akhir ini Yosef dan Yoris berusaha menghidupkan kembali yayasan.

Namun, belum juga yayasan aktif lagi, petisi ini muncul dan hingga hari ini, Kamis 3 Februari 2022 telah ditandatangani sebanyak 1.549 kali.

Banyaknya antusiasme netizen mendukung petisi ini, membuat target petisi naik dari 1.500 menjadi 2.500.

Lalu, bagaimana pihak Yosef atau Yoris menanggapi petisi ini?

Hingga berita ini diunggah belum ada pernyataan resmi dari kubu mereka.

Di bagian lain, justru Yoris kini tengah asyik refreshing setelah kasus yang menguras emosinya berjalan lima bulan.

Di akun youtube Yoris and Family terbaru, kakak Amalia Mustika Ratu ini tampak asik bermain mobil remote control yang dibelinya dari sebuah toko mainan.

Masuk 150 Hari Kasus Subang - Kini Para Saksi Saling Tuduh Atas Kematian Ibu dan Anak

Yoris juga menunjukkan koleksi mobil remote control miliknya.

Di unggahan sebelumnya, Yoris juga memamerkan kebersamaan keluarganya saat berlibur di sejumlah lokasi wisata.

Selama ini, Yoris memang jarang mereaksi kabar terkait kasus pembunuhan ibu dan adiknya.

Terakhir, dua minggu lalu Yoris tampil bersama ayah dan kerabatnya yang juga Kepala Desa Jalancagak, Indra Zainal Alim.

Saat itu Yoris sempat ditanya harapannya terakit kasus yang menimpa ibu dan adiknya.

Dia meminta doa masyarakat agar kasus ini segera terungkap.

Di bagian lain, ayah Yoris, Yosef justru semakin berani melawan tudingan kepadanya.

Dalam tayangan video di channel youtube Indra Zaenal Chanel, Yosef berseru siap menyerang balik pihak-pihak tersebut.

"Kita sudah diframing namanya anak dan bapak. Alhamdulillah (sudah bersatu)

Saya siap diserang. Sekarang akan menyerang mereka. itu aja. Saya tidak akan takut, sampai dimana pun kebenaran akan terungkap," seru Yosef sambil mengacungkan telunjuknya ke atas.

Lalu, siapa pihak yang akan diserang balik Yosef?

Ternyata, kemarahan Yosef itu ditujukan kepada para youtuber yang selama ini membuat asumsi-asumsi liar terhadapnya.

Yosef mengaku sangat terganggu oleh asumsi-asumsi liar para youtuber yang menyudutkan dia sebagai pelaku di balik kematian istri dan anaknya yang mayatnya ditemukan di dalam bagasi mobil mewah.

Bila para Youtuber terus-terusan membuat opini liar yang membuat dirinya tidak nyaman, Yosef tak segan-segan akan melaporkan ke polisi.

Berulang kali, Yosef mengatakan sama sekali tidak terlibat dalam pembunuhan ibu dan anak itu.

Justru, dia sangat sedih. Apalagi korban adalah orang yang sangat disayanginya.

"Banyak Youtuber-youtuber yang membuat fitnah-fitnah kepada saya terutama kepada keluarga saya, nanti akan saya laporkan kalo masih terus membuat fitnah kepada saya," ucap Yosef kepada TribunJabar.id, Selasa 25 Januari 2022.

Babak Baru Kasus Subang dan Fakta Sosok Pelaku dalam Sketsa Polisi hingga Identitas Lengkap

Menurut Yosef, hal tersebut tentunya menjadi beban dia dan keluarganya.

Maka dari itu, ia peringatkan kepada konten Youtuber untuk tidak memberkan asumsi-asumsi liar kepada masyarakat.

"Yang menyerang saya terus nanti akan saya laporkan itu saya tidak akan segan-segan. Soalnya itu sudah menjadi beban sekali buat saya itu begitu berat sekali disudutkan," katanya.

Selain itu, Yosef melanjutkan, hal seperti itu nantinya akan membalikan semuanya kepada kenyataan yang dimana bahwa ia tidak sama sekali terlibat atas kematian dari Tuti Suhartini (55) serta Amalia Mustika Ratu (23).

"Mungkin secepatnya pelakunya ditetapkan oleh penyidik pihak kepolisian percaya nya saya sepenuhnya," ujar Yosef.

Isi Petisi Selengkapnya

Petisi berjudul 'Usut Kasus Pencucian Uang Di Yayasan Bina Prestasi Nasional Subang Jawa Barat' yang diajukan lewat change.org.

Petisi tersebut pada dasarnya permintaan agar kasus Subang yang terjadi 18 Agustus 2021 lalu itu agar diusut tuntas.

Di sisi lain, petisi itu juga berisi permintaan mengusut kasus pencucian uang di yayasan yang dikelola dua korban dan beberapa saksi yang merupakan keluarga korban.

Petisi tersebut juga menjadi permintaan dari publik yang ditujukan langsung kepada Presiden Jokowi, Kapolri RI, Kejaksaan Agung RI dan Kajati Jawa Barat.

Berikut isi petisi:

Usut Kasus Pencucian Uang di Yayasan Bina Prestasi Nasional Yang Bisa Menjadi Pintuk Masuk Untuk Pengungkapan Kasus Pembunuhan Ibu Tuti Suhartini Dan Anaknya Amalia Mustika Ratu Di Subang Jawa-Barat.

Tanggal 18 Agustus 2021 telah terjadi peristiwa yang menggemparkan, Yaitu pembunuhan yang menewaskan 2 orang wanita di Jalan Cagak, Subang.

Kedua wanita yang memiliki hubungan ibu dan anak tersebut bernama Tuti Suhartini (ibu) dan Amalia Mustika Ratu (anak).

Kedua jenazah ditemukan di dalam bagasi mobil alphard yang dikuasai oleh korban. Almarhumah Tuti memiliki 2 anak.

Disamping Amalia (korban tewas), Putra nya (sekarang menjadi saksi kasus pembunuhan) bernama Yoris Raja Amalullah. Suami korban bernama Yosep Hidayah (saksi).

Akan tetapi hingga petisi ini dibuat, penyelidikan yang dilakukan oleh Polres Subang dan Polda JABAR belum juga menemukan titik terang. Belum ada tersangka.

Kedua almarhumah, Putra Almarhumah Tuti dan suaminya Yosef, bertahun-tahun berkecimpung dalam 1 yayasan yang mereka dirikan.

Nama yayasan tersebut “Yayasan Bina Prestasi Nasional”, yang bergerak di bidang pendidikan. Yang menjadi keprihatinan kami, Ternyata Yoris dan keluarganya adalah pendiri sekaligus merangkap pembina dan pengurus yayasan.

Mereka memperoleh imbalan besar dari pemasukan yayasan. Sedangkan Undang-undang yang ada melarang pendiri, pembina, pengawas, dan pengurus suatu yayasan menerima imbalan dari yayasan yang mereka dirikan.

Yoris selaku pengurus (ketua umum yayasan) di berbagai media massa nasional mengaku dengan tegas dia menerima gaji Rp 12 juta per bulan. Amalia Mustika Ratu (korban yang adalah adik kandung Yoris) menerima gaji Rp 10 juta per bulan, dengan posisi sekertaris yayasan.

Korban Tuti Suhartini yang adalah ibu kandung Yoris, menerima gaji Rp 10 juta per bulan sebagai imbalan untuk posisi bendahara. Pengakuan gaji ini mungkin saja jauh lebih kecil dibanding aslinya.

Di saat para orang tua mati-matian menyiapkan uang untuk biaya sekolah anak mereka, keluarga Yosep malah menghambur-hamburkan uang bantuan untuk memenuhi kehidupan mewah mereka.

Banyak anak yang putus sekolah karena tak bisa bayar SPP. Disamping 4 orang ini, ada juga 3 pendiri yayasan dari pihak luar, yang memiliki posisi pendiri sekaligus sebagai pengawas. 2 dari 3 orang eksternal ini diketahui adalah birokrat yang memiliki jabatan strategis di Pemda Subang.

Berdasarkan ketentuan perundang-undangan yang ada, Perbuatan mengalihkan kekayaan yayasan yang dilakukan oleh organ yayasan yang juga sekaligus sebagai pendiri yayasan adalah perbuatan melawan hukum, dengan ancaman pidana 5 tahun penjara.

Karena perbuatan Yoris, Yosep, dan keluarganya yang telah dan sedang memperkaya diri dengan cara melawan hukum ini sudah dilakukan bertahun-tahun, dan belum ditindak oleh aparat hukum, Maka kami berinisiatif mengajukan petisi ini.

Agar kasus pencucian uang di yayasan yang didirikan korban dan saksi kasus pembunuhan di subang ini bisa dihentikan, sekaligus agar dilakukan tindakan hukum kepada para pengurus yayasan dan pihak terkait.

Harapannya, terbongkarnya kasus kejahatan di yayasan ini akan menjadi petunjuk untuk terbongkarnya juga kasus pembunuhan almarhumahTuti dan Amalia.

Tujuan dari petisi ini adalah jangan sampai pernyataan Yoris di berbagai media menjadi pembenaran bagi orang lain untuk melakukan perbuatan yang sama, yang akan merugikan masyarakat dan negara.

Mungkin saja ada jauh lebih banyak lagi dana-dana hibah dan bantuan pemerintah yang dialihkan dan digunakan untuk kepentingan pribadi para saksi.

Karena kasus pembunuhan di Subang sudah terlalu lama tanpa kejelasan, Maka petisi ini kami tujukan langsung kepada Bapak Presiden Republik Indonesia, Ir. Joko Widodo, Kapolri, Jaksa Agung Republik Indonesia, dan Kepala Kejaksaaan Tinggi Jawa Barat.

Janji Polisi

Polisi hingga kini belum menyebut siapa pelaku utama kasus Subang atau kasus pembunuhan ibu dan anak di subang dengan korban Tuti Suhartini dan Amalia Mustika Ratu, 18 Agustus 2021 silam.

Akhir tahun lalu, Kapolda Jabar Irjen Suntana berjanji akan menuntaskan kasus Subang di awal tahun 2022.

Kasus ini memang berlarut-larut karena polisi kesulitan menemukan dua alat bukti untuk menjerat pelaku.

"Memang dalam pengungkapan satu perkara itu tergantung bukti-buktinya, ada yang cepat dan lama, seperti kasus perampokan My Bank itu cepat," ujar Suntana, di Polda Jabar, Rabu 29 Desember 2021.

Untuk kasus Subang, Kapolda menargetkan secepatnya terungkap di awal tahun 2022.

"Untuk kejadian di Subang mohon doanya target saya awal tahun ini penyidik sedang mengumpulkan fakta-faktanya."

"Mohon kesabarannya, saya berkomitmen terhadap kasus ini," katanya.

Sejauh ini, polisi sudah merilis sketsa wajah pelaku kasus Subang.

(*)

Sumber: Surya
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved