Beda Sakit Pinggang Biasa dengan Sakit Pinggang Akibat Ginjal ! Tak Perlu Cek ke Dokter

Saat mencoba menentukan apakah rasa sakit itu berasal dari pinggang atau ginjal, seseorang harus mempertimbangkan dalam beberapa hal

Penulis: Madrosid | Editor: Madrosid
Kolase / Tribunpontianak.co.id/sid / Tribunnews Network
Sakit pinggang akibat ginjal dan sakit pinggang biasa 

- Bisa disertai dengan kondisi urine keruh atau berdarah

- Buang air kecil yang menyakitkan

Sakit Pinggang biasa akibat saraf kejepit

Menurut National Institute of Neurological Disorders and Stroke, sekitar 80 persen orang dewasa akan mengalami nyeri pinggang bawah di beberapa titik selama hidup mereka.

Sakit punggung terjadi sebagai akibat dari masalah yang mempengaruhi otot, tulang, atau saraf di punggung.

- Lokasi Sakit pinggang bisa terjadi di bagian pinggang mana saja. Namun, kebanyakan orang mengalami rasa sakit di pinggang bagian bawah.

- Jenis rasa sakit ini datang tiba-tiba.

- Rasa sakit atau kaku di sepanjang tulang belakang.

- Rasa sakit yang tajam dan menusuk di leher.

- Merasa sulit untuk berdiri tegak karena nyeri atau kejang otot.

- Kesulitan berjalan mati rasa atau kesemutan di pinggang yang menyebar ke anggota badan lain

Penjelasan Dokter Perbedaan Sakit Pinggan Biasa dan Akibat Organ Ginjal

Dokter Muki Partono, Sp.OT dari RS Pondok Indah Puri Indah mengatakan perbedaan sakit pinggang dengan gangguan ginjal.

Sakit pinggang dengan gangguan ginjal biasanya khas nyeri yang hilang timbul, atau sesekali muncul dan sesekali hilang.

"Nyeri pinggang akibat dari organ ginjal biasanya nyeri yang nanti hilang, nyeri lagi, dan biasanya tidak dipengaruhi oleh gerakan. Sedangkan nyeri pinggang akibat saraf kejepit, biasanya rasa nyeri timbul akibat gerakan. Misalnya saat duduk, berdiri, hingga berjalan, rasa nyeri teramat sangat. Tapi nyeri pinggang ini hilang saat berbaring, jelasnya.

Ia menambahkan kalau sakit pinggang akibat ginjal mau posisi apapun tetap akan sakit.

"Ya mau tiduran, mau berdiri, mau duduk, nyerinya sama. Biasanya nyerinya kolik, kolik itu ada periode puncak sakit, terus lama-lama hilang mereda, muncul lagi sakit," ungkapnya dikutip dari media kesehatan.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved