Penanganan Covid

Tambahan Kasus Omicron di Indonesia Paling Banyak Lewat Transmisi Lokal

Menurutnya, kasus yang ada saat ini lebih banyak melalui transmisi lokal, tidak lagi oleh pelaku perjalanan luar negeri.

Editor: Nasaruddin
Frank Hoermann / SVEN SIMON / SVEN SIMON / dpa Gambar-Aliansi via AFP
Staf medis mengenakan pakaian pelindung dan pelindung wajah, memegang tempat berisi tabung yang digunakan untuk mengetes pasien virus corona varian omicron di Munich, Jerman. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin menyatakan, jumlah kasus konfirmasi Covid-19 varian Omicron terus meningkat dalam empat minggu terakhir.

Menurutnya, kasus yang ada saat ini lebih banyak melalui transmisi lokal, tidak lagi oleh pelaku perjalanan luar negeri.

Berdasarkan data Kemenkes pada 22 Januari 2022 sebanyak 90,1% kasus konfirmasi nasional merupakan transmisi lokal.

Selanjutnya, data terakhir yang dihimpun Kemenkes menunjukkan kasus konfirmasi di Indonesia sebanyak 1.626 kasus.

20 pasien di antaranya menjalani perawatan di rumah sakit dan 2 pasien meninggal dunia.

Komnas KIPI: Efek Samping Vaksin Covid-19 ke Anak Lebih Rendah Dibanding Orang Dewasa

“Yang perlu kita lakukan yang pertama adalah kita tidak perlu panik tapi harus terus waspada dan hati-hati karena memang laju penularannya tinggi," kata Menkes.

BUdi mengatakan kita perlu memastikan protokol kesehatan tetap berjalan, memakai masker, mencuci tangan, dan mengurangi kerumunan.

Untuk memaksimalkan protokol kesehatan, data PeduliLindungi boleh dibuka publik sehingga masyarakat bisa melihat lokasi-lokasi mana yang menerapkan disiplin protokol kesehatan.

Hal ini dapat membantu mengontrol penggunaan PeduliLindungi di fasiltas publik maupun di kantor.

Baru Lagi! Gejala Varian Omicron - Gangguan Pendengaran Kini Juga Bisa Positif Covid-19

Selain itu, pemerintah juga terus gencarkan pelaksanaan surveilans.

Karena kasus Omicron semakin banyak maka tidak semuanya menggunakan metode genome sequencing.

Pasalnya metode genome sequencing akan lebih diarahkan untuk menganalisa pola penyebaran kasus Omicron.

“Untuk tracing kasus kita akan menggunakan PCR yang lebih cepat dengan SGTF yang bisa mendeteksi Omicron. SGTF sudah kita distribusikan dan akan segera kita tambah untuk didistribusikan ke daerah,” ucap Menkes Budi.

Muhammad Pagi Harap Tidak Ada Masyarakat Mempawah yang Terpapar Kasus Omicron

Upaya tersebut harus didukung dengan vaksinasi.

Pemerintah akan mempercepat pelaksanaan vaksinasi terutama untuk Lansia.

“Kami juga tekan kan karena paling banyak kasus Omicron terjadi di DKI Jakarta dan Jabodetabek, maka dalam 23 minggu ke depan kita akan mempercepat vaksinasi di sana,” tutur Menkes Budi.

Sejalan dengan Menkes, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan kasus yang disebabkan oleh para pelaku perjalanan luar negeri sudah berada di bawah 10% dari total kasus nasional.

Cara Konsultasi Gratis di Halodoc, Alodokter dan 15 Platform Lainnya untuk Pasien Omicron

Dari sini dapat disimpulkan bahwa transmisi lokal yang terjadi di Indonesia sudah lebih mendominasi dibandingkan waktu sebelumnya.

Data dari berbagai negara hari ini bahwa varian Omicron menunjukkan risiko perawatan dan juga tingkat kematian yang cukup rendah.

Namun demikian, Omicron memiliki kecepatan penularan yang tinggi yang menyebabkan jumlah kasus harian meningkat tajam dan berpotensi untuk meningkatkan jumlah perawatan di rumah sakit dalam waktu dekat.

“Dalam seminggu terakhir ini kasus harian terus mengalami peningkatan," katanya.

"Berdasarkan data yang kami himpun kasus di Jawa–Bali kami identifikasi bersumber dari peningkatan pada wilayah aglomerasi Jabodetabek,” katanya dalam konferensi pers secara virtual, Senin 24 Januari 2021.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved