Angin Puting Beliung di Pesisir Kapuas
Cerita Jaimi, Rumahnya Rusak Akibat Hantaman Angin Puting Beliung Hingga Mengungsi
Alasan dirinya meskipun separuh rumahnya tidak roboh, namun tidak ditempati lantaran dikhawatirkan ada kayu atau bangunan rumah yang runtuh atau roboh
Penulis: Muhammad Rokib | Editor: Try Juliansyah
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Akibat hantaman angin puting beliung yang terjadi pada Minggu 16 Januari 2022 kemarin.
Terdapat puluhan rumah warga di Kelurahan Banjar Serasan Kecamatan Pontianak Timur, Kota Pontianak, Kalimantan Barat mengalami kerusakan, mulai kerusakam ringan, sedang hingga berat.
Selain atap rumah yang terlepas dari rengnya, ada juga separuh bagian rumah warga yang rusak akibat hantaman angin puting beliung sehingga perlu direhabilitasi total.
Satu diantara warga di gang Kame RT003/RW006, Jaimi (36) mengungkapkan, bahwa dirinya terkejut saat mendengar rumahnya sudah rusak dihantam angin puting beliung.
• Warga Gotong Royong Perbaiki Atap Rumah Pasca Angin Puting Beliung
Pasalnya pada saat kejadian Minggu 16 Januari 2022 sekira pukul 16.30 WIB kemarin, dirinya tengah betulkan motor di bengkel, namun pada saat hendak pulang hujan lebat turun.
Tak selang lama dari itu, Jaimi mendapat informasi melalui telepon dari warga setempat, bahwa separuh rumahnya berukuran lebar 8 meter dan panjang 11 meter ini sudah roboh dan atapnya lepas dari bangunannya dihantam angin puting beliung.
"Pada saat kejadian, rumah lagi kosong, saya lagi di bengkel betulkan motor, pas mau pulang, tapi hujan tak lama dari itu dapat telponan dari taman ada angin puting beliung di tempat saya," ujarnya kepada Tribun Pontianak, Senin 17 Januari 2022.
"Pas saya lihat videonya, saya terkejut, karena rumah saya rusak, atap seng lepas sama sebagian rumah terbongkar sehingga harus di rehab total," jelasnya
Ia mengaku, bahwa di kawasan ini memang sering terjadi angin puting beliung, namun yang paling parah awal tahun 2022 ini.
"Sering terjadi, tapi paling besar awal tahun ini. Tahun sebelumnya terjadi, tapi tidak separah ini," tukasnya.
Setelah rumahnya rusak akibat dihantam angin puting beliung, Jaimi bersama satu saudara kandungnya terpaksa harus mengungsi di tempat keluarganya di Desa Kapur Kubu Raya sampai rumahnya selesai di rehabilitasi total.
Alasan dirinya meskipun separuh rumahnya tidak roboh, namun tidak ditempati lantaran dikhawatirkan ada kayu atau bangunan rumah yang runtuh atau roboh.
Sehingga dirinya bersama saudaranya lebih memilih mengungsi ke tempat keluarganya untuk sementara waktu.
"Kami saat ini masih khawatir, karena cuaca masih ektrem. Sehingga saya tinggal di tempat keluarga terlebih dahulu sambil menunggu bantuan dari pemerintah," jelasnya.
Hingga saat ini, bantuan yang diterima berupa terpal untuk atap rumahnya, sembako alas tidur (tikar) dan biskuit dari Pemerintah Kota Pontianak Kalimantan Barat.