Jelang Libur Tahun Baru 2022, Disporapar Sekadau Sebut Ada Tiga Objek Wisata Teramai di Sekadau

Alasan ketiga objek wisata tersebut selalu ramai dikarenakan akses menuju lokasi dijangkau oleh wisatawan. Selain itu objek tersebut juga memiliki keu

TRIBUNPONTIANAK/MARPINA SINDIKA WULANDARI
Pemandangan objek wisata Lawang Kuari Sekadau yang berada di desa Seberang Kapuas, Kecamatan Sekadau Hilir, Kabupaten Sekadau, Kalbar, Selasa 28 Desember 2021. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SEKADAU - Libur tahun baru 2022, Kepala Dinas Porapar Kabupaten Sekadau sebut ada tiga objek wisata di Sekadau yang selalu ramai dikunjungi wisatawan, Selasa 28 Desember 2021.

Dikatakan Paulus Misi, meskipun saat ini lokasi wisata sudah semakin banyak bermunculan di Kabupaten Sekadau tetapi hanya tiga lokasi yang selalu ramai dikunjungi wisatawan saat libur panjang. Tiga objek wisata itu diantaranya Lawang Kuari di desa Seberang Kapuas, Kecamatan Sekadau Hilir. Taman Kelempiau di desa Tapang Semadak, Kecamatan Sekadau Hilir, dan Batu Jato di desa Pantok, Kecamatan Nanga Taman.

Alasan ketiga objek wisata tersebut selalu ramai dikarenakan akses menuju lokasi dijangkau oleh wisatawan. Selain itu objek tersebut juga memiliki keunikannya masing-masing yang tidak bisa dilewatkan saat mengunjungi Kabupaten Sekadau.

Natal di Sekadau Berlangsung Aman, Polres Sekadau Berikan Pengamanan Intensif

"Kalau Taman Kelempiau itu karena wisata edukasinya, ada Kelempiau yang bisa dilihat langsung dan ada berbagai keanekaragaman hayati yang ditanam dan dilestarikan. Batu Jato itu pemandangannya indah dan akses ke sana sudah bagus, juga sudah sangat lama dikenal masyarakat. Sedangkan Lawang Kuari merupakan icon Kabupaten Sekadau dan juga sebagai salah satu tempat keramat yang sampai saat ini masih dipercaya oleh masyarakat Sekadau," jelas Paulus Misi.

Untuk objek wisata Lawang Kuari, dijelaskan Paulus Misi tidak hanya sebagai objek wisata alam tetapi juga budaya dan kearifan lokal. Dimana hingga saat ini ini banyak masyarakat yang percaya dan menyampaikan permohonan di lokasi tersebut.

"Bukan berarti menyembah berhala, tetapi kita berdoa sesuai agama masing-masing di tempat itu. Biasanya ketika akan menggelar suatu kegiatan, acara atau meminta sesuatu maka warga akan datang ke sana untuk berdoa," jelasnya.

Untuk pengelolaannya saat ini masing-masing objek wisata tersebut dikelola oleh pihak ketiga dalam artian oleh masyarakat setempat. (*)

(Simak berita terbaru dari Sekadau)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved