Gubernur Khawatir Jalur Tikus, Siagakan Mobile PCR Bantuan Kemendagri Perkuat Pelacakan di Aruk
Mobil ini memang khusus diperuntukkan di perbatasan Aruk dalam rangka antisipasi masuknya PMI yang positif
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat (Pemprov Kalbar) mendapatkan bantuan Mobile Laboratorium Polymerase Chain Reaction (PCR) dari Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri). Mobile PCR ini bisa mendeteksi Covid-19 secara cepat hanya dalam satu jam.
Gubernur Kalbar, Sutarmidji menyerahkan langsung bantuan Mobile Lab PCR tersebut kepada Wakil Bupati Sambas, di halaman Kantor Gubernur Kalbar, Jl Ahmad Yani, Kota Pontianak, Selasa (14/12). Bantuan ini akan ditempatkan di perbatasan Aruk, Kabupaten Sambas.
Sutarmidji, sapaan akrab Gubernur Kalbar, mengatakan penempatan dilakukan supaya Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang pulang melalui perbatasan Aruk bisa langsung melakukan tes PCR. Hasilnya, bisa diketahui dengan cepat.
“Kalau dibawa ke Pontianak biasanya pagi sampai malam baru tahu hasilnya, jadi lama. Nanti dengan alat ini kita bisa cepat. Kalau kita di sini masih delapan jam. Nah, dengan alat ini (Mobile Lab PCR) 1 jam sudah tahu hasilnya,” ujarnya.
Gubernur menyampaikan bantuan tersebut akan disimpan di Kabupaten Sambas, khususnya di Aruk. Sedangkan di perbatasan Entikong, Kabupaten Sanggau, sudah ada alat yang sama. Ia menjelaskan, Mobile Lab PCR tersebut memiliki empat alat untuk tes PCR. Satu alat bisa memeriksa delapan sampel dengan waktu 1,5 jam.
“Jadi kalau empat alat digunakan sekaligus ada 34 sampel yang bisa diperiksa dalam waktu satu jam setengah. Artinya, kalau satu hari bisa enam kali running, bisa 200-an sampel. Kalau bisa 8-10 kali, tapi kita maksimal enam kali sehari biar alatnya lebih hemat,” jelasnya.
• Gubernur Sutarmidji Berikan Mobile Lap PCR untuk Ditempatkan di Pos Perbatasan Aruk
Sutarmidji juga menyarankan sampel swab di Kota Sambas juga bisa dibawa ke Aruk, jangan lagi ke Pontianak. “Saran saya di perbatasan Aruk ada satu alat itu saja yang dibawa,” katanya.
Ia mengatakan, Kalbar harus terus melakukan antisipasi penyebaran Covid-19. Selain itu, perlu dilakukan langkah untuk mewaspadai masuknya varian baru melalui perbatasan Kalbar, termasuk Aruk.
“Bagaimanapun orang masuk dari luar negeri harus ketat kalau tak mau kecolongan. Karantina saja harus ketat, dengan alat ini kita bisa cepat tahu hasilnya apakah PMI yang pulang positif atau negatif,” ungkapnya.
Namun, Sutarmidji juga sangat mengkhawatirkan ada yang masuk lewat pintu ilegal atau jalur tikus yang tidak terpantau. “Hal itu lah yang perlu diwaspadai kalau lewat pintu resmi kita sudah punya alat, harusnya pihak Malaysia memulangkan PMI karena pelanggaran ini-itu, harus sudah di PCR. Katanya sudah PCR, faktanya pernah dalam sehari kasus positif cukup banyak,” tegasnya.
Ia mengatakan, jika ditemui yang positif dengan CT 36-37 bisa saja sudah PCR namun terjangkit saat di perjalanan. Tetapi kalau CT 20-an dengan masa inkubasi dan perkembangannya sudah 7 hari, pasti tidak dilakukan PCR. Sebab lainnya, karena biaya tes PCR di sana juga mahal. Dengan alat ini juga sebagai langkah antisipasi jelang Nataru dalam menjaga pintu masuk di perbatasan.
Kepala Dinas Kesehatan (Kadiskes) Kalbar Harisson mengatakan bahwa Mobile Lab PCR bantuan Kemendagri akan ditempatkan di perbatasan Aruk, Kabupaten Sambas. Mobile PCR tersebut akan dipergunakan untuk pemeriksaan sampal PMI yang pulang melalui Aruk. Bahkan juga bisa untuk pemeriksaan sampel warga di Kabupaten Sambas.
Ia mengatakan bahwa Mobile Lab PCR tersebut mempunyai ruangan khusus seperti ruangan pengambilan swab, pengolahan spesimen, dan running mesinnya, serta satu ruang genset.
“Jadi ada tiga kamar yang dilengkapi AC satu unit setengah PK. Jadi kalau petugas bekerja 6-7 jam bisa bekerja dengan nyaman dan petugas tidak akan merasa terlalu capai,” ujarnya.
Mobile PCR tersebut memiliki empat alat PCR, di mana satu alat bisa memeriksa delapan spesimen dengan waktu pemeriksaan 1,5 jam. Jadi kalau empat alat digunakan sekaligus ada 34 sampel yang bisa diperiksa dalam waktu 1,5 jam. “Artinya kalau satu hari bisa 6 kali running bisa 200-an sampel,” ucapnya.
Mobile PCR tersebut juga dilengkapi perizinan dari Kemenkes. Sehingga, siapapun yang memeriksakan dirinya di Mobile PCR tersebut akan keluar hasilnya baik melalui aplikasi Peduli Lindungi, maupun manual. “Mobil ini memang khusus diperuntukkan di perbatasan Aruk dalam rangka antisipasi masuknya PMI yang positif,” katanya.
Sebagai antisipasi penyebaran Covid-19 varian Omicron di Kalbar, Kementerian Kesehatan telah mengirimkan 1.000 reagen khusus untuk mendeteksi varian baru tersebut ke Laboratorium Untan.
Kadiskes Kalbar Harisson mengatakan dengan bantuan tersebut diharapkan Kalbar dapat cepat mengetahui atau mendeteksi jika memang ada ditemukan varian Omicron dari kasus konfirmasi atau kasus positif yang telah ditemukan.
• Polres Sambas Bersama Polsek Semparuk Gelar Vaksin Covid-19 di Desa Seburing Kecamatan Semparuk
Ia mengatakan, biasanya untuk mengetahui apakah ditemukan varian baru pada kasus positif, perlu dilakukan pengiriman sampel ke Jakarta untuk dilakukan whole genom sequencing.
“Jadi kalau selama ini kasus-kasus positif terutama kasus positif dari PMI kami harus kirim ke Jakarta untuk diteliti apakah ini varian Omicron atau varian of concent yang lain. Sekarang kita sudah bisa melakukan sendiri di Lab Untan,”ujarnya.
Sementara itu, Wakil Bupati Sambas Fahrur Rofi mengucapkan terima kasih kepada Gubernur Kalbar dan Kemendagri atas bantuan Mobile Lab PCR yang telah diberikan kepada Kabupaten Sambas.
“Kita berharap ke depan bisa mempermudah penangangan Covid-19 di Sambas, terutama di PLBN Aruk dengan harapan bisa memaksimalkan penanganan Covid-19 di sana,” ungkapnya.
Ia mengatakan sejauh ini lalu lintas yang terpantau melalui perbatasan masih rendah seperti para PMI yang pulang. “Aktivitas lalu lintas di perbatasan seperti PMI yang pulang dan selain itu juga pemerintah juga masih memberlakukan pembatasan keluar masuk orang lewat PLBN selain PMI,” katanya.
Satu di antara warga Kabupaten Sambas, Azrul, menilai positif bantuan Mobile Lab PCR yang diberikan Kemendagri untuk Kabupaten Sambas. “Bagus dan baik dengan adanya bantuan Mobile Lab PCR. Tentu membantu masyarakat dalam mempercepat tes PCR karena hasil negatif tes PCR akan berguna bagi masyarakat untuk melakukan perjalanan ke mana pun,” katanya.
Azrul warga yang berasal dari Desa Mentibar, Kecamatan Paloh itu berharap manfaat dari Mobile Lab PCR tersebut dapat dirasakan oleh masyarakat secara merata.
“Merata, dalam artian manfaatnya dapat menyentuh masyarakat kalangan bawah. Sehingga layanan tes PCR tidak hanya dapat diakses di rumah sakit daerah /RSUD,” jelasnya.
Menurut Azrul, layanan tes PCR di Kabupaten Sambas hanya tersedia di RSUD. “Kalau di daerah Sambas layanan tes PCR hanya ada di RSUD,” katanya.
Maka diharapkan adanya Mobile Lab PCR mempermudah masyarakat. “Kami selaku masyarakat sangat berterima kasih kepada Mendagri dan Gubernur Kalbar,” jelasnya.
Ia pun berharap bantuan tersebut dapat dirasakan manfaatnya oleh semua kalangan masyarakat dari bawah hingga menengah ke atas. Sebab saat ini sulit mengakses tes PCR, terutama bagi masyarakat dari daerah pedalaman.
“Tes ke Sambas bagi masyarakat dari daerah pedalaman seperti Kecamatan Paloh, kan jauh termasuk daerah pedalaman sehingga harus ke Sambas untuk tes PCR-nya,” ujarnya.
[Update Berita seputar PCR di Kalbar]