Tanah Letusan Gunung Vulkanik Berpotensi Subur dan Kaya Mineral, Mengapa?

Masyarakat yang tinggal di dekat gunung berapi, terutama yang masih aktif, memang rentan akan potensi bencana akibat erupsi.

JUNI KRISWANTO / AFP
Warga berdiri di sekitar daerah yang tertutup abu vulkanik pasca erupsi Gunung Semeru yang menewaskan sedikitnya 13 orang, di Desa Sumber Wuluh, Lumajang, Minggu 5 Desember 2021. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID- Meletusnya gunung Semeru  tentu saja memberikan korban bagi penduduk sekitar khaki gunung.

Tidak hanya kehilangan rumah dan barang-barang, masyarakat juga kehilangan keluarga karena saling terpisah saat hujan vulkanik dahsyat menghampiri.

Masyarakat yang tinggal di dekat gunung berapi, terutama yang masih aktif, memang rentan akan potensi bencana akibat erupsi.

22 Warga Meninggal Dunia Akibat Erupsi Gunung Semeru

Namun, lingkungan vulkanik dapat menjadi lokasi yang baik untuk bertani. Pasalnya, tanah vulkanik adalah tanah yang subur untuk bercocok tanam.

Dilansir dari British Geological Survey (BGS), endapan vulkanik diperkaya dengan unsur-unsur seperti magnesium dan kalium.

Saat abu dan batuan vulkanik lapuk, unsur magnesium dan kalium akan dilepaskan dan menghasilkan tanah yang sangat subur.

Lapisan tipis abu dapat bertindak sebagai pupuk alami yang mampu menghasilkan peningkatan panen pada tahun-tahun setelah letusan.

Kisah Ibu Hamil Berlari Selamatkan Diri dari Erupsi Gunung Semeru

Merespons lingkungan gunung berapi, petani di sekitar pun tentu sudah menyesuaikan tanaman yang ditanam agar sesuai dengan berbagai jenis abu.

Endapan vulkanik (terutama abu) juga cukup berpori sehingga dapat mempertahankan kelembapan lebih lama daripada tanah non-vulkanik.

Akibatnya, tanah yang dekat dengan gunung berapi seringkali cocok untuk dijadikan lahan pertanian.

Di samping itu, lingkungan gunung berapi juga dapat menghasilkan mineral yang kaya atau deposit bijih logam ketika batuan “dimasak” dalam air yang sangat panas dalam proses alterasi hidrotermal.

Sejarah Letusan Gunung Semeru hingga Erupsi Dipenghujung 2021

Tembaga terbentuk di bagian kerak Bumi yang telah terdorong ke atas. Dahulu kala, air laut bersirkulasi melalui kerak samudera vulkanik dan dipanaskan hingga 350 derajat celcius.

Air panas ini menjadi asam dan merusak batu yang dilaluinya, menjadi kaya akan unsur-unsur seperti tembaga. (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kenapa Tanah Vulkanik Subur?"

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved