Kisah Ibu Hamil Berlari Selamatkan Diri dari Erupsi Gunung Semeru
"Usia kehamilan saya sembilan bulan. Saya tak memikirkan apa-apa, pokonya saya, anak yang dikandung, dan suami selamat," katanya, Senin 6 Desember 202
"Nanti, untuk persalinannya, dilakukan di RSUD Pasirian atau RSUD Haryoto Lumajang. Karena peralatannya lebih lengkap," pungkasnya.
Jumlah Korban Bertambah
Jumlah korban tewas akibat erupsi Gunung Semeru terus bertambah.
Data Senin 6 Desember 2021, mencapai 15 orang.
Sebanyak 8 orang teridentifikasi berasal dari Kecamatan Pronojiwo, sedangkan 7 lainnya berasal dari Kecamatan Candipuro.
Sementara 44 orang lain dinyatakan hilang.
Memang Kecamatan Candipuro dan Pronojiwo adalah wilayah yang paling terdampak parah. Setidaknya, di dua kecamatan itu ada 5.205 jiwa terdampak.
Hingga hari ini, posko tetap melakukan pencarian dan pertolongan terhadap kemungkinan warga yang menjadi korban awan panas guguran Gunung tertinggi di Pulau Jawa itu.
Sedangkan untuk bangunan yang rusak jumlahnya data terakhir mencapai 2970 unit.
Sebagaian besar adalah rumah-rumah warga dan kondisinya terkubur lahar panas.
"Dari 2970, 38 di antaranya adalah fasilitas pendidikan dan 1 Jembatan Gladak Perak," kata Plt Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari.
Sementara untuk aktivitas vulkanik Gunung Semeru, dalam tiga hari terakhir masih kembali terjadi erupsi susulan.
Bahkan, pengungsi yang menempati Posko Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro terpaksa direlokasi di Balai Desa Penanggal karena masuk dalam zona rawan.
Akibat kondisi Gunung Semeru belum stabil pemerintah pun membuka posko pengungsian baru.
Setidaknya ada 19 titik posko tersebar di beberapa kawasan.