Pemulihan Jangka Panjang, Wamen LHK Alue Dohong Ingin Lahan Eks PETI di Kalbar Jadi Objek Wisata

Kedatangan Siti ke Sintang, mendahului Presiden Jokowi yang rencananya pada Rabu 8 Desember 2021 akan melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Sintang.

Penulis: Agus Pujianto | Editor: Hamdan Darsani
TRIBUNPONTIANAK/Agus Pujianto
Wakil Mentri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Alue Dohong 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID,SINTANG - Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) kembali melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat.

Jika sebelumnya hanya Sekretaris Jenderal Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Bambang Hendroyono, kini Mentri Lingkungan Hidup Siti Nurbaya Bakar memboyong Wamen, Sekjen dan Dirjen untuk mengetahui upaya penanganan, dan rencana jangka panjang yang akan dilakukan dalam pengendalian banjir di Kalimantan Barat agar tidak berulang.

Mentri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Siti Nurbaya Bakar tiba di Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat, Senin 6 Desember 2021.

Kedatangan Siti ke Sintang, mendahului Presiden Jokowi yang rencananya pada Rabu 8 Desember 2021 akan melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Sintang.

Baca juga: TIBA di Kabupaten Sintang, Mentri LHK Siti Nurbaya Langsung Cek Lahan Bekas Tambang di Kedabang

Rombongan Mentri LHK tiba di Bandara Tebelian Sintang sekitar pukul 08.30 wib pagi. Rombongan disambut langsung oleh Bupati Sintang, Jarot Winarno.

Dari Bandara Tebelian, Mentri Siti langsung menuju ke Kelurahan Kedabang, Kecamatan Sintang, meninjau lokasi rencana penanaman pohon di lokasi lahan bekas Pertambangan Emas Tanpa Izin (PETI). Rencananya, setelah meresmikan Bandara Tebelian, Presiden Jokowi akan melakukan penanaman pohon di Kedabang bersama dengan masyarakat.

Wakil Mentri KLHK, Alue Dohong mengungkapkan, ada beberapa program jangka panjang yang akan dilakukan di Kalbar, untuk pemulihan lingkungan dan daerah aliran sungai.

"Salah satu program yang kita sebut dengan rehab DAS. Biasanya rehab DAS ini pada umumnya kita bekerjasama dengan pemegang izin pakai kawasan hutan, melakukan penanaman kembali. Progrma kedua, kita punya RHL atau rehabilitasi hutan dan lahan," kata Alue Dohong, Senin 6 Desember 2021.

Selain Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RHL) melalui kegiatan penanaman (penghijauan dan reboisasi), KLHK juga akan melakukan penerapan teknik konservasi tanah dan air, seperti membangun dam.

"Disamping melakukan pendekatan menanam vegetasi di RHL ini, ada juga pendekatan teknisnya yang disebut dengan KTA, konservasi tanah dan air, itu bisa berupa bangun dam penahan (air). Daerah yang ada daerah jalur hujan, misalnya kita bangun dam di situ, menahan air supaya tidak langsung mengalir ke sungai seperti ini. Daerah itu perlu kita inventarisir potensi membangun dam penahan," ujar Wamen LHK.

Alue Dohong menegaskan, daerah kritis bekas Pertambangan Emas Tanpa Izin (PETI) juga perlu diinvetarisis. Mulai dari luasan, hingga jenis tanaman yang cocok untuk ditanam di tanah berpasir bekas tambang.

"Harus kita kaji. Kan tidak semua jenis tanaman bisa ditanam di kondisi (tanah) yang berpasir. Ada jenis tertentu dengan media misalnya kompos blok. Daerah pasir itu kan nutrisinya sudah sangat berkurang. Sehingga dengan kompos blok ini membantu memberi nurtisi pada tanaman sehingga dia bisa tumbuh. Itu yang akan kita lakukan," jelasnya.

Pria kelahiran Kalimantan Tengah ini mengaku belum mengetahui persis luasan lahan yang akan diintervensi untuk dilakukan pemulihan. Kedepan pihaknya akan menginventarisir bersama stakholder terkait.

"Kita inventarisi dulu kan, ya. Karena kalau informasi saja, daerah eks PETI banyak sekali. 81 ribu hektare di kalbar. Itu yang kita inventarisir, supaya dilakukan pemulihan lingkungan, lewat rekayasa vegetasi," ujarnya.

"Artinya kita bisa membuat daerah itu atau mengindahkannya kembali, meredesain lanscapnya supaya nanti bisa jadi tempat objek wisata baik untuk sifatnya agrowisata, supaya bernilai kenbali daerah itu," kata Wamen LHK kabinet indonesia maju ini.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved