Kasus DBD Ditemukan Pasca Banjir, Yosepha Ajukan Surat ke Gubernur Kalbar Minta Bantuan Alat Fogging

Pelaksana Harian Bupati Sintang, Yosepha Hasnah mengatakan munculnya kasus demam berdarah di Kabupaten Sintang setelah banjir surut harus diwaspadai.

Penulis: Agus Pujianto | Editor: Rivaldi Ade Musliadi
TRIBUNPONTIANAK/ISTIMEWA/Dok. Anwar
Dinas Kesehatan Kabupaten Sintang, gencar melakukan Fogging sebagai upaya antisipasi penyakit pasca banjir, seperti Demam Berdarah Dengoe (DBD). Penyemprotan insektisida untuk membunuh jentik nyamuk Aedes aegypti difokuskan di fasilitas umum dan pemukiman masyarakat. Tidak hanya di Kecamatan Sintang, tapi juga 12 kecamatan lain yang terdampak banjir. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SINTANG - Masyarakat Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat, mulai terserang penyakit pasca banjir. Selain ISPA dan penyakit kulit, warga juga terserang Demam Berdarah Dengoe.

Dinas Kesehatan Kabupaten Sintang, mencatat ditemukan 34 kasus DBD per 29 November 2021. Kasus terbanyak di Tebidah, Kecamatan Kayan Hulu dan Kecamatan Serawai.

Pelaksana Harian Bupati Sintang, Yosepha Hasnah mengatakan munculnya kasus demam berdarah di Kabupaten Sintang setelah banjir surut harus diwaspadai. Selain itu, Pemkab Sintang juga sudah mengirim surat ke Gubernur Kalbar, Sutarmidji untuk pengajuan peralatan Fogging.

"Kita sudah kirim surat ke Bapak Gubernur Kalimantan Barat untuk pengajuan peralatan untuk foging dengan obat untuk campurannya. Mudah-mudahan Bapak Gubernur Kalbar bisa membantu kita sesuai dengan hasil dialog dengan beliau di Pendopo Bupati Sintang saat kunjungan kerja,” kata Yosepha Hasnah, Kamis 2 Desember 2021.

Apabila mendapatkan bantuan alat Fogging dari Pemprov Kalvar, rencananya akan disebar ke 21 Puskemas.

Tak Mau Timbul Masalah Pasca Banjir, Plh Bupati Sintang Minta Data Administrasi Dibuat dengan Benar

“Saya juga minta, kalau alat sudah cukup nanti, foging untuk satu Kecamatan Sintang agar dilakukan serentak dalam satu hari. Karena kalau dilakukan beda hari, maka yang terjadi adalah nyamuknya lari ke daerah yang belum di foging. Tapi kalau dilakukan serentak, maka nyamuknya akan mati karena semua daerah sedang dilakukan foging," jelas Yosepha.

Ditegaskan Yosepya, Fogging harus dilakukan supaya masyarakat tidak terdampak bencana lainnya.

"Kita jangan hanya melihat dampak banjir saja, tetapi dampak lain juga kita perhatikan seperti dampak penyakit. Saya mengajak jajaran pemerintah dan seluruh masyarakat Kabupaten Sintang untuk sama-sama waspada terhadap penyakit demam berdarah ini," katanya.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sintang Harysinto Linoh mengungkapkan, alat Fogging yang ada dan tersebar di 21 Puskesmas hanya 26 unit saja. Jumlah ini, kata dia masih kurang.

"Alat foging yang standby di kantor itu ada 6 unit saja. Jadi dengan memiliki 6 unit itu, tidak mampu menjangkau seluruh wilayah di Kecamatan Sintang. Setiap puskesmas punya satu alat foging yang relatif baru. Jadi total se Kabupaten Sintang ini, kita memiliki 26 alat foging saja," ungkap Sinto. (*)

(Simak berita terbaru dari Sintang)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved