34 Kasus DBD Pasca Banjir di Kabupaten Sintang, Diskes Gencar Fogging

Meskipun saat ini sudah memasuki pasca banjir, Dinas Kesehatan Kabupaten Sintang tetap melakukan pelayanan kesehatan langsung di daerah yang terdampak

Penulis: Agus Pujianto | Editor: Hamdan Darsani
TRIBUNPONTIANAK/Anwar
Dinas Kesehatan Kabupaten Sintang, gencar melakukan Fogging sebagai upaya antisipasi penyakit pasca banjir, seperti Demam Berdarah Dengoe (DBD). Penyemprotan insektisida untuk membunuh jentik nyamuk Aedes aegypti difokuskan di fasilitas umum dan pemukiman masyarakat. Tidak hanya di Kecamatan Sintang, tapi juga 12 kecamatan lain yang terdampak banjir. 

"Pasca banjir diare, ISPA ini kan akan naik, DBD pun demikian karena dampak banjir bisa menimbulkan penyakit oleh adanya air, ini sangat berpotensi terjadinya peningkatan kasus, makanya dilakukan antisipasi dengan melakukan fogging pada tempat pasca banjir. Tujuannya untuk antisipasi," ujar Darmadi.

Fasilitas umum menjadi perioritas utama yang dilakukan Fogging setelah itu pemukiman masyarakat terdampak banjir.

"Laporan kasus (DBD) belum tinggi, cuma kita kan tidak bisa dibiarkan. Kalau kasus ini dibiarkan nyamuk akan menularkan ke sekitarnya, jangkauan raidus terbangnya nyamuk kan 100 meter. Dengan radius itu ke kanan kiri depan belakang itu tentunya harus diblok supaya nyamuk tidak mebularkan kembali," jelasnya.

Meski sejumlah puskemas sudah memiliki alat Fogging, Darmadi merasa jumlahnya belum cukup.

"Perlatan fogging sudah memenuhi semua puskemas, tapi masih kurang. Kalau barang ini lebih banyak, sebenanrya lebih cepat dalam arti kalau bisa ya diblok semua lebih cepat, tapi kan kemampuan alatnya dan SDM kita harus dipertimbangkan. Masih kurang yang jelas karena kami membawahi semua puskemas," katanya. (*)

[Update informasi Seputar Kabupaten Sintang]

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved