34 Kasus DBD Pasca Banjir di Kabupaten Sintang, Diskes Gencar Fogging
Meskipun saat ini sudah memasuki pasca banjir, Dinas Kesehatan Kabupaten Sintang tetap melakukan pelayanan kesehatan langsung di daerah yang terdampak
Penulis: Agus Pujianto | Editor: Hamdan Darsani
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID,SINTANG - Masyarakat Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat, mulai terserang penyakit pasca banjir. Selain ISPA dan penyakit kulit, warga juga terserang Demam Berdarah Dengoe.
Dinas Kesehatan Kabupaten Sintang, mencatat ditemukan 34 kasus DBD. Kasus terbanyak di Tebidah, Kecamatan Kayan Hulu dan Kecamatan Serawai.
Kepala Seksi Pelayanan Kesehatan Rujukan dan Koordinator PSC 119 Dinas Kesehatan Kabupaten Sintang Azni Firmania menyampaikan bahwa kondisi pasca banjir ini, muncul kasus baru yaitu demam berdarah yang per 29 November 2021, sudah terjadi 34 kasus demam berdarah yang tersebar di beberapa wilayah kerja Puskesmas.
• Status Tanggap Darurat Bencana Banjir Berakhir, Kepala BPBD Sintang Menangis Ucap Terima Kasih
"Puskesmas Nanga Serawai ada 8 kasus, Nanga Tebidah ada 9 kasus, Sungai Durian 7 kasus, Tanjungpuri ada 4 kasus, Puskesmas Darajuanti ada 1 kasus, Dedai 1 kasus, Kebong 2 kasus, Mensiku 1 kasus, Nanga Ketungau 1 kasus. Sehingga totalnya 34 kasus,” ungkap Azni, Rabu 1 Desember 2021.
Selama 4 minggu banjir Sintang, penyakit terbanyak yang ditemukan adalah infeksi saluran pernapasan akut atau ISPA dengan jumlah kasus 902 orang.
"Diare mungkin karena lokasi pengungsian yang sederhana dan air bersih yang tidak memadai, lalu ada penyakit kulit yang banyak ditemukan pada warga yang tinggal di bantaran sungai,” kata Azni.
Meskipun saat ini sudah memasuki pasca banjir, Dinas Kesehatan Kabupaten Sintang tetap melakukan pelayanan kesehatan langsung di daerah yang terdampak banjir.
Khusus di bantaran sungai, total ada 7. 819 jiwa yang sudah diberikan pelayanan kesehatan selama banjir yang melanda Sintang.
“Kami juga dibantu oleh Pusat Krisis Kementerian Kesehatan selama 2 minggu. Kami diajarkan bagaimana manajemen bencana tentang rapid health assessment. Kita mengkaji kelompok rentan selama banjir seperti ibu hamil dan anak-anak," ujarnya.
"Dinas Kesehatan sudah melakukan upaya preventif dan promotif. Kami melakukan foging di daerah yang terkena banjir. Kami juga melakukan edukasi dan penyuluhan kepada masyarakat tentang prilaku hidup bersih dan pencegahan penularan covid-19,” ujar Azni.
Gencar Lakukan Fogging
Dinas Kesehatan Kabupaten Sintang, gencar melakukan Fogging sebagai upaya antisipasi penyakit pasca banjir, seperti Demam Berdarah Dengoe (DBD).
Penyemprotan insektisida untuk membunuh jentik nyamuk Aedes aegypti difokuskan di fasilitas umum dan pemukiman masyarakat. Tidak hanya di Kecamatan Sintang, tapi juga 12 kecamatan lain yang terdampak banjir.
"Fogging sebagai upaya antisipasi DBD pasca banjir," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit pada Diskes Sintang, Darmadi.
• PRAKIRAAN Cuaca Pontianak Sambas Ketapang Landak Sanggau Sintang Hari Ini Rabu 1 Desember 2021
Darmadi menyebut, penyakit pasca banjir yang patut diantisipasi seperti ISPA, Diare hingga DBD. Meski saat ini belum banyak ditemukan kasus DBD, namun antisipasi perlu dilakukan.