WABAH di China Makin Merebak! Kampus di-Lockdown,1.500 Mahasiswa Dikarantina
Lockdown atau penguncian adalah contoh terbaru dari pendekatan tanpa toleransi China terhadap wabah, yang telah membawa gangguan besar pada kehidupan
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - China adalah negara di dunia yang diketahui pertama kali menjadi wilayah dengan kemunculan wabah virus Corona jenis baru, SARS-CoV-2
Virus coronavirus yang muncul di Wuhan, Tiongkok itu kini dikenal luas di seluruh dunia sebagai Covid-19
Baru-baru ini, penyebaran virus Covid-19 di China semakin merebak.
Satu di antaranya di kota timur laut Dalian.
Kondisi tersebut mendorong pemerintah China memberlakukan karantina kepada hampir 1.500 mahasiswa di asrama dan hotel.
• CHINA Janjikan Kiamat ke Australia Jika Dukung Taiwan Merdeka ! Tiongkok Siap Serangan Besar
Melansir AP, perintah itu dikeluarkan pada Minggu 14 November 2021 setelah ditemukan puluhan kasus Covid-19 di sebuah universitas di Kota Zhuanghe.
Akibatnya, ratusan mahasiswa dipindahkan ke hotel untuk diobservasi.
Siswa menghadiri kelas dari jarak jauh dan makanan mereka dikirim ke kamar mereka.
Lockdown atau penguncian adalah contoh terbaru dari pendekatan tanpa toleransi China terhadap wabah, yang telah membawa gangguan besar pada kehidupan dan mata pencaharian masyarakat.
Karantina, pengujian wajib, dan pembatasan perjalanan telah menjadi hal normal baru bagi mereka yang bahkan terjebak dalam wabah dari jarak jauh.
• AMERIKA Tuduh China Diam-diam Gunakan Penelitian AS, Bertahun-tahun Merekrut dan Membayar Ilmuwan AS
Padahal, tingkat vaksinasi di China termasuk yang tertinggi di dunia.
Bahkan pihak berwenang telah mulai memberikan suntikan booster saat musim dingin tiba.
Kebijakan tersebut mendapat sedikit perlawanan dari masyarakat.
Akan tetapi, pembunuhan terhadap anjing peliharaan orang yang dikarantina oleh petugas kesehatan yang terjadi baru-baru ini, menyebabkan gelombang protes secara online.
Insiden yang terjadi di pusat kota Shangrao mendorong pihak berwenang setempat untuk mengeluarkan pernyataan yang mengatakan pemilik hewan peliharaan dan petugas kesehatan telah "mencapai kata sepakat".
Menyusul insiden itu, Asosiasi Perlindungan Hewan Kecil China menyerukan sistem karantina untuk merawat hewan peliharaan yang terjebak dalam situasi seperti itu.
“Hewan peliharaan adalah mitra spiritual manusia dan tidak boleh dilukai dengan dalih memerangi pandemi,”
“Jika Anda menjatuhkan tangan malapetaka pada kehidupan yang tidak bersalah tanpa kemampuan sedikit pun untuk membela diri, lalu bagaimana bisa Anda bahkan berbicara tentang kemanusiaan?" demikian pernyataan resmi Asosiasi Perlindungan Hewan Kecil China.
• CHINA Meradang! Amerika Serikat dan Kanada Nekat Bawa Kapal Perang ke Perairan Taiwan
Di antara langkah-langkah baru lainnya, Beijing mulai Rabu akan mengharuskan semua orang yang datang dari bagian lain negara itu dengan pesawat, kereta api, bus atau mobil untuk menunjukkan hasil tes virus negatif yang diambil selama 48 jam sebelumnya.
AP melaporkan, China telah mampu menekan wabah besar selama setahun terakhir, dengan jumlah total kasus yang dilaporkan mencapai 98.315 dengan 4.636 kematian.
Pada hari Senin, Komisi Kesehatan Nasional mengumumkan 32 kasus baru penularan lokal selama 24 jam terakhir, di mana 25 di antaranya terjadi di Dalian.
Materi di artikel ini juga telah tayang di Kontan.co.id dengan judul Wabah baru merebak, China lockdown universitas