BPJN Kalbar Beri Solusi untuk Pedagang Bakmi Singkawang Terdampak Pembangunan Jembatan Jentang I
Menurut Syarifuddin, rencana pembuatan jalan lingkungan ini sudah pihaknya sosialisasikan kepada kedua pedagang bakmie terdampak yang mengontrak serta
Penulis: Rizki Kurnia | Editor: Hamdan Darsani
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SINGKAWANG - Sebagai solusi, Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Provinsi Kalbar berencana membangun jalan lingkungan sebagai akses masuk untuk dua pedagang Bakmie terdampak pembangunan Jembatan Jentang 1 di Jalan Padang Pasir, Kelurahan Sedau, Kecamatan Singkawang Selatan, Kota Singkawang, Kalimantan Barat.
Hal ini diungkapkan oleh Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) pembangunan Jembatan Jentang 1, Syarifuddin Harahab kepada wartawan, Selasa 9 November 2021.
Menurut Syarifuddin, rencana pembuatan jalan lingkungan ini sudah pihaknya sosialisasikan kepada kedua pedagang bakmie terdampak yang mengontrak serta pemilik tanah.
• Kapolsek Singkawang Barat Hadiri Pelantikan Wakil Ketua Pengadilan Negeri Sibgkawang Kelas 1 B
"Solusinya sudah ketemu, yakni jalan lingkungan ini, dan seluruh pihak termasuk pedagang terdampak sudah menyetujui solusi ini," kata Syarifuddin kepada wartawan, Selasa 9 November 2021.
Namun, untuk pembuatan jalan lingkungan tersebut dilakukan secara bertahap, yakni setelah pembangunan jembatan rampung pada Desember 2021 ini.
"Jadi bertahap, setelah jembatan selesai di Desember ini, baru akan dilanjutkan pembuatan jalan akses lingkungan," ujarnya.
Jalan akses lingkungan tersebut, berada di depan rumah, tempat kedua pedagang Bakmie tersebut mengontrak, dan berbatasan dengan sisi samping jalan jembatan atau offride.
Pembangunan jalan ini, Syarifuddin jelaskan, masih dalam lahan milik jalan, sehingga tidak menggunakan lahan milik masyarakat sekitar offride.
Selain itu, terkait tuntutan kompensansi pedagang terdampak yang tidak dapat berjualan, Syarifuddin katakan akan pihaknya sampaikan kepada pemangku kebijakan, yakni Pemerintah Provinsi Kalbar.
"Kami tetap lapor ke atasan, tetap kita diskusi ke pemangku kebijakan, kami tetap menjembatani," terangnya.
Lebih jauh, Syarifuddin menjelaskan, pembangunan jembatan yang dibuat tinggi ini untuk menanggulangi tingginya debit air sungai.
• Wako Tjhai Chui Mie Harap Lirikan Calon Investor Bandara Singkawang Asal Cina Berujung Kerjasama
Dari data yang berhasil ia himpun, berberapa tahun belakangan, luapan air sungai menyebabkan jembatan tergenang dan membahayakan pengguna jalan.
Dengan struktur jembatan yang tinggi, offride pun disesuaikan dengan ketinggian jembatan, untuk mencegah kecelakaan terjadi. Pasalnya, offride pada jembatan ini merupakan tikungan, sehingga tidak dapat dibuat terlalu rendah.
Namun, pihaknya akan mendiskusikan kembali struktur offride dengan tim perencana sehingga dapat disesuaikan, namun tetap pada aturannya.
"Yang penting sesuai aturannya seperti apa, mungkin kita kurangi ketinggiannya. Tidak boleh kita melanggar aturan, karena ini menyangkut keselamatan pengguna lalu lintas," ujarnya. (*)
Update Informasi Seputar Kota Singkawang