Senator Kalbar Christiandy Sanjaya Ajak Generasi Muda Teladani Perjuangan Para Pemuda
Sejarah, dikatakan Wagub Kalbar dua periode ini, mencatat perjuangan kemerdekaan telah dirintis oleh kaum muda pada tahun 1908.
Penulis: Imam Maksum | Editor: Rivaldi Ade Musliadi
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Senator Kalbar, Christiandy Sanjaya memberikan semangat dan wejangan kepada generasi muda khususnya jemaat Gekari Terang Bagi Bangsa Kota Pontianak.
Melakukan dialog secara virtual, Kamis 28 Oktober 2021 bertepatan dengan hari Sumpah Pemuda, Christiandy Sanjaya mengucapkan terima kasih kepada para pahlawan pejuang kemerdekaan yang telah berbakti bagi bangsa.
"Mereka adalah teladan kita semua," kata Christiandy sesuai diterima Tribun Pontianak, Jumat 29 Oktober 2021.
Pada momentum Hari Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928, Christiandy pun mengajak para generasi muda melihat kembali perjalanan bangsa khususnya peran pemuda.
Sejarah, dikatakan Wagub Kalbar dua periode ini, mencatat perjuangan kemerdekaan telah dirintis oleh kaum muda pada tahun 1908.
Sejak itu rakyat Indonesia telah memiliki kesadaran untuk bersatu melawan penjajah.
Perjuangan kemerdekaan adalah perjalanan panjang mengorbankan jiwa dan raga kaum muda.
“Dibutuhkan waktu cukup lama bagi pemimpin muda pergerakan di zamannya memperjuangkan sebutan Indonesia yang kemudian melahirkan sumpah pemuda,” ujarnya.
Bahkan kata Christuandy, tokoh muda seperti dr Tjipto Mangunkusumo dan Suwardi Surjaningrat atau Ki Hajar Dewantara harus "dibuang” dari negerinya sendiri.
• Minta Dukungan Ketua DPD RI, Ketua DPRD Serahkan Progress Penegerian IAIS Sambas
Perjuangan memperoleh kemerdekaan terus berlangsung di seluruh wilayah nusantara.
Bahkan, pada tahun 1922, Perhimpunan Indonesia atau kaum muda di Belanda juga ikut berjuang.
Perjuangan mereka adalah sebuah perjuangan Intelektual. "Sejarah mencatat adalah Mohammad Hatta secara Intelektual melayani perdebatan atas semua penolakan sebutan Indonesia di Belanda. Beliau tergabung dalam gerakan Perhimpunan Indonesia 1922, saat itu sebagai Bendahara," kata Christiandy.
Puncaknya, kata Christiandy, adalah Sumpah Pemuda yang berarti janji para pemuda yang diucapkan saat kongres pemuda ke II di Jakarta, 28 Oktober 1928.
“Melalui wadah Persatuan Pelajar-Pelajar Indonesia (PPPI) dan dihadiri oleh organisasi pemuda lainnya dari berbagai latar belakang sosial, budaya, agama dan asal usulnya," tambahnya.
Ikrar tersebut kemudian melahirkan sebuah sumpah yang dibawa pemuda-pemudi untuk mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Dalam kongres terakhir itu, lanjut Christiandy, sekaligus diumumkan rumusan hasil kongres dan diucapkan sebagai sumpah setia, sumpah pemuda.
"Itulah sekilas mengenang keheroikan kaum muda di zamannya. Bagaimana dengan kita, sebagai generasi penerus sumpah pemuda sekitar 93 tahun lalu. Agar lebih membumi saya mengangkat isu-isu aktual di zaman kita saat ini," kata dia.
Diterangkan Christiandy, IPM pada 2020 secara nasional 71,90, dan Kalbar 67,66, pertumbuhan ekonomi di masa Pandemi, secara Nasional -2,07, dan Kalbar -1,82.
Akibat dari Pandemi Covid 19 banyak masyarakat yang kehilangan pekerjaan, ancaman gizi buruk bagi anak-anak dari keluarga miskin.
• Ketua DPD RI La Nyalla Dianugerahi Gelar Pangeran Jaya Sukma Dilaga Oleh Raja Sekadau
Hal ini dikatakan dia, merupakan tantangan sekaligus tugas bersama sebagai penerus kemerdekaan yang diwariskan para pejuang.
"Jika kita kembali melihat nilai-nilai yang diwariskan oleh para pejuang muda di zaman penjajahan tempo dulu, maka nilai-nilai berikut ini patut kita renungkan kembali dan menjawabnya sesuai tuntutan zaman dan isu-isu kita saat ini," katanya.
Nilai itu, dipaparkannya diantaranya demokrasi, patriotisme, kemandirian dan tanggung jawab.
Selain itu juga memberi pemikiran-pemikian baru, original dan cerdas di sekitar Gereja.
“Termasuk memberi persuasi dan penerangan kehidupan yang Inklusif terbuka,” katanya.
Begitu juga untuk pembinaan dan pengasuhan suatu generasi yang baru untuk masa yang datang.
"Penguatan kebersamaan bagi umat Kristiani yakni berkarya dalam kebersamaan lintas denominasi dan lintas agama," tutup Anggota Komite II itu. (*)
(Simak berita terbaru dari Pontianak)