PCNU Singkawang Tegaskan Ikhtiyath, Jelang Muktamar NU ke-34
Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Singkawang menyatakan sikap ikhtiyath (hati-hati) terkait Muktamar NU ke-34 di Lampung yang akan digelar p
Penulis: Rizki Kurnia | Editor: Hamdan Darsani
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SINGKAWANG - Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Singkawang menyatakan sikap ikhtiyath (hati-hati) terkait Muktamar NU ke-34 di Lampung yang akan digelar pada Desember 2021 mendatang.
Hal ini diungkapkan oleh Ketua Tanfidziyah PCNU Kota Singkawang, Edy Purwanto. Menurutnya, secara tegas ikhtiyath ini dimaksud untuk tidak membuat kesepakatan dukungan terhadap salah satu kandidat calon Ketua Umum (Ketum) Pengurus Besar NU (PBNU).
"Menyikapi perkembangan yang terjadi terkait Muktamar NU ke-34 pada Desember 2021 di Lampung, selaku Ketua Tanfidziyah PCNU Singkawang sejak awal sudah mengambil sikap ikhtiyath dengan tidak ikutan membuat kesepakatan dukungan kepada salah satu kandidat Ketum PBNU," tegas Edy Purwanto, Kamis 21 Oktober 2021.
• Korps PMII Putri Singkawang Gelar Mengaji Akhlak Nabi, Mufarrohah Ajak Masyarakat Teladani Rasul
Edy menuturkan, setiap pihak harus teguh dengan pemahaman bahwa Muktamar NU bukanlah ajang kontestasi politik praktis.
"Muktamar NU bukan ajang Pilkada atau Pilpres. Juga bukan ajang pemilihan ketua partai politik, yang dapat melakukan apapun demi kemenangan," ucapnya.
Sebagaimana diketahui bahwa seluruh kandidat Ketum PBNU merupakan ulama yang wajib dihormati. Menurut Edy, tidak etis jika ada pihak yang mendeklarasikan dukungan ke salah satu ulama, sehingga terkesan menafikan ulama lain.
"Kita harus ingat bahwa semua kandidat adalah kiai-kiai kita yang wajib dihormati semuanya. Maka su'ul adab/tidak etis rasanya kalau kita melakukan deklarasi dukungan kepada salah satu kiai sebagai calon Ketum PBNU. Sehingga seakan-akan menafikan kiai lainnya yang juga calon Ketum PBNU," terangnya.
Edy mengatakan, lumrahnya setiap pengurus NU hingga tingkat daerah tentu memiliki kecendrungan ke salah satu kandidat. Tentu kecenderungan ini berdasarkan pertimbangan utama yakni kemaslahatan jam'iyyah NU.
"Tetapi lebih indah rasanya jika kita simpan dahulu dalam hati dan tidak kita umbar di ranah publik. Pada saat Muktamar nanti barulah kita pilih Ketum yang kita yakini dan kita percayai mampu menjadi nahkoda kapal besar NU ini," tuturnya.
"Marilah kita bersabar menunggu Muktamar berlangsung dengan senantiasa memohon kepada Allah SWT agar memberikan yang terbaik kepada jam'iyyah NU demi 'izzul islam wal muslimiin fiddunya wal akhiroh," tambahnya. (*)
Update Informasi Seputar Kota Singkawang