Bersyukur PPKM Level 2, Edi Kamtono Minta Warga Pontianak Tidak Lengah
Ia mengungkapkan, memang terdapat perbedaan pelonggaran pada PPKM Level 2 dengan Level 3.
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Saat ini Kota Pontianak berada di level 2 setelah sebelumnya berada pada level 3. Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamntono, bersyukur dengan penurunan level tersebut.
Kendati demikian, dirinya meminta agar masyarakat tetap waspada dan tidak lengah dengan tetap menerapkan protokol kesehatan (prokes) secara ketat.
Pemerintah Pusat resmi memperpanjang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) luar pulau Jawa-Bali, termasuk di Kalbar.
Sebanyak 13 dari 14 kabupaten/kota, menerapkan PPKM Level 3, kecuali Sekadau yang turun ke level 1. Keputusan itu berdasarkan Instruksi Menteri Dalam Negeri (Inmendagri) Nomor 48 Tahun 2021.
"Kita bersyukur Pontianak telah ditetapkan dalam PPKM Level 2. Tapi kita tetap harus waspada dan tidak lengah,” pesannya usai rapat koordinasi yang diinisiasi Kapolresta Pontianak tentang Perkembangan Covid-19 di Kota Pontianak, di aula Mapolresta Pontianak Kota, Selasa 5 Oktober 2021.
Ia menambahkan, “Meskipun Instruksi Dalam Negeri melonggarkan sejumlah aktivitas untuk wilayah PPKM Level 2. Tetapi bukan berarti protokol kesehatan menjadi kendor, justru harus semakin ditingkatkan. Kita tetap mengantisipasi apabila terjadi gelombang ketiga, terutama adanya varian baru."
Ia mengungkapkan, memang terdapat perbedaan pelonggaran pada PPKM Level 2 dengan Level 3. Ia mencontohkan, jumlah kapasitas yang diperbolehkan sebanyak 50 persen dari sebelumnya 25 persen.
• Satgas PPKM Mikro Kabupaten Landak, Gencarkan Patroli Malam
Artinya semakin lebih banyak pengunjung yang diperbolehkan. "Kemudian beberapa aktivitas, seperti taman, bioskop diizinkan dengan protokol kesehatan ketat," katanya.
Edi Kamtono mengatakan, memang kita semua harus terus waspada dan tidak boleh euforia, lantaran dikhawatirkan ada varian baru. Tidak menutup kemungkinan, beberapa potensi-potensi masuknya varian baru ke Kota Pontianak dari luar Kota bahkan luar provinsi dan luar Negara.
"Hal itu karena kembalinya Pekerja Migran Indonesia (PMI) dari Malaysia, baik yang masuk melalui jalur perbatasan resmi maupun tidak resmi," katanya.
"Seperti halnya tergambar di negara tetangga seperti Malaysia, Singapura dan Australia terjadi lonjakan kembali," ujarnya.
Edi menambahlan, selain menerapkan protokol kesehatan secara ketat, pihaknya juga melakukan pemantauan terhadap warga yang bergejala Covid-19. "Warga tersebut di-testing dan tracing kemudian kalau hasilnya terkonfirmasi positif, langsung dilakukan isolasi," katanya.
Selanjutnya, menurut Edi, vaksinasi covid-19 juga harus terus digencarkan, bahkan menurutnya, tidak hanya untuk di Kota Pontianak, tetapi juga di Kalimantan Barat. Edi menyebutkan, untuk capaian vaksinasi di Kota Pontianak saat ini sudah mencapai 55,3 persen dari jumlah yang ditargetkan 473 ribu penduduk. Edi pun bilang, bahwa stok vaksin di Kota Pontianak masih tersedia.
"Target kita di akhir Oktober 2021 70 persen akan digenjot. Setiap vaksin datang, langsung didistribusikan untuk divaksinkan ke masyarakat," jelasnya.
Percepatan Vaksinasi
Kepala Dinas Kesehatan (Diskes) Kalbar, Harisson, mengatakan daerah di Kalbar banyak yang sudah berada pada PPKM Level 2. “Sebanyak 13 kabupaten kota di Kalbar sudah berada pada PPKM level dua dan untuk kabupaten yang berada PPKM level satu adalah Sekadau,” katanya.
Dikatakannya, daerah harus melakukan percepatan proses vaksinasi sebagai langkah antisipasi peningkatakan kasus. Selain itu, dikatakan, tentu harus tetap menerapkan prokes yang ketat.
“Tapi ada persyaratan bagi daerah yang berada pada PPKM Level 2 yang harus segera dilaksanakan adalah vaksinasi untuk secepat mungkin mencapai 70 persen,” ujarnya.
Sesuai Inmendagri 44 Tahun 2021 disyaratkan bagi daerah berada pada PPKM Level 2 apabila vaksinasi masyarakat umum belum mencapai 50 persen dan vaksinasi lansia belum mencapai 40 persen dari penduduk sasaran maka daerah tersebut akan dinaikan ke PPKM level 3.
“Maka dari itu Satgas kabupaten kota dan kepala daerahnya harus dapat melakukan percepatan vaksinasi di daerah masing-masing,” tegas Harisson.
Selain itu, Harisson mengatakan bahwa saat ini untuk tingkat positivity rate pada 3 Oktober 2021 di Kalbar sudah diangka 2 persen. Dimana angka tersebut sebenarnya sudah di bawah standar WHO, yang mana WHO mensyaratkan positivity rate di angka 5 persen.
“Kita saat ini sudah diangka 2 persen. Ini menggambarkan kasus covid-19 di Kalbar sudah landai. Kalau dulu positivity rate kita bahkan mencapai 55 persen. Dimana dulunya ketika ditracing 100 orang, ditemukan 55 orang kasus positif,” ujarnya.
Sedangkan untuk BOR di Kalbar sampai 3 Oktober 2021 Se- Kalbar diangka 7,62 persen. Dimana sudah jauh turun daei sebelumnya BOR Se-Kalbar pernah mencapai 70 persen.
“Kalau untuk kasus aktif Se-Kalbar saat ini ada 212 orang yang tersebar di Kalbar. Dari 212 orang kasus aktif sebanyak 57 orang sedang dirawat di RS Se-Kalbar,” ungkapnya.
Sedangkan untuk ketersediaan vaksin dikatakannya untuk di Kalbar sendiri sudah tidak jadi masalah. Dimana pada 28 Oktober 2021 Kalbar juga sudah kedatangan 406.820 dosis vaksin yang sudah dibagikan ke kabupaten kota di Kalbar. Kemudian pada 29 September 2021 juga datang lagi 123.700 dosis dan ini sudah dibagikan untuk kabupaten kota di Kalbar yang posisinya sekarang masih di Provinsi.
“Kalau kita pantau lewat Program Gebyar vaksinasi hanya 18 ribu perhari. Berarti stok vaksin kita bisa untuk lebih dari 10 hari. Jadi daerah jangan ribut masalah vaksin, habiskan dulu vaksin yang ada,” pungkasnya.
[Update Berita Seputar PPKM Mikro]