Bagaimana Reformasi Pertunjukan Wayang yang Dilakukan Sunan Kalijaga dan Wali Songo Lainnya?
Nama Kalijaga dalam satu versi berasal dari bahasa Arab dari kata “qadi zaka” (pemimpin yang menegakkan kebersihan dan kesucian), tetapi
Penulis: Nasaruddin | Editor: Nasaruddin
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Sunan Kalijaga memiliki nama asli Raden Mas Syahid.
Ayahnya adalah Raden Sahur Tumenggung Wilwatikta yang menjadi Bupati Tuban sedangkan ibunya bernama Nawang Rum.
Nama Kalijaga dalam satu versi berasal dari bahasa Arab dari kata “qadi zaka” (pemimpin yang menegakkan kebersihan dan kesucian), tetapi
pendengaran orang Jawa adalah Kalijaga.
• Biografi Sunan Kudus, Wali Songo Penyebar Agama Islam dan Panglima Kerajaan Demak
Nama asli beliau adalah Raden Mas Syahid.
Nama dan gelar Sunan Kalijaga antara lain Raden Mas Syahid (Raden Sahid), Lokajaya, Syekh Melaya, Raden Abdurrahman, Pangeran Tuban, Ki Dalang Sida Brangti, Ki Dalang Bengkok, Ki Dalang Kumendung, serta Ki Unehan.
Nama-nama tersebut berkaitan erat dengan sejarah perjalanan hidupnya.
Sunan Kalijaga menikah dengan Dewi Saroh binti Maulana Ishaq dan memiliki tiga putra, yakni Raden Umar Said alias Sunan Muria, Dewi Ruqoyah, serta Dewi Sofiyah.
• Profil Sunan Kalijaga, Wali Songo Penyebar Agama Islam di Indonesia
Sunan Kalijaga dianggap sangat berjasa dalam mengembangkan seni wayang purwa atau wayang kulit serta gamelan yang dimanfaatkan sebagai media dakwah Islam.
Di samping itu, beliau juga mengembangkan seni suara, ukir, busana, pahat dan kesusastraan.
Di Masa Majapahit, pertunjukan wayang berkaitan dengan kegiatan keagamaan Hindu-Budha, dan menjadi sarana komunikasi yang efektif dengan masyarakat.
Karena itu, Sunan Kalijaga berdakwah melalui pendekatan seni dan kearifan lokal.
• Biografi Sunan Muria, Wali Songo yang Memilih Tinggal di Pegunungan dan Jauh dari Keramaian Kota
Dalam perkembangannya, Sunan Kalijaga dan anggota Wali Songo lainnya mereformasi seni pertunjukan wayang berdasarkan aturan yang disepakati bersama, diantaranya:
1. Seni Wayang perlu diteruskan dengan perubahan-perubahan sesuai zaman.
2. Bentuk wayang berupa arca-arca harus dirubah
3. Mengubah cerita dewa menjadi cerita yang mengandung jiwa Islam