Pola Hidup Sehat

Bell Palsy Adalah Penyakit ? Gejalanya Serupa dengan Stroke, Bisa Pulih Setelah 6 Bulan

Penderita Bell’s palsy akan mengalami peradangan pada saraf wajah, sehingga otot wajah menjadi lemah dan bentuk wajah menjadi berbeda.

Penulis: Mirna Tribun | Editor: Mirna Tribun
KOLASE TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/ INSTAGRAM
Penyakit Bell Palsy. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Bell’s palsy adalah kelumpuhan pada otot wajah yang menyebabkan salah satu sisi wajah tampak melorot.

Kondisi ini dapat muncul secara tiba-tiba, namun biasanya tidak bersifat permanen.

Kata Bell's Palsy diambil dari nama seorang dokter dari abad 19, Sir Charles Bell, orang pertama yang menjelaskan kondisi ini dan menghubungkan dengan kelainan pada saraf wajah.

Banyak orang menganggap Bell’s palsy sebagai stroke karena gejalanya serupa, yaitu kelumpuhan.

Padahal, kedua penyakit tersebut sebenarnya berbeda.

PREDNISONE Obat Apa? Dapat Sembuhkan Banyak Penyakit, Ini Efek Samping Inflason Prednisone

Gejala Bell’s palsy hanya terbatas pada otot wajah dan sebagian besar penderita dapat pulih sepenuhnya dalam waktu 6 bulan.

Gejala dari Bell’s Palsy dapat timbul satu atau dua minggu setelah mengalami pilek, infeksi telinga atau infeksi pada mata.

Gejala biasanya muncul secara tiba–tiba, dan biasanya hanya memengaruhi satu sisi wajah.

Tetapi walaupun jarang, bell’s palsy dapat terjadi pada kedua sisi wajah.

Gejala bell’s palsy antara lain:

  • Perubahan cepat dari kelemahan ringan hingga total kelumpuhan pada satu sisi wajah, terjadi dalam beberapa jam sampai beberapa hari
  • Wajah terkulai dan kesulitan dalam membuat ekspresi wajah seperti menutup mata, mengerutkan kening atau tersenyum
  • Meneteskan air liur
  • Sakit di sekitar rahang, didalam atau dibelakang telinga pada sisi yang terkena

Darah Disebabkan Penyakit, Darah yang Keluar pada Perempuan Tidak pada Hari-hari Haid dan Nifas

  • Peningkatan sensitivitas terhadap suara pada sisi yang terkena
  • Sakit kepala
  • Penurunan kemampuan dalam mengecap
  • Perubahan jumlah air mata dan air liur yang diproduksi yang menyebabkan mata dan mulut menjadi kering
  • Kesulitan untuk makan dan minum
  • Otot wajah yang berkedut

Penyebab Bell’s Palsy

Penderita Bell’s palsy akan mengalami peradangan pada saraf wajah, sehingga otot wajah menjadi lemah dan bentuk wajah menjadi berbeda.

Kondisi ini diduga terkait dengan infeksi virus atau beberapa penyakit, seperti infeksi telinga bagian tengah dan penyakit diabetes.

Bell’s palsy dapat dialami oleh siapapun, namun lebih sering terjadi pada orang-orang berusia 15 hingga 60 tahun.

INILAH PENYAKIT Organ Reproduksi Pada Wanita dan Pria Hingga Penurunan Sistem Kekebalan Tubuh

Pengobatan Bell's Palsy

Penderita yang mengalami gejala ringan biasanya tidak membutuhkan pengobatan.

Namun penderita dengan gejala lebih parah membutuhkan penanganan guna mempercepat proses kesembuhan dan mencegah komplikasi jangka panjang.

Penanganan Bell’s Palsy biasanya dilakukan adalah pemberian obat berupa:

  • Obat kortikosteroid

Obat kortikosteroid ini dapat meredakan peradangan saraf wajah.

Kortikosteroid akan lebih efektif diberikan jika gejala Bell’s palsy baru terjadi selama beberapa hari. Contoh obat kortikosteroid adalah methylprednisolone.

  • Obat antivirus

Obat antivirus ini diberikan untuk mengatasi infeksi virus yang juga terjadi. Contoh obat antivirus antara lain atau valacyclovir.

  • Obat pereda nyeri

Untuk meredakan nyeri, dokter dapat memberi obat-obatan, seperti paracetamol atau ibuprofen.

Penderita Bell’s palsy ringan umumnya membutuhkan waktu pemulihan antara 2 minggu sampai 6 bulan.

Namun pada beberapa kasus, proses penyembuhan bisa memakan waktu yang lebih lama.

Untuk mempercepat kembalinya fungsi saraf dan otot wajah, ada beberapa perawatan lain yang dapat dilakukan, misalnya fisioterapi.

Selain itu, dokter juga dapat memberikan suntik botox bila penderita yang mengalami ketegangan pada salah satu otot wajah.

KENALI Gejala Penyakit Pneunomonia, Peradangan Paru-paru Ditandai Batuk Berdahak dan Demam

Botox akan disuntikkan langsung pada otot yang tegang tersebut.

Bagi penderita Bell’s palsy yang tidak bisa menutup kelopak mata atau terdapat gangguan pada kelenjar air mata, diperlukan perawatan tambahan guna mencegah mata kering.

Perawatan tersebut dilakukan dengan cara meneteskan obat tetes mata pada siang hari, mengoleskan salep mata pada malam hari, menggunakan pelindung mata atau kacamata, serta menutup kelopak mata dengan perekat saat tidur. (*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved