Disdikbud akan Gelar AN di Semua Tingkatan Satuan Pendidikan, di Kalbar Mulai 20 September 2021
Jadi untuk satuan pendidikan di jenjang SD akan diambil sampling pada siswa kelas V, di SMP kelas VIII, dan SMA/SMK pada kelas XI,
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Meskipun tak menjadi syarat kelulusan siswa, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) akan segera melaksanakan Asesmen Nasional (AN) di semua tingkat satuan pendidikan di Kalbar pasca Ujian Nasional (UN) ditiadakan.
Kepala Disdikbud Kalbar, Sugeng Hariadi, menjelaskan, AN bertujuan memetakan kondisi pendidikan di setiap daerah tanpa menimbulkan konsekuensi bagi individu siswa dan sekolah.
Dikatakan, AN sebagai pengganti UN yang sudah dihapuskan, juga termasuk program Merdeka Belajar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).
“Kalau dulu UN yang nilai adalah individu sehingga menjadi beban bagi pelajar untuk mempersiapkan diri, bahkan jam belajarnya diforsir. Tetapi, setelah dievaluasi kini diganti dengan Asesmen Nasional,” ujar Sugeng saat ditemui di ruang kerjanya, Jumat 17 September 2021.
“Jadi, tidak hanya peserta didik, tapi kepala sekolah dan guru juga mengisi kuesioner. Ini dalam rangka survei lingkungan belajar yang akan dilaksanakan selama dua hari,” imbuhnya.
Sugeng menjelaskan, dalam AN ada beberapa aspek yang akan diujikan termasuk Asesmen Kompetensi Minimun (AKM) numerasi, yang terkait hitungan dan literasi tentang bacaan. Selain itu, ada survei karakter dalam kaitan Pelajar Pancasila.
“Pelajar Pancasila sendiri yang saat ini sedang diprogramkan. Jadi, nanti para siswa akan disurvei karakternya sesuai dengan jenjang pendidikan,” jelasnya.
Sugeng memastikan, AN dilakukan secara nasional, di seluruh jenjang pendidikan dari SD, SMP, SMA/SMK bahkan Paket A, B, C. Ia menjelaskan, AN dilakukan dalam rangka evaluasi kondisi pembelajaran di sekolah.
• Asesmen Nasional Berbasis Komputer, Sekum PGRI Pontianak sebut Tantangan Paling Besar di Daerah 3T
Sekolah maupun Pemda akan mengetahui proses pembelajaran telah sesuai dengan harapan atau tidak. “Jadi dari hasil asesmen nantinya akan dipetakan,” imbuhnya.
Maka dari itu, Sugeng meminta pemerintah kabupaten/kota khususnya di Disdikbud mensukseskan Asesmen Nasional di Kalbar.
Namun, dijelaskan, dalam pelaksanaan AN ini tidak semua siswa diikutsertakan layaknya UN, tapi hanya diambil sesuai pada tingkat pendidikan sebagai sampling di satu sekolah tersebut.
“Jadi untuk satuan pendidikan di jenjang SD akan diambil sampling pada siswa kelas V, di SMP kelas VIII, dan SMA/SMK pada kelas XI,” ungkapnya.
Dijelaskan, nantinya sekolah melaporkan pada Data Pokok Pendidikan (Dapodik) yang akan dipilih secara acak oleh Kemendikbud. Siswa yang terpilih nantinya akan mengikuti survei AN.
Jumlah siswa SD yang akan diambil mengikuti survei sebanyak 30 orang. Adapun jumlah siswa SMP, SMA/SMK dan Paket sebanyak 45 orang sebagai sampel.
“Jadi hanya untuk memetakan dari hasil yang diambil tadi akan diketahui nilai dari siswa maupun isian kepala sekolah dan guru. Sehingga kita tahu raport mutu satuan pendidikan itu bagaimana suasana pembelajaran di sana,” jelasnya.
Selanjutnya, kompetensi siswa baru dipetakan ke depan untuk membenahi perencanaan sekolah supaya bisa meningkatkan mutu yang diharapkan sesuai kurikulum yang telah ditetapkan.
“Jadi sepenuhnya ini tidak akan membebani orangtua. Kalau dulu UN harus les, sekarang hanya untuk survei jadi bisa lebih santai. Karena yang di survei adalah kemampuan minimum membaca, hitungan dan karakter. Saya harap jangan sampai ada beban ketakutan, dan saya harap semua jenjang persiapkan semuanya,” imbuhnya.
Dikataklan, pelaksanaan AN akan berbasis komputer. Namun, diakuinya belum semua satuan pendidikan SD/SMP memenuhi jumlah komputer untuk kebutuhan survei.
“Kami telah bersurat SMA/SMK Se-Kalbar untuk membantu apabila nanti ada SD/SMP yang tidak mempunyai alat yang cukup. Jadi akan diberikan bantuan sehingga bisa dilaksanakan dengan baik di Kalbar,” jelasnya.
[Update Berita Seputar Pendidikan di Kalbar]
Jadwal AN
Sugeng mengatakan, pelaksanaan AN pada masing-masing satuan pendidikan berbeda. Namun, AN akan berlangsung mulai di tingkat SMK dan Paket C, pada 20-23 September 2021. “Nantinya mereka boleh memilih sesi kalau komputernya tidak cukup, karena akan ada dua sesi,” ujarnya.
Selanjutnya, di tingkat SMA pada 27-30 September, SMP dan paket B pada 4-7 Oktober dan SD pada 8-11 November. Lalu, dilanjutkan ada gelombang kedua pada 15-28 November 2021.
“Kenapa SD agak mundur sengaja untuk diberi jarak supaya bisa dibantu alatnya. Jadi untuk Pelaksanaan sudah sesuai jadwal nasional,” katanya.
• Berikut Jadwal Asesmen Nasional Jenjang SD Hingga SMA dan SMK di Kalbar
Ia menjelaskan, alasan siswa dirandom untuk mengikuti survei, sebab jika sekolah yang besar akan ada 12 rombongan belajar, dengan maksimal 36 orang dalam satu kelas. Maka akan ada 432 orang.
“Jadi dari total yang diambil 10 persen sebagai sampel penelitian yang mana dianggap bisa mewakili situasi pendidikan di sekolah tersebut, dan yang akan memotret kemampuan siswa dan ditambah survei situasi pembelajaran,” jelasnya.
Dijelaskan, apabila hasil survei tinggi berarti pelaksanaannya sudah baik. Sebaliknya, kalau masih rendah akan ada yang harus dibenahi nantinya oleh sekolah tersebut. Jadi tidak, dikatakan, maka akan membebani individu dalam rangka meningkatkan mutu sekolah.
“Jadi dari data yang dikirim yang milih adalah pemerintah pusat secara acak. Jadi kita tidak tahu siapa orangnya dengan kemampuan sedang atau tinggi karena benar untuk memotret satuan pendidikan dan sebagai pembanding survei guru dan kepala sekolah yang dilaksanakan bersamaan waktunya,” jelasnya.
Ke depan, dikatakannya akan dilaksanakan secara rutin setiap tahun. Jadi untuk satu angkatan akan disurvei satu kali setahun. Dikatakannya, mengapa di kelas tengah yang diambil karena masih ada satu tahun setengah lagi untuk masa untuk berbenah usai mengetahui hasil survei.
“Jadi karena sudah tahu hasil survei mereka bisa berbenah sehingga selesai sekolah sudah memenuhi standar kompetensi yang telah ditetapkan misalnya untuk kelulusan SMA untuk kemampuan numeresi dan literasinya sudah seperti ini demikian SMP,” ujarnya.
Jadi pihak sekolah, dikatakannya, sudah mengetahui kekurangan di sekolah tersebut yang bisa diperbaiki.
Sehingga, lulusan sesuai dengan yang diminta oleh pemerintah sesuai kompetensi yang diharapkan. “Sehingga anak ini lulus sesuai harapan pemerintah. Terutama pada survei karakter akan ada survei bulying,” ujarnya.
Dijelaskan, melalui survei bulying ini akan terdeteksi ketika ada perbedaan teman di sekolah. Harapannya, sekolah ditekan untuk menghilangkan perundungan. “Salah satu survei dilakukan dalam rangka memberikan rasa aman dan menyenangkan bagi peserta didik,” ucapnya.
Sedangkan untuk bentuk raport, dikatakannya akan tetap seperti yang sebelumnya. Dimana memang untuk penilaian akan imbang sesuai yang diharapkan. Setelah assesmen akan ada raport mutu. Sehingga tahu apa yang bisa dibenahi di sekolah tersebut.
Ia mengatakan, kesiapan AN SMA/ SMK sudap siap 100 persen. Sedangkan, SMP sebagian akan numpang di sekolah lain, begitu juga SD sudah siap tempat untuk tumpangan pada pelaksanaannya.
“Ke depan untuk sosialisasi orangtua menjadi tanggung jawab kita dengan harapan orangtua jangan terbebani kalau anaknya ditunjuk sebagai wakil sekolah pada asesmen tersebut,” jelasnya.
Dikatakannya, melihat kondiri sekolah ketika ada yang berhalangan misalnya seperti di daerah Kalbar yang mungkin masih terkena bencana banjir bisa diadakan tahun depan, tetapi dalam setahun bisa dua kali.
Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono mengakui belum mengetahui secara teknis pelaksanaan AN sebagai pengganti UN. Namun, pihaknya siap mendukung apapun kebijakan yang telah diputuskan pemerintah pusat. “Kita di daerah, apapun kebijakan pemerintah pusat mau tidak mau harus kita ikuti. Kita terpusat soalnya,” kata Wako Edi.