Disdikbud akan Gelar AN di Semua Tingkatan Satuan Pendidikan, di Kalbar Mulai 20 September 2021
Jadi untuk satuan pendidikan di jenjang SD akan diambil sampling pada siswa kelas V, di SMP kelas VIII, dan SMA/SMK pada kelas XI,
Selanjutnya, kompetensi siswa baru dipetakan ke depan untuk membenahi perencanaan sekolah supaya bisa meningkatkan mutu yang diharapkan sesuai kurikulum yang telah ditetapkan.
“Jadi sepenuhnya ini tidak akan membebani orangtua. Kalau dulu UN harus les, sekarang hanya untuk survei jadi bisa lebih santai. Karena yang di survei adalah kemampuan minimum membaca, hitungan dan karakter. Saya harap jangan sampai ada beban ketakutan, dan saya harap semua jenjang persiapkan semuanya,” imbuhnya.
Dikataklan, pelaksanaan AN akan berbasis komputer. Namun, diakuinya belum semua satuan pendidikan SD/SMP memenuhi jumlah komputer untuk kebutuhan survei.
“Kami telah bersurat SMA/SMK Se-Kalbar untuk membantu apabila nanti ada SD/SMP yang tidak mempunyai alat yang cukup. Jadi akan diberikan bantuan sehingga bisa dilaksanakan dengan baik di Kalbar,” jelasnya.
[Update Berita Seputar Pendidikan di Kalbar]
Jadwal AN
Sugeng mengatakan, pelaksanaan AN pada masing-masing satuan pendidikan berbeda. Namun, AN akan berlangsung mulai di tingkat SMK dan Paket C, pada 20-23 September 2021. “Nantinya mereka boleh memilih sesi kalau komputernya tidak cukup, karena akan ada dua sesi,” ujarnya.
Selanjutnya, di tingkat SMA pada 27-30 September, SMP dan paket B pada 4-7 Oktober dan SD pada 8-11 November. Lalu, dilanjutkan ada gelombang kedua pada 15-28 November 2021.
“Kenapa SD agak mundur sengaja untuk diberi jarak supaya bisa dibantu alatnya. Jadi untuk Pelaksanaan sudah sesuai jadwal nasional,” katanya.
• Berikut Jadwal Asesmen Nasional Jenjang SD Hingga SMA dan SMK di Kalbar
Ia menjelaskan, alasan siswa dirandom untuk mengikuti survei, sebab jika sekolah yang besar akan ada 12 rombongan belajar, dengan maksimal 36 orang dalam satu kelas. Maka akan ada 432 orang.
“Jadi dari total yang diambil 10 persen sebagai sampel penelitian yang mana dianggap bisa mewakili situasi pendidikan di sekolah tersebut, dan yang akan memotret kemampuan siswa dan ditambah survei situasi pembelajaran,” jelasnya.
Dijelaskan, apabila hasil survei tinggi berarti pelaksanaannya sudah baik. Sebaliknya, kalau masih rendah akan ada yang harus dibenahi nantinya oleh sekolah tersebut. Jadi tidak, dikatakan, maka akan membebani individu dalam rangka meningkatkan mutu sekolah.
“Jadi dari data yang dikirim yang milih adalah pemerintah pusat secara acak. Jadi kita tidak tahu siapa orangnya dengan kemampuan sedang atau tinggi karena benar untuk memotret satuan pendidikan dan sebagai pembanding survei guru dan kepala sekolah yang dilaksanakan bersamaan waktunya,” jelasnya.
Ke depan, dikatakannya akan dilaksanakan secara rutin setiap tahun. Jadi untuk satu angkatan akan disurvei satu kali setahun. Dikatakannya, mengapa di kelas tengah yang diambil karena masih ada satu tahun setengah lagi untuk masa untuk berbenah usai mengetahui hasil survei.
“Jadi karena sudah tahu hasil survei mereka bisa berbenah sehingga selesai sekolah sudah memenuhi standar kompetensi yang telah ditetapkan misalnya untuk kelulusan SMA untuk kemampuan numeresi dan literasinya sudah seperti ini demikian SMP,” ujarnya.
Jadi pihak sekolah, dikatakannya, sudah mengetahui kekurangan di sekolah tersebut yang bisa diperbaiki.