Dinkes Bentuk Tim Tanggulangi Penyakit Kulit pada WBP Lapas Kelas II B Sintang

Penanggulangan dan pencegahan penyakit menular pada WBP di Lapas Kelas II B Sintang, melibatkan Dinas Kesehatan meliputi Seksi Pelayanan Kesehatan Ruj

Penulis: Agus Pujianto | Editor: Rivaldi Ade Musliadi
TRIBUNPONTIANAK/ISTIMEWA
Tim Dinas Kesehatan Kabupaten Sintang melakukan monitoring dan survey ke Lapas Kelas II B Sintang. Kunjungan tersebut sekaligus untuk melihat langsung Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) yang menderita penyakit kulit. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SINTANG - Dinas Kesehatan Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat, membentuk tim untuk menindaklanjuti hasil survey terhadap Warga Binaan Lapas Kelas II B Sintang, yang menderita penyakit kulit.

Tim Dinas Kesehatan Kabupaten Sintang, yang sudah dibentuk akan berbagi tugas. Mulai dari sosialisasi, edukasi tentang PHBS, hingga pengobatan.

Penanggulangan dan pencegahan penyakit menular pada WBP di Lapas Kelas II B Sintang, melibatkan Dinas Kesehatan meliputi Seksi Pelayanan Kesehatan Rujukan, Seksi Pelayanan Kesehatan Primer, Seksi Pemberantasan Penyakit Menular, Puskemas Tanjung Puri dan juga pelayanan medik RSUD Ade M Djoen Sintang.

"Intinya kami sudah dibentuk tim. Hasil temuan dari Puskemas, rumah sakit dan Dinkes dari hasil monitoring sudah dituangkan dalam berita acara," kata Kepala Seksi Pelayanan Kesehatan Rujukan pada Dinkes Sintang, Azni Firmania kepada Tribun Pontianak, Jumat 17 September 2021.

Pada kamis kemarin, tim Dinas Kesehatan Kabupaten Sintang melakukan monitoring dan survey ke Lapas Kelas II B Sintang. Kunjungan tersebut sekaligus untuk melihat langsung Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) yang menderita penyakit kulit.

Tanggulangi Penyakit Kulit WBP, Lapas Kelas II B Sintang Gandeng Dinas Kesehatan

Tim Dinas Kesehatan Kabupaten Sintang, menemui langsung satu persatu WBP di kamar hunian. WBP yang memiliki gangguan kesehatan, terutama bagi mereka yang terjangkit penyakit kulit didata. Selain itu tim dari dinkes juga menyempatkan untuk melihat kondisi air, dapur dan juga ruangan klinik lapas sintang.

"Hasil temuan terhadap WBP yang menderita penyakit kulit fluktuasi meningkat," ungkap Azni.

Setelah dilakukan analisis terhadap temuan di Lapas, tim akan melakukan sejumlah kegiatan, mulai dari pengobatan, sampai dengan sosialisasi dan edukasi PHBS pada warga binaan.

"Direncanankan ada pengobatan di rumah sakit dan perawtaan bagi kasus yang kronik, dan itu dilakukan secara gratis. Kemarin ada sekitar 20 orang yang memerlukan perhatian dari dokter spesialis kulit. Kemudian kalau untuk penyakit kulit ringan, itu akan dipantau oleh puskemas Tanjung Puri, nanti akan ada MoU dengan Lapas untuk pembinaan," beber Azni.

Selain itu, akan ada tindaklanjut penyuluhan kesehatan dan edukasi yang dilakukan oleh Dinkes dan Puskemas. Rencananya terjadwal satu bulan sekali.

"Intinya, PHBS (Pola hidup bersih dan sehat). Air bersih, hiegenitas. Di lapas banyak penghunknya. Sementara ruanhan kecil. Ada banyak faktornya. Kalau halaman lapas, sangat bersih," katanya.

Sugeng Wigiantoro, Kepala Seksi Pelayanan Medik RSUD Ade M Djoen Sintang, mengatakan berdasarkan survey sementara, dia melihat rata rata hampir setiap kamar ada yang menderita penyakit kulit seperti gatal gatal. Namun ada juga dalam satu kamar tidak ada satupun WBP yang terjangkit penyakit kulit.

”Saya pikir terkait pola makanan dan juga air untuk lapas sintang ini sudah sangat baik, sehingga hipotesis sementara kami bahwa air bukan menjadi penyebab dari gatal-gatal yang dialami WBP Lapas Sintang,” ungkap Sugeng. (*)

(Simak berita terbaru dari Sintang)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved