Guru Pontianak Mendunia

Gagal 118 Kali Tak Menyerah, Guru SMPN 13 Pontianak Raih Penghargaan Dunia dari UNESCO

Sebelum menembus prestasi internasional, ia pernah gagal sebanyak 118 kali saat melamar beasiswa ke luar negeri.

Editor: Syahroni
TRIBUN PONTIANAK/TRI PANDITO WIBOWO
BERI PENJELASAN - Rahmat Putra Yudha, Guru Bahasa Inggris sedang menjelaskan pelajaran dengan siswa dalam kelas di SMP Negeri 13 Pontianak, Kota Pontianak, Senin, 13 Oktober 2025. Rahmat Putra Yudha meraih penghargaan International Creativity in Schools Awards 2025 pada ajang Creativity in Education Summit (CES) yang diselenggarakan oleh Global Institute of Creative Thinking (GIoCT) bekerja sama dengan UNESCO IITE Worldwide Prize Competition di Paris, Prancis. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK – Kisah perjuangan guru Bahasa Inggris SMP Negeri 13 Pontianak, Rahmat Putra Yudha, menjadi inspirasi bagi banyak orang.

Setelah 118 kali ditolak beasiswa, Yudha akhirnya menorehkan prestasi membanggakan di kancah internasional dengan meraih International Creativity in Schools Awards 2025 yang digelar di Paris, Prancis.

Penghargaan tersebut diberikan dalam ajang Creativity in Education Summit (CES) 2025, diselenggarakan oleh Global Institute of Creative Thinking (GIoCT) bekerja sama dengan UNESCO IITE Worldwide Prize Competition, pada 17–18 September 2025.

Yudha menjadi satu-satunya penerima penghargaan dari Indonesia, berkat inovasinya menciptakan media pembelajaran interaktif berbasis Artificial Intelligence (AI) bernama LM Notebook sebuah sistem pembelajaran digital yang memudahkan guru dan siswa berinteraksi secara dinamis dan menarik.

Baca juga: Yudha, Guru Bahasa Inggris Pontianak Sabet Penghargaan Dunia Ajang Creativity in Schools Awards 2025

Dari 118 Kali Gagal, Akhirnya Menjadi Guru Inspiratif Dunia

Rahmat Putra Yudha mengaku, perjalanan menuju titik ini penuh perjuangan dan kegigihan.

Sebelum menembus prestasi internasional, ia pernah gagal sebanyak 118 kali saat melamar beasiswa ke luar negeri.

“Saya cetak semua email penolakan dan tempel di dinding. Itu jadi pengingat bahwa setiap kegagalan adalah bagian dari proses,” kenangnya saat ditemui di SMP Negeri 13 Pontianak, Senin 13 Oktober 2025.

Kegigihannya akhirnya membuahkan hasil.

Pada percobaan ke-119, Yudha lolos seleksi beasiswa pemerintah Indonesia untuk menempuh studi magister di Australia.

Baca juga: GURU Pontianak Mendunia! Kisah Rahmat Putra Yudha Raih Penghargaan dari UNESCO di Paris

Dari pengalaman itu, ia belajar bahwa kegigihan dan keikhlasan adalah kunci kesuksesan.

Inovasi Pembelajaran Berbasis AI yang Diakui Dunia

Karya inovatif Yudha, LM Notebook, menjadi sorotan dunia pendidikan internasional.

Media ini memungkinkan siswa untuk mengunggah materi pelajaran, video, hingga file PDF, kemudian berinteraksi secara langsung dengan sistem AI untuk memahami materi.

"Konsepnya sederhana mempermudah guru dalam mengajar dan mempermudah siswa dalam belajar. Dengan bantuan AI, anak-anak bisa bertanya tanpa malu," jelasnya.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved