TANGIS Pecah! Saat Keluarga Peluk Peti Mati Sertu Anumerta Ambrosius Apri Yudiman di Kampung Halaman

Jenazah Sertu (Anm) Ambrosius tiba di kampung halaman sekitar pukul 10.50 wib. Dari Makodim Sintang, jenazah dibawa menggunakan speadboat selama lebih

Penulis: Agus Pujianto | Editor: Hamdan Darsani
TRIBUNPONTIANAK/Agus Pujianto
Tangis orangtua Sertu Anumerta Ambrosius Apri Yudiman pecah ketika jenazag anaknya baru saja tiba di Gereja Katolik Maria Ratu Rosari Nanga Merakai, Kecamatan Ketungau Tengah, Kabupaten Sintang, Kalbar, Minggu 5 September 2021. Jenazah Sertu (Anm) Ambrosius tiba di kampung halaman sekitar pukul 10.50 wib. Dari Makodim Sintang, jenazah dibawa menggunakan speadboat selama lebih dari tiga jam. 

"Kita di sini hanya melakukan pemakaman secara militer, Karena dia memang putera daerah sini, dan di ketahui Serda Ambrosius tercatat sebagai prajurit TNI AD di Denma Brigif 22/Ota/Manasa, Kodam XIII Merdeka, Provinsi Gorontalo."ungkapnya

Seperti di ketahui Sersan Dua (Serda) Ambrosius Apri Yudiman berasal dari Dusun Kedembak Merakai, Desa Senangan Kecil, Kecamatan Ketungau Tengah Kab Sintang, dia menjadi korban oleh sekelompok orang tak di kenal (OTK) di duga Kelompok Separatis Teroris (KST) menyerang Pos Koramil Kisor di Distrik Aifat Selatan, Kabupaten Maybrat, Papua Barat yang terjadi sekitar pukul 03.00 WIT, Kamis, 2 September 2021 dini hari.Para korban adalah anggota Pos Koramil Kisor, Kampung Kisor, Distrik Aifat Selatan.

Kenalkan Calon Istri

Duka mendalam dirasakan Masius Saulus. Matanya merah. Sembab. Bukan karena kurang tidur, tapi karena menangis memendam duka teramat dalam kehilangan Serda Ambrosius Apri Yudiman yang gugur menjadi korban serangan kelompok sparatis teroris (KST) di Distrik Aifat Selatan, Kabupaten Maybrat, Papua Barat, pada hari Kamis 2 September 2021 dini hari waktu setempat.

"Rasa-rasa ndak terima. Tapi saya sadar, itu resiko tugas dan akhirnya kita berharap beliau sudah tenang di sisi tuhan yang maha kuasa dan sudah menjadi pahlawan," kata Masius, Jumat 3 September 2021.

Serda Ambrosius, merupakan adik sepupu Masius. Prajurit TNI AD yang gugur menjadi korban serangan kelompok sparatis teroris (KST) di Distrik Aifat Selatan, Kabupaten Maybrat, Papua Barat, merupakan putra Kalbar, kelahiran Kecamatan Ketungau Tengah, Kabupaten Sintang.

Meski bukan saudara kandung, Masius menganggap Ambrosius sudah sebagai adiknya sendiri. Begitupun sebaliknya.

"Dia anggap saya sebagai abang yang dituakan," katanya.

Komunikasi keduanya cukup rutin. Ambrosius banyak bercerita banyak hal dengan Masius. Termasuk soal keinginannya pulang ke Sintang untuk merayakan natal bersama keluarga. Dia juga berencana membawa serta kekasihnya, untuk dikenalkan ke orangtuanya di kampung halaman.

"Beberapa hari sebelum kejadian, dia bilang mau pulang ke sintang, merayakan natal bersama. Dia juga bilang mau bawa calon istri dikenalkan ke keluarga," ungkap Masius.

Masius juga mengungkapkan, adik sepupunya itu minta dicarikan rumah di Sintang. Sebab, Ambrosius ingin sekali mengabdikan diri di tanah kelahiran.

"Dia minta carikan rumah juga di sintang. Dia pengen berumah tanagga dan tugas di Sintang. Sejak kecil dia pengen jadi tentara," ujar Masius.

Mewakili keluarga Ambrosius, Masius menyampaikan ucapan terima kasih kepada seluruh pihak yang mendoakan dan membantu proses pemulangan jenazah saudaranya tersebut. Dia pun berharap pemerintah menindaktegas kekejaman kelompok sparatis teroris yang telah menghilangnkan nyawa prajurit TNI.

"Kami berarap pemerintah RI bisa menindak tegas kelompok sparatis ini, jangan sampai kembali terjadi yudi (Ambrosius) yang lain jadi kroban. Kami sebagai keluarga percaya pada pemerintah," tukasnya. (*)

Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved