Kecamatan Ambalau Sudah Merdeka Sinyal, Noveka: Tak Lagi Ketinggalan Informasi
Sebelum ada sinyal, yang pasti susah berkomunikasi dalam urusan pekerjaan. Jika ada pasien darurat, susah untuk konsultasi ke dokter Puskemas
Dia mengaku sangat hafal dengan jalur sungai. Termasuk letak dan celah riam bebatuan mana yang bisa dan tidak bisa dilalui. Menjadi motoris saja sudah dari sejak tahun 2000. Situasi sesulit apapun, pernah ia lalui untuk mengantar tamu yang menyewa jasanya.
Rintangan berbeda ketika kondisi sungai surut. Sebab, aliran sungai terhalang gundukan batu yang tersebar hampir membentang selebar sungai. Sangat sulit melewati celah sempit yang tersisa di antara bebatuan yang bisa dilalui badan perahu.
Sehingga, motoris terpaksa harus menarik, menyeret bahkan mengangkat badan perahunya agar bisa lolos. Dibutuhkan enam sampai sembilan tenaga orang dewasa untuk menarik badan perahu selebar 9 meter tersebut.
Asa Werenfridus Serak, nampaknya sebentar lagi bakal terwujud. Tower BTS di Desa Deme, tahun 2021, sudah diajukan ke pemerintah. Totalnya, ada 12 menara yang diajukan.
“Deme dan Desa Pahangan, tidak masuk daftar tahun ini. Tetapi, karena ada desa lain yang dapat jatah dua kali, maka desa itu kami ajukan relokasi ke deme dan pahangan. Mudah-mudahan bisa relokasi,” kata Nopeka.
“Jika disetujui, maka semua desa di Kecamatan Ambalau terjangkau sinyal. Kecuali, Desa Riam Sabon. “Karena masih satu hamparan dengan Desa Buntut Sabon. Rencana yang kami ajukan tiga desa tersebut sudah terpasang vendor XL. Kemudian tahun ini kami ajukan vendor Terkomsel di Sungai Tambun. Artinya, tiga desa itu ada 2 tower. Begitu juga di ibu kota kecamatan kita ajukan tower XL,” katanya.
[Update Berita Seputar Kabupaten Ketapang]
Tantangan Geografis
Luas wilayah Kabupaten Sintang, sering disandingkan dengan Provinsi Jawa Barat. Ada 14 kecamatan, 16 kelurahan dan 391 desa di kabupaten seluas 21.638 km persegi. Berdasarkan hasil sensus penduduk yang dilakukan oleh BPS pada tahun 2020, jumlah penduduknya mencapai 421.306 jiwa.
Kepadatan penduduk di Kabupaten Sintang adalah 19 jiwa per kilometer persegi. Di Kecamatan Ambalau paling sedikit jumlah penduduknya, hanya 13.259 jiwa.
“Sintang punya 391 desa. Idealnya, satu desa minimal satu tower. Sekarang sudah terbangun 44 tower BTS. Tahun 2021, akan dibangun 163. Tinggal kurangi saja berapa kurangnya sehingga akses optimal. Proses ini perlahan,” kata Kurniawan, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Sintang.
163 tower komunikasi rencananya dibangun di 10 kecamatan, termasuk di Kecamatan Ambalau. Tower ini, prioritas dibangun di daerah tertinggal. Speknya juga beda dengan 44 tower yang dibangun sebelumnya.
“Dulu BTS-USO, sekarang BTS 4G. Sinyalnya jangkauan 2 kilometer, walaupun kadang tidak dapat, tapi dia bisa mengcover desa lain,” kata Kurniawan.
Kurniawan optimis pada tahun 2024 mendatang, Kabupaten Sintang akan mengalami proses tranformasi digital. “Ini kebijakan strategis nasional, Pokoknya fiber home yang ditugasi Bakti Kominfo kami dukung penuh. Mereka juga perlu dukugan semua pihak pelaksanan dari desa dan kecamatan, warga juga, karena penerima mafaat,” katanya.
Geografis menjadi tantangan terbesar dalam pembangunnan infrastruktur telekomunikasi di Kabupaten Sintang. Semua kemungkinan buruk sudah dipersiapkan, asal mendapat dukungan penuh dari masyarakat setempat.
“Kendala di lapangan, medan yang pasti. Karena kontur medang kita yang sulit, terkadang untuk roda empat tidak menjangkau, dua juga tidak bisa. Tapi untuk kita yang paham kondisi ini sudah kita persiapkan, segala kemunginan yang terjadi,” kata Hariyadi, direktur PT SMM, kontraktor pelaksana pembangunan menara BTS.