Praktisi Kesehatan Nilai Memungkinkan Agar Harga Tes Swab Terjangkau untuk Masyarakat
Namun demikian, ia mengatakan penyesuaian harga itu sendiri tentu berdasarkan hasil koordinasi dan komunikasi dari para pengusaha dibidang farmasi.
Penulis: Chris Hamonangan Pery Pardede | Editor: Rivaldi Ade Musliadi
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Praktisi kesehatan, dr. Irwanda Djamil setuju jika ada penyesuaian harga dalam tes swab antigen atau PCR agar terjangkau oleh masyarakat.
Walaupun memang, untuk harga tes sendiri, kata owner Klinik Cahaya Indah Husada ini telah diatur pemerintah.
"Harga untuk tes swab sebenarnyakan sudah diatur oleh Menkes, ada harga jawa dan diluar jawa, setahu saya sejak awal harga rapid anti body juga sudah diatur, begitu juga untuk swab antigen dan PCR dan memang rata-rata sekarang belum ada perubahan," ujarnya.
"Jika daerah untuk penyesuaian harga tentu kembali ke daerah masing-masing, seperti kebijakan wajib PCR untuk masuk ke Kalbar, maka penyesuaian harga sangat mungkin," tambahnya.
Namun demikian, ia mengatakan penyesuaian harga itu sendiri tentu berdasarkan hasil koordinasi dan komunikasi dari para pengusaha dibidang farmasi.
"Namun jika untuk penurunan harga yang drastis, harus ada koordinasi dengan asosiasi pengusaha lab atau farmasi, karenakan ada biaya modal juga yang cukup besar sekitar Rp. 1-2 M, untuk harga reagent saya tidak bisa bicara karena memang bermacam-macam, tinggal kualitasnya yang telah diatur sesuai standar dari Menkes," tuturnya.
• Sukiryanto Minta Harga Tes Swab Diatur Kembali dan Vaksin Tak Jadi Syarat Bepergian
"Saya sebagai praktisi sangat setuju jika harga tes swab terjangkau dan tidak menyulitkan masyarakat, sehingga masyarakat bisa mengakses. Terutama untuk kepentingan komersil," tutupnya.
Diketahui sebelumnya, Anggota Komite IV DPD RI, H Sukiryanto berharap pemerintah dapat mengontrol harga tes swab antigen dan PCR oleh laboratorium yang telah ada.
Menurut pria yang juga Ketua Umum Perkumpulan Merah Putih (PMP) Kalbar ini, baiknya harga tes swab baik antigen ataupun PCR dikontrol agar tidak terlalu tinggi.
Dikatakan Sukir, harga yang dipatok oleh para laboratorium untuk swab sekarang sudah mendapat untung hingga 300-400 persen.
"Saya harap pemerintah dapat mengontrol dan diatur kembali harga-harga tes swab baik antigen dan PCR oleh laboratorium yang ada, harga antigen Rp. 30-35 ribu dan PCR Rp. 225-250 ribu, kalau untung 100 persen wajar, tapi kalau sudah untung 300-400 persen ya bagaimana, kasian masyarakat," katanya.
• Stok Vaksin Menipis di Daerah, Sukiryanto: Jangan Salahkan Kepala Daerah
Selain daripada itu, Ketua Komite IV DPD RI ini juga meminta agar menunjukan tanda sudah vaksin tidak menjadi syarat untuk bepergian dan masuk ke sekolah.
"Harapan kita kepada pemerintah pusat agar jangan vaksin ini jadi syarat untuk masuk sekolah, bepergian hingga untuk administrasi kependudukan, ini akan mempersulit masyarakat," katanya.
Terlebih, kata dia, jumlah masyarakat yang divaksin masih tergolong sangat rendah karena ketersediaan vaksin yang terbatas.
"Kalau vaksin kita sudah 70 persen ya silahkan, ini vaksin kita di Kalbar saja baru 13 persen, Pontianak baru 30 persen, jika distribusi vaksin sudah bagus dari pusat ya silahkan, jika belum saya atas nama lembaga DPD tidak setuju, ini memberatkan sekali," ujar Sukiryanto. (*)
(Simak berita terbaru dari Pontianak)