Breaking News

Prihatin Angka Pernikahan Usia Dini Tinggi, TP PKK Singkawang Lakukan Sosialisasi

Juli menjelaskan Pernikahan Usia Dini berdampak pada kesehatan jasmani dan psikologis. Masalah yang ditimbulkan akibat nikah muda mulai dari masalah k

Penulis: Rizki Kurnia | Editor: Rivaldi Ade Musliadi
TRIBUNPONTIANAK/ISTIMEWA
TP PKK Kota Singkawang sosialisasikan bahanya menikah di usia dini. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SINGKAWANG - Tim Penggerak PKK Kota Singkawang menggelar sosialisasi kepedulian Pencegahan Pernikahan Anak melalui twibbonize bekerjasama dengan Gabungan Organisasi Wanita (GOW) Kota Singkawang serta memberikan pembinaan Pernikahan langsung Pernikahan Usia Dini kepada pengurus dan kader PKK Kelurahan Semelegi, di kantor Kelurahan Semelegi Singkawang Utara, bekerjasama dengan Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana Kota Singkawang.

Menurut penuturan Ketua TP. PKK Kota Singkawang, Juli Wahyuni, sosialisasi tersebut pihaknya gelar sebagai keseriusan dari rasa keprihatinan dengan angka Pernikahan Anak Usia Dini di Provinsi Kalimantan Barat yang menduduki peringkat ke-5 Tingkat Nasional.

Sebagai ketua TP. PKK Kota, Juli merasa terpanggil untuk mengambil upaya agar angka kasus pernikahan anak usia dini khususnya di Kota Singkawang dapat diturunkan.

Juli menjelaskan Pernikahan Usia Dini berdampak pada kesehatan jasmani dan psikologis. Masalah yang ditimbulkan akibat nikah muda mulai dari masalah kesehatan hingga sosial.

Plt Direktur RSUD Abdul Aziz Singkawang Ungkap Kondisi Stok Oksigen Bagi Pasien Masih Aman

"Ada beberapa dampak negatif yang ditimbulkan dari pernikahan dini, dampak tersebut tidak hanya dirasakan oleh pasangan menikah, namun juga bayi yang dilahirkan," terang Juli kepada wartawan, Kamis 5 Agustus 2021.

Tidak hanya itu saja, pernikahan anak usia dini juga berpotensi besar menyebabkan risiko bayi lahir stunting. Bahkan, berbahaya pula pada keselamatan ibu dan bayi pada proses melahirkan.

"Ada hubungan antara usia ibu saat melahirkan dengan angka kelahiran stunting. Semakin muda usia ibu saat persalinan, akan semakin besar berpotensi melahirkan bayi yang stunting. Nikah muda juga meningkatkan risiko kematian ibu dan bayi saat proses melahirkan. Panggul ibu yang sempit karena belum berkembang dengan baik menjadi salah satu faktor kematian pada bayi dan ibu.

Kehamilan pada perempuan usia muda memiliki potensi mengalami robek mulut rahim yang bisa menyebabkan pendarahan.

Kehamilan di bawah usia 20 tahun juga meningkatkan potensi preeklamsia, yaitu meningkatnya tekanan darah hingga kejang saat persalinan. Kondisi ini bisa menyebabkan kematian pada ibu," papar Juli.

Juli menjelaskan bahwa kehamilan di usia dini karena nikah muda menyebabkan perempuan berisiko mengalami osteoporosis.

Singkawang Dapat Bantuan Konsentrator Oksigen dari Presiden, Ini Harapan Wali Kota Tjhai Chui Mie

Penyakit ini menyebabkan tubuh menjadi bungkuk, tulang menjadi rapuh dan mudah patah. Kanker mulut rahim juga bisa muncul akibat pernikahan dini.

Sedangkan dari sisi psikologis Juli mengatakan menikah membutuhkan kesiapan psikologis yang kuat. Pada pernikahan dini, pasangan biasanya belum siap menjalani kehidupan berumahtangga.

Akibatnya, angka perceraian pada pasangan menikah muda sangat tinggi. Hal ini disebabkan oleh pertengkaran yang terus-menerus muncul, dan pasangan nikah muda tidak tahu cara yang tepat untuk menyelesaikannya

Dalam pembinaan tersebut dilaksanakan dengan menerapkan Protokol Kesehatan dan Juli mengimbau kepada masyarakat para pengurus dan kader PKK khususnya untuk bergandeng tangan dengan PKK KOTA Singkawang dan Pemerintah untuk bersama-sama mengedukasi masyarakat, agar Pernikahan Usia Dini dapat dicegah. (*)

(Simak berita terbaru dari Singkawang)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved