Kisah Bocah Isoman Hidup Sebatang Kara usai Ditinggal Kedua Orangtua Meninggal Akibat Covid-19

Vino (10) harus melakukan isolasi mandiri (isoman) setelah kedua orangtuanya meninggal akibat Covid-19.

Editor: Rizky Zulham
Kompas.com/Dok. Margono
Vino, bocah kelas tiga Sekolah Dasar (SD) saat sedang jalani isolasi mandiri di Kampung Linggang Purworejo, Kabupaten Kutai Barat, Kalimantan Timur, Kamis 22 Juli 2021. 

"Makan muntah, makan muntah. Sudah diperiksa medis dan diberi obat tapi enggak kunjung sembuh," tutur Margono dikutip dari Kompas.com, Kamis 22 Juli 2021.

Tambahan Lima Orang Meninggal Dunia Kasus Covid-19 di Mempawah Dalam Dua Hari

Karena tak kunjung sembuh, Kino dilarikan ke rumah sakit pada 11 Juli 2021.

Ia pun menjalani tes swab dan Kino dinyatakan Covid-19.

Namun Kino tak dirawat, dirinya memilih untuk pulang dan isolasi mandiri di rumah.

"Tapi setelah di rumah sakit diperiksa hasil swab positif (Covid-19) tepat 11 Juli. Oleh petugas medis, diberi obat, vitamin, suruh isolasi di rumah," terang Margono.

Setelah Kino dinyatakan positif Covid-19, sang istri, Lina yang hamil 5 bulan menjalani tes swab PCR di Puskesmas.

Lina kemudian diminta untuk isolasi di RS Harapan Insan Sendawar untuk menjaga kesehatan karena ia dalam kondisi hamil.

Tapi saat menjalani perawatan, kondisi Lina yang memiliki riwayat asma terus memburuk.

Sementara suaminya, Kino yang awalnya dirawat di rumah kesehatannya terus menurun hingga dilarikan ke RS.

Sedangkan Vino tetap di rumah karena kategori orang tanpa gejala.

"Di rumah suaminya juga makin drop. Akhirnya dijemput pihak Rumah Sakit Harapan Insan Sendawar biar perawatan di sana," beber Margono.

"Di saat itulah mereka terpisah. Vino di rumah, ayah dan ibunya di rumah sakit hingga meninggal. Ibunya meninggal 19 Juli. Ayahnya 20 Juli," kata Margono.

Margono mengatakan saat kematian ayah dan ibunya, Vino tidak ikut menyaksikan penguburan, karena sedang menjalani isolasi.

"Kami sampaikan ke dia ayah dan ibunya sudah meninggal. Respon dia menangis. Kata dia, kok bisa meninggal, ayah dan ibu kan masih muda," tutur Margono meniru.

"Tapi setelah itu terhibur lagi, banyak keluarga, saudara beri dia makanan, di rumah ramai banyak yang nemani," sambung Margono.

Sumber: Kompas.com
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved