Hasil Survei LSI Ungkap 23,5 Persen Masyarakat Tak Percaya Vaksin Mampu Mencegah Penularan Covid-19
Akan tetapi, ada sekitar 23,5 persen masyarakat yang tidak percaya vaksin mampu mencegah penularan Covid-19.
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Lembaga Survei Indonesia (LSI) merilis temuan terbaru terkait program vaksinasi Covid-19 di Indonesia.
Berdasarkan hasi survei LSI, diketahui bahwa mayoritas masyarakat yang tak percaya vaksin mampu mencegah penularan Covid-19 punya pendidikan rendah dan tinggal di pedesaan.
Direktur Eksekutif LSI, Djayadi Hanan mengatakan ada 1200 responden yang menjadi sample survei yang digelar pada 20-25 Juni 2021 lalu.
Hasilnya, dalam survei itu, dijelaskan mayoritas masyarakat umumnya setuju dengan program vaksinasi nasional.
Akan tetapi, ada sekitar 23,5 persen masyarakat yang tidak percaya vaksin mampu mencegah penularan Covid-19.
• Gubernur Ganjar : Maju Terus Semangat Terus Salam dari Jawa Tengah, I Love You Full
Sementara yang percaya berada di kisaran 68,6 persen dan tidak menjawab 7,9 persen.
"Baru 68,6 persen yang percaya vaksin itu akan mencegah penularan atau mencegah masyarakat tertular dari virus Corona. Ini jadi PR dikampanyekan lebih jauh," kata Direktur Eksekutif LSI Djayadi Hanan dalam paparanya, Minggu 18 Juli 2021.
Menurutnya, mayoritas masyarakat yang tak percaya vaksin mampu mencegah penularan Covid-19 berasal dari kalangan pedesaan.
Menurut Djayadi, angka itu jauh lebih rendah dibandingkan masyarakat perkotaan.
Rinciannya, masyarakat pedesaan yang tidak percaya vaksin dapat mencegah penularan Covid-19 sebesar 30,2 persen.
Sementara yang percaya sebesar 62,8 persen dan tidak tahu 7 persen.
• Gubernur Sutarmidji Minta Maaf Pontianak Masuk Zona Darurat Covid-19
Di sisi lain, masyarakat perkotaan yang tidak percaya vaksin dapat mencegah penularan Covid-19 hanya 16,8 persen.
Sedangkan, yang percaya 74,5 persen dan tidak tahu 8,7 persen.
"Keyakinan kepada kemampuan vaksin untuk mencegah penularan itu lebih rendah di kalangan masyarakat pedesaan. yang tidak percaya itu di kalangan masyarakat pedesaan lebih banyak," ujarnya.
Dari segi pendidikan, kata dia, tingkat kepercayaan vaksin mencegah penularan itu cenderung di kalangan berpendidikan lebih tinggi.