Tesis Ustaz Ubaidullah, Bukti Implementasi Tiga Pilar Da'wah Mohammad Natsir di Kampus ADI Pontianak
Kata beliau, kalau bangsa dan umat masyarakat Indonesia ingin kuat, maka tiga pilar ini mesti kuat, yakni masjid, pesantren dan kampus
Penulis: Chris Hamonangan Pery Pardede | Editor: Try Juliansyah
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Ketua Dewan Da'wah Islam Indonesia Pontianak, Ustaz Ubaidullah Murjani berhasil menambah gelar M.Pdnya setelah menyelesaikan tesisnya di kampus IAIN Kota Pontianak.
Mengangkat tema tiga pilar da'wah Mohammad Natsir menjadi bukti dari Ustaz Ubaidullah Murjani, M.Pd akan implementasi tiga pilar da'wah tersebut di Kampus Akademi Da'wah Islam (ADI) Indonesia Kota Pontianak.
Ubaidullah mengungkapkan jika tiga pilar da'wah Mohammad Natsir merupakan ide besar dalam rangka upaya untuk mempersiapkan pemimpin Indonesia masa depan.
"Kata beliau, kalau bangsa dan umat masyarakat Indonesia ingin kuat, maka tiga pilar ini mesti kuat, yakni masjid, pesantren dan kampus," ujarnya, Sabtu 17 Juli 2021 kepada Tribun.
• Ketua DPRD Kota Pontianak : Perlu Dukungan Bersama Agar PPKM Darurat Tidak Diperpanjang
Dipaparkannya, masjid sebagai institusi pendidikan, sebagai lembaga binaan, pusat pembinaan dan perlindungan, dan markas peradaban yang menyeluruh. Dari masjid lahir para kader terdidik dan terpelajar.
Kemudian pesantren adalah tempat persemaian ulama mutafaqqih fiddin, lahir para ustaz, kyai, ulama yang betul-betul memahami agama mereka.
Sementara kampus, dari sana lahir kader umat yang berbakat, lahir insan ulul albab, intelektual yang muslim dan negarawan, bertanggung jawab terhadap ilmu dan agama mereka.
"Di Kampus Akademi Da'wah Islam (ADI) Indonesia Pontianak dimana saya sebagai pembinanya, disana sudah terintegrasi tentang tiga pilar ini, di ADI Kota Pontianak ada masjid, pesantren dan kampus," ujarnya.
Di Masjid, kata Ubaidullah mereka dikenalkan dengan aktivitas ibadah, mereka menjadi imam, adzan, kultum, khutbah, ceramah, musyawarah dan sebagainya.
Di Pesantren santri ADI juga ada program tahfizul quran, mereka menyetor hafalan, bahkan satu diantara santri ADI dalam hitungan dua bulan bisa hafal beberapa jus.
Di Pesantren ADI Kota Pontianak, dilatih untuk bisa menjadi pribadi yang disiplin, tanggung jawab, sabar dan jujur. Semua waktu dan kegiatan diatur agar bisa disiplin.
Kemudian Kampus dia menerapkan kurikulum nasional dari Dewan Da'wah Islamiyah Indonesia pusat, ada 20 mata kuliah dan 7 sertifikasi selama satu tahun dua semester.
Satu diantara sertifikasi yakni para dai yang akan dikirim ke pedalaman mengikuti pendidikan di ADI Kota Pontianak. Sertifikasinya yakni imam, khatib, fardhu kifayah, dan sejumlah hal lainnya.
Mereka juga diajarkan tentang ilmu kearifan lokal. Memahami kultur masyarakat setempat, sehingga kader ADI adalah yang berasal dari daerah-daerah di Kalbar untuk selanjutnya kembali dikirim berda'wah dikampungnya.
"ADI Kota Pontianak adalah lembaga yang khusus mencetak kader dai, ulama, untuk disiapkan dan proyeksikan berda'wah di pedalaman Kalbar. Setelah selesai, jika mereka ingin melanjutkan sampai jenjang S1 ke STID Muhammad Natsir di Jakarta yang ditanggung beasiswa," katanya. (*)
(Simak berita terbaru dari Kalbar)