KISAH INSPIRATIF Ade Marheni Dewi, Lurah Muda Pontianak Berhasil Kembangkan Kampung Hijau Bang Jago
Ade adalah lulusan IPDN Jatinangor yang memulai perjalanan karirnya menjadi Kasubbag Keuangan dan Perencanaan Kecamatan di tahun 2010, dan kini telah
Penulis: Anggita Putri | Editor: Hamdan Darsani
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Ade Marheni Dewi merupakan lurah muda Kelurahan Tengah Kecamatan Pontianak Kota. Dimana kantor Pemerintahannya terletak di Jalan Cendrawasih, Tengah, Kecamatan Pontianak Kota, Kota Pontianak.
Ade adalah lulusan IPDN Jatinangor yang memulai perjalanan karirnya menjadi Kasubbag Keuangan dan Perencanaan Kecamatan di tahun 2010, dan kini telah menjadi Lurah sejak 2017 sampai sekarang.
Saat ini ia telah menjadi lurah yang memimpin 38 RT dan 9 RW di Kelurahan Tengah Kecamatan Pontianak Kota. Bekerja disaat kondisi normal tentu akan sangat berbeda ketika dihadapkan dengan kondisi sekarang ditengah pandemi Covid-19.
Namun Ade Marheni terus mengajak seluruh masyarakat di kelurahan yang ia pimpin untuk tetap produktif ditengah pandemi, dan terus melakukan inovosi.
• Petani Muda Berkemajuan Sambas, Ajak Pemuda Tumbuhkan Semangat Enterpreneur
Bersama masyarakat, walaupun ditengah pandemi Covid-19, ia melirik kawasan untuk dijadikan kawasan percontohan bagi UMKM disekitarnya yakni di Kampung Hijau Bang Jago di Jalan Merdeka Gang Belibis.
“Karena di daerah tersebut banyak keanekaragaman UMKM yang kita angkat menjadi suatu kawasan yang nantinya bisa dilirik konsumen luar maupun OPD terkait seperti Disperindag dan swasta,”ujarnya kepada Tribun Pontianak, Sabtu 3 Juli 2021.
Dikatannya pada kawasan tersebut terdiri dari dua kawasan yakni RW 7/8. Dimana pada kawasan RW 7 lebih mengembangkan dari sisi pertanian.
(Update Informasi Seputar Kota Pontianak)
“Mereka lebih banyak menanan toga dan olahan toga seperti bunga telang yang dijual dalam bentuk kering atau dalam saset,”ujarnya.
Kampung Hijau Bang Jago menghadirkan beranekaragam UMKM seperti UMKM Ampas Kopi, Kuliner, Bambu, kerajinan tangan yang telah launching 23 Maret 2021 lalu oleh Wako Pontianak.
“Kini Kampung Hijau Bang Jago sudah mulai beraktivitas seperti kulinernya yang cukup trend yakni usaha bingke dan snak lebaran dan jajanan tradisional baik berupa kemasan maupun hammpers,”jelasnya.
Sedangkan untuk UMKM Ampas Kopi juga sudah masuk ke Dekranasda, lalu untuk kerajinan bambu lebih banyak peminat seperti pot bunga kering tema rustic dan lampu.
“Kedepan kita akan bekerjasama dengan KPOTI untuk olahraga baik tradisional untuk mengembangkan kawasan tersebut . Visi kita apa yang sering di mainkan disitu akan dikembangkan lagi,”ujarnya.
KPOTI sendiri merupakan komunitas yang ikut berperan dalam melestarikan Permainan Rakyat dan Olahraga Tradisional Kalbar.
• Kreativitas Dosen Muda Untan Manfaatkan Medsos untuk Pembelajaran Saat Pandemi
Dampak dengan hadirinya Kampung Hijau Bang Jago, dikatakannya kini kawasan tersebut sudah mulai tampak apa saja usaha yang ada disana, dengan begitu ada kesempatan untuk mengembangkan usaha UMKM disana.
“Jadi disitu lengkap kedepannya selain mengembangkan UMKM kita berusaha untuk memunculkan produk ciri khas disitu seperti bunga telang,”ujarnya.
Tak hanya itu saja sekarang ditambah lagi tanaman bambu yang awalnya hanya dalam bentuk hiasan lampu kini hadir bentuk tanaman pot tema Rustic bahkan lemari gantung dan pelaminan.

“Disini saya sebagai pembina pengembangan kawasan karena sebelumnya potensi mereka belum kelihatan seperti jualan bambu hanya lewat online setelah dirangkul, akhirnya di lirik Dekranasda dan lebih dikenal,” ujarnya.
Selain itu , ia juga mempunyai program kawasan kumuh kotaku. Dimana merangkul masyarakat yang ikut aktif berpartisipasi membersihkan saluran drainase secara berkelompok.
“Mereka diberi dana stimulan dan digaji untuk membersihkan drainase. Jadi partisipasi juga timbul sehingga lingkungan jadi bersih dan sehat,”ujarnya.
Dikatakannya walaupun dimaasa pandemi covid- 19 partisipasi masyaraka masih terlihat tinggi. Pada masa pandemi, dimana kantor pemerintah yang ia pimpin telah menerapkan kerja online.
Jadi ketika WFH semua masih bisa bekerja dari rumah dan menyiapkan pelayanan secara online untuk mempermudah masyarakat.
“Di saat pandemi seperti sekarang ini kita sedang kerja online,kita juga menyediakan sarana menggunakan barcode QR Pelayanan,”ujarnya.
• Pemkot Pontianak Tunda Terima CPNS Karena Anggaran Terbatas, Edi Kamtono Pastikan Pelayanan Maksimal
Dengan demikian masyarakat tak perlu kawatir dan bolak balik ketika berkas tidak lengkap, dan cukup gunakan pelayana publik kode QR untuk melihat syarat lengkap pelayanan.
“Sebelumnya kita memberikan buku saku kepada RT dan kini beralih menggunakan Barcode QR. Jadi masyarakat tau syaratnya tdak perlu bolak balik ke kantor, cukup datang sekali, serahkan data dan pulang,” ujarnya.
Ia mengatakan Kelurahan Tengah termasuk Jantung kota, namun masih terdapat satu dua kawasan yang masih perlu untuk diperhatikan. Hal itu lah jadi tantangan karena masih terdapat lingkungan yang mendekati kumuh. Hal itulah jadi tantangan karena sebagian besar masyarakat mendekati kumuh.
“Jadi kita harus berada diposisi tengah dengan tingkat pendidikan dan perekonomian masyaraka yang belum dikatakan cukup. Karena berada di lingkungan mendekati kumuh, tentu masih banyak masyarakat kota yang menengah kebawah,”ujarnya.
Ia mengatakan terus bersama untuk berusaha aktif dan persuasif menyampaikan kepada masyarakat apa yang ada di pemerintah ini.
“Kita mencoba hadir ditengah masyarakat,” ucapnya.
Menjadi seorang pemimpin tentu ada tantangannya, dimana harus bergelut ditengah masyarakat yang mungkin sebagian berpikir belum mampu, tapi ia terus mencoba bagaimana hadir untuk memberikan solusi.
Ketika ditanya antara keluarga dan pekerjaan, ia mengatakan tentu sulit untuk dipisahkan. Dimana keluarga adalah sesuatu yang tidak mungkin dilepaskan.
“Biasanya saya gunakan waktu semaksimal untuk keluarga, ditengah tetap bekerja membeikan pelayanan kepada masyarakat.
Saya berusaha walapun sosok jarang dirumah tapi harus tetap hadir sebagai orangtua yang siap 24 jam,” ujarnya.
Ketika dirumah ia menyempatkan memasak untuk suami dan anak-anaknya. Dikatakannya adapun masakan favorit ketika dirumah seperti olahan mie dan bakso.
• BAHAYAKAN Kesehatan, Jangan Masak Telur dengan 3 Cara Seperti Ini
Selain kesibukannya menjadi lurah, dan mengurus keluarga, ia juga mempunyai hobi yang sampai saat ini terus dilakukannya yakni lari.
“Biasanya untuk hobi disempatkan saat weekend. Biasanya kalau ada waktu setelah pulang kerja saya sempatkan untuk lari di sekitar kelurhan sambil monitoring,”ujarnya.
Bahkan tak sungkan ia berlari dari rumah ke kantor pada hari tertentu dan dilanjutkan memonitoring tempat gotong royong.
Dalam menjalankan tugas suatu inovasi tentu harus dihadirkan. Ia selalu mencari sebuah inovasi program yang bersentuhan langsung dengan masyarakat.
“Hal menarik lainnya dari 38 RT dikelurahan saya yang paling tampak kebersamaaannya adalah gotong royong bsa melihat dan mendengar suara mereka,” pungkasnya. (*)